5.16 Frekuensi Harapan Data Waktu Operasi WC 3
No. Batas Kelas
PXBKB PXBKA Luas
Ei Oi
1 81,20
- 81,97
0,032 0,095
0,063 1,903
3 2
81,98 -
82,74 0,097
0,225 0,128
3,838 7
3 82,75
- 83,52
0,227 0,419
0,192 5,755
2 4
83,53 -
84,30 0,421
0,635 0,214
6,415 6
5 84,31
- 85,07
0,638 0,815
0,177 5,317
3 6
85,08 -
85,85 0,817
0,926 0,109
3,277 9
Pada Tabel 5.16 nilai frekuensi harapan Ei ada yang di bawah 5. Menurut Jerry Banks, nilai minimum Ei harus 5 sehingga dilakukan
penggabungan kelas.
Tabel 5.17. Frekuensi Harapan Data Waktu Operasi WC 3 Setelah Penggabungan Kelas
No. Batas Kelas
PXBKB PXBKA Luas
Ei Oi
Oi- Ei
2
Ei
1 81,20
- 82,74
0,032 0,225
0,193 5,777
10 3,0866
2 82,75
- 83,52
0,227 0,419
0,192 5,755
2 2,4496
3 83,53
- 84,30
0,421 0,635
0,214 6,415
6 0,0269
4 84,31
- 85,85
0,638 0,926
0,288 8,651
12 1,2968
χ2 hitung
6,8598
d. Perhitungan nilai chi hitung dan dibandingkan dengan nilai chi tabel Nilai
χ
2 tabel
χ
2 hitung
9,488 6,859 sehingga terima H bahwa data waktu
operasi WC 3 berdistribusi normal.
Gambar 5.7. Grafik Kepadatan Frekuensi Waktu Proses WC 3
Universitas Sumatera Utara
4. Uji suai distribusi waktu operasi WC 4 a. Pengelompokan data ke dalam kelas
Pada Tabel 5.18 dapat dilihat hasil pengelompokan data waktu operasi WC 4 dalam kelas.
Tabel 5.18. Kelas Data Waktu Operasi WC 4
b. Penentuan hipotesis H
: Data waktu operasi berdistribusi normal H
1
: Data waktu operasi tidak berdistribusi normal c. Perhitungan luas dibawah kurva normal dan nilai frekuensi harapan Ei
Pada Tabel 5.19 dapat dilihat frekuensi harapan data waktu operasi WC 4.
Tabel 5.19 Frekuensi Harapan Data Waktu Operasi WC 4
No. Batas Kelas
PXBKB PXBKA Luas
Ei Oi
1 73,30
- 74,43
0,053 0,141
0,088 2,643
4 2
74,44 -
75,58 0,142
0,298 0,156
4,678 9
3 75,59
- 76,72
0,300 0,506
0,206 6,194
3 4
76,73 -
77,86 0,508
0,713 0,204
6,135 4
5 77,87
- 79,01
0,714 0,866
0,151 4,544
3 6
79,02 -
80,15 0,867
0,951 0,084
2,518 7
Pada Tabel 5.19 nilai frekuensi harapan Ei ada yang di bawah 5. Menurut Jerry Banks, nilai minimum Ei harus 5 sehingga dilakukan
penggabungan kelas.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.20. Frekuensi Harapan Data Waktu Operasi WC 4 Setelah Penggabungan Kelas
No. Batas Kelas
PXBKB PXBKA Luas
Ei Oi
Oi- Ei
2
Ei
1 73,30
- 75,58
0,053 0,298
0,245 7,353
13 4,3365
2 75,59
- 76,72
0,300 0,506
0,206 6,194
3 1,6472
3 76,73
- 77,86
0,508 0,713
0,204 6,135
4 0,7428
4 77,87
- 80,15
0,714 0,951
0,236 7,093
10 1,1913
χ2 hitung
7,9178
d. Perhitungan nilai chi hitung dan dibandingkan dengan nilai chi tabel Nilai
χ
2 tabel
χ
2 hitung
9,488 7,917 sehingga terima H bahwa data waktu
operasi WC 4 berdistribusi normal.
Gambar 5.8. Grafik Kepadatan Frekuensi Waktu Proses WC 4
5. Uji suai distribusi waktu operasi WC 5 a. Pengelompokan data ke dalam kelas
Pada Tabel 5.21 dapat dilihat hasil pengelompokan data waktu operasi WC 5 dalam kelas.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.21. Kelas Data Waktu Operasi WC 5
b. Penentuan hipotesis H
: Data waktu operasi berdistribusi normal H
1
: Data waktu operasi tidak berdistribusi normal c. Perhitungan luas dibawah kurva normal dan nilai frekuensi harapan Ei
Pada Tabel 5.22 dapat dilihat frekuensi harapan data waktu operasi WC 5.
Tabel 5.22 Frekuensi Harapan Data Waktu Operasi WC 5
No. Batas Kelas
PXBKB PXBKA Luas
Ei Oi
1 350,30
- 352,20
0,024 0,090
0,066 1,973
4 2
352,21 -
354,11 0,090
0,241 0,150
4,514 4
3 354,12
- 356,02
0,242 0,474
0,232 6,961
5 4
356,03 -
357,93 0,475
0,717 0,241
7,241 7
5 357,94
- 359,84
0,718 0,887
0,169 5,080
7 6
359,85 -
361,75 0,888
0,968 0,080
2,403 3
Pada Tabel 5.22 nilai frekuensi harapan Ei ada yang di bawah 5. Menurut Jerry Banks, nilai minimum Ei harus 5 sehingga dilakukan
penggabungan kelas.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.23. Frekuensi Harapan Data Waktu Operasi WC 5 Setelah Penggabungan Kelas
No. Batas Kelas
PXBKB PXBKA Luas
Ei Oi
Oi- Ei
2
Ei
1 350,30
- 354,11
0,024 0,241
0,217 6,503
8 0,3444
2 354,12
- 356,02
0,242 0,474
0,232 6,961
5 0,5525
3 356,03
- 357,93
0,475 0,717
0,241 7,241
7 0,0080
4 357,94
- 361,75
0,718 0,968
0,250 7,502
10 0,8317
χ2 hitung
1,7367
d. Perhitungan nilai chi hitung dan dibandingkan dengan nilai chi tabel Nilai
χ
2 tabel
χ
2 hitung
9,488 1,736 sehingga terima H bahwa data waktu
operasi WC 5 berdistribusi normal.
Gambar 5.9. Grafik Kepadatan Frekuensi Waktu Proses WC 5
6. Uji suai distribusi waktu operasi WC 6 a. Pengelompokan data ke dalam kelas
Pada Tabel 5.24 dapat dilihat hasil pengelompokan data waktu operasi WC 6 dalam kelas.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.24. Kelas Data Waktu Operasi WC 6
b. Penentuan hipotesis H
: Data waktu operasi berdistribusi normal H
1
: Data waktu operasi tidak berdistribusi normal c. Perhitungan luas dibawah kurva normal dan nilai frekuensi harapan Ei
Pada Tabel 5.25 dapat dilihat frekuensi harapan data waktu operasi WC 6.
Tabel 5.25 Frekuensi Harapan Data Waktu Operasi WC 6
No. Batas Kelas
PXBKB PXBKA Luas
Ei Oi
1 220,00
- 221,45
0,012 0,064
0,051 1,538
3 2
221,46 -
222,91 0,064
0,212 0,148
4,429 3
3 222,92
- 224,37
0,213 0,470
0,257 7,703
6 4
224,38 -
225,83 0,472
0,742 0,270
8,100 12
5 225,84
- 227,29
0,744 0,915
0,172 5,150
3 6
227,30 -
228,75 0,916
0,982 0,066
1,979 3
Pada Tabel 5.25 nilai frekuensi harapan Ei ada yang di bawah 5. Menurut Jerry Banks, nilai minimum Ei harus 5 sehingga dilakukan
penggabungan kelas.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.26. Frekuensi Harapan Data Waktu Operasi WC 6 Setelah Penggabungan Kelas
No. Batas Kelas
PXBKB PXBKA Luas
Ei Oi
Oi- Ei
2
Ei
1 220,00
- 222,91
0,012 0,212
0,200 5,986
6 0,0000
2 222,92
- 224,37
0,213 0,470
0,257 7,703
6 0,3764
3 224,38
- 225,83
0,472 0,742
0,270 8,100
12 1,8774
4 225,84
- 228,75
0,744 0,982
0,238 7,152
6 0,1856
χ2 hitung
2,4395
d. Perhitungan nilai chi hitung dan dibandingkan dengan nilai chi tabel Nilai
χ
2 tabel
χ
2 hitung
9,488 2,439 sehingga terima H bahwa data waktu
operasi WC 6 berdistribusi normal.
Gambar 5.10. Grafik Kepadatan Frekuensi Waktu Proses WC 6
7. Uji suai distribusi waktu operasi WC 7 a. Pengelompokan data ke dalam kelas
Pada Tabel 5.27 dapat dilihat hasil pengelompokan data waktu operasi WC 7 dalam kelas.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.27. Kelas Data Waktu Operasi WC 7
b. Penentuan hipotesis H
: Data waktu operasi berdistribusi normal H
1
: Data waktu operasi tidak berdistribusi normal c. Perhitungan luas dibawah kurva normal dan nilai frekuensi harapan Ei
Pada Tabel 5.28 dapat dilihat frekuensi harapan data waktu operasi WC 7.
Tabel 5.28 Frekuensi Harapan Data Waktu Operasi WC 7
No. Batas Kelas
PXBKB PXBKA Luas
Ei Oi
1 383,50
- 384,72
0,033 0,123
0,090 2,699
5 2
384,73 -
385,94 0,125
0,316 0,192
5,748 5
3 385,95
- 387,17
0,318 0,580
0,262 7,846
6 4
387,18 -
388,40 0,582
0,811 0,229
6,867 9
5 388,41
- 389,62
0,812 0,941
0,128 3,852
3 6
389,63 -
390,85 0,941
0,987 0,046
1,385 2
Pada Tabel 5.28 nilai frekuensi harapan Ei ada yang di bawah 5. Menurut Jerry Banks, nilai minimum Ei harus 5 sehingga dilakukan
penggabungan kelas.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.29. Frekuensi Harapan Data Waktu Operasi WC 7 Setelah Penggabungan Kelas
No. Batas Kelas
PXBKB PXBKA
Luas Ei
Oi Oi-
Ei
2
Ei
1 383,50
- 385,94
0,033 0,316
0,283 8,481
10 0,2722
2 385,95
- 387,17
0,318 0,580
0,262 7,846
6 0,4345
3 387,18
- 388,40
0,582 0,811
0,229 6,867
9 0,6627
4 388,41
- 390,85
0,812 0,987
0,175 5,256
5 0,0125
χ2 hitung
1,3819
d. Perhitungan nilai chi hitung dan dibandingkan dengan nilai chi tabel Nilai
χ
2 tabel
χ
2 hitung
9,488 1,381 sehingga terima H bahwa data waktu
operasi WC 7 berdistribusi normal.
Gambar 5.11. Grafik Kepadatan Frekuensi Waktu Proses WC 7
8. Uji suai distribusi waktu operasi WC 8 a. Pengelompokan data ke dalam kelas
Pada Tabel 5.30 dapat dilihat hasil pengelompokan data waktu operasi WC 8 dalam kelas.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.30. Kelas Data Waktu Operasi WC 8
b. Penentuan hipotesis H
: Data waktu operasi berdistribusi normal H
1
: Data waktu operasi tidak berdistribusi normal c. Perhitungan luas dibawah kurva normal dan nilai frekuensi harapan Ei
Pada Tabel 5.31 dapat dilihat frekuensi harapan data waktu operasi WC 8.
Tabel 5.31 Frekuensi Harapan Data Waktu Operasi WC 8
No. Batas Kelas
PXBKB PXBKA Luas
Ei Oi
1 81,90
- 83,03
0,027 0,102
0,074 2,234
3 2
83,04 -
84,18 0,103
0,269 0,166
4,991 6
3 84,19
- 85,32
0,271 0,516
0,245 7,356
8 4
85,33 -
86,46 0,519
0,757 0,239
7,155 4
5 86,47
- 87,61
0,759 0,912
0,153 4,593
6 6
87,62 -
88,75 0,913
0,978 0,065
1,945 3
Pada Tabel 5.31 nilai frekuensi harapan Ei ada yang di bawah 5. Menurut Jerry Banks, nilai minimum Ei harus 5 sehingga dilakukan
penggabungan kelas.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.32. Frekuensi Harapan Data Waktu Operasi WC 8 Setelah Penggabungan Kelas
No. Batas Kelas
PXBKB PXBKA
Luas Ei
Oi Oi-
Ei
2
Ei
1 81,90
- 84,18
0,027 0,269
0,242 7,256
9 0,4190
2 84,19
- 85,32
0,271 0,516
0,245 7,356
8 0,0564
3 85,33
- 86,46
0,519 0,757
0,239 7,155
4 1,3913
4 86,47
- 88,75
0,759 0,978
0,219 6,566
9 0,9025
χ2 hitung
2,7692
d. Perhitungan nilai chi hitung dan dibandingkan dengan nilai chi tabel Nilai
χ
2 tabel
χ
2 hitung
9,488 2,769 sehingga terima H bahwa data waktu
operasi WC 8 berdistribusi normal.
Gambar 5.12. Grafik Kepadatan Frekuensi Waktu Proses WC 8
9. Uji suai distribusi waktu operasi WC 9 a. Pengelompokan data ke dalam kelas
Pada Tabel 5.33 dapat dilihat hasil pengelompokan data waktu operasi WC 9 dalam kelas.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.33. Kelas Data Waktu Operasi WC 9
b. Penentuan hipotesis H
: Data waktu operasi berdistribusi normal H
1
: Data waktu operasi tidak berdistribusi normal c. Perhitungan luas dibawah kurva normal dan nilai frekuensi harapan Ei
Pada Tabel 5.34 dapat dilihat frekuensi harapan data waktu operasi WC 9.
Tabel 5.34 Frekuensi Harapan Data Waktu Operasi WC 9
No. Batas Kelas
PXBKB PXBKA Luas
Ei Oi
1 720,50
- 722,17
0,028 0,106
0,078 2,338
4 2
722,18 -
723,84 0,107
0,281 0,174
5,222 5
3 723,85
- 725,52
0,282 0,535
0,253 7,582
6 4
725,53 -
727,20 0,536
0,775 0,239
7,160 9
5 727,21
- 728,87
0,776 0,923
0,147 4,396
3 6
728,88 -
730,55 0,923
0,982 0,059
1,755 3
Pada Tabel 5.34 nilai frekuensi harapan Ei ada yang di bawah 5. Menurut Jerry Banks, nilai minimum Ei harus 5 sehingga dilakukan
penggabungan kelas.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.35. Frekuensi Harapan Data Waktu Operasi WC 9 Setelah Penggabungan Kelas
No. Batas Kelas
PXBKB PXBKA Luas
Ei Oi
Oi- Ei
2
Ei
1 720,50
- 723,84
0,028 0,281
0,253 7,583 9
0,2649 2
723,85 -
725,52 0,282
0,535 0,253 7,582
6 0,3302
3 725,53
- 727,20
0,536 0,775
0,239 7,160 9
0,4731 4
727,21 -
730,55 0,776
0,982 0,206 6,169
6 0,0046
χ2 hitung
1,0728
d. Perhitungan nilai chi hitung dan dibandingkan dengan nilai chi tabel Nilai
χ
2 tabel
χ
2 hitung
9,488 1,072 sehingga terima H bahwa data waktu
operasi WC 9 berdistribusi normal.
Gambar 5.13. Grafik Kepadatan Frekuensi Waktu Proses WC 9
Pada Tabel 5.36 dapat dilihat rekapitulasi hasil pengujian pola distribusi
setiap WC.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.36. Hasil Pengujian Pola Distribusi Waktu Operasi Setiap WC
Stasiun Kerja Pola Distribusi
Parameter
WC 1 Normal
mean = 119,51; stdev = 1,74 WC 2
Normal mean = 36,02; stdev = 1,47
WC 3 Normal
mean = 83,81; stdev = 1,41 WC 4
Normal mean = 76,69; stdev = 2,10
WC 5 Normal
mean = 356,22; stdev = 2,99 WC 6
Normal mean = 224,52; stdev = 2,01
WC 7 Normal
mean = 386,81; stdev = 1,81 WC 8
Normal mean = 85,25; stdev = 1,74
WC 9 Normal
mean = 725,30; stdev = 2,51
5.2.2.5. Model Translation Translasi model bertujuan untuk menerjemahkan sistem ke dalam sebuah
program komputer yang nantinya digunakan untuk menganalisis masalah sistem. Software yang digunakan dalam menerjemahkan sistem lintasan produksi kipas
angin adalah ProModel 7.5 Student Version. Berikut ini adalah tahapan penerjemahan model dengan ProModel 7.5 Student Version.
1. Penentuan Entitas Entitas merupakan segala sesuatu yang akan mengalami pemrosesan dalam
sistem. Entitas dalam sistem lintasan produksi kipas angin adalah tapak stand fan dan kaki karet bawah P1; dinamo, tutup rumah dinamo, dan baut P2;
ring bulat hitam, engsel stand fan, sekrup, dan chasing depan stand fan P3; hasil rakitan P2 dan P3 yaitu chasing depan yang telah dipasang dinamo P4
dan Kipas Angin KP. Penentuan entitas pada ProModel dapat dilihat pada Gambar 5.14.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.14. Penentuan Entitas
2. Penentuan Locations Locations merepresentasikan tempat di dalam sistem di mana entitas dialirkan.
Locations dalam sistem lintasan produksi kipas angin adalah stasiun kerja WC. Setiap stasiun kerja WC dioperasikan oleh satu operator. Penentuan
entitas pada ProModel dapat dilihat pada Gambar 5.15.
Gambar 5.15. Penentuan Locations
Universitas Sumatera Utara
3. Penentuan Processing Processing menjelaskan rute-rute yang entities lalui dalam sistem dan operasi-
operasi yang akan dikenakan pada setiap locations yang dimasuki entities. Penentuan entitas pada ProModel dapat dilihat pada Gambar 5.16.
Gambar 5.16. Penentuan Processing
4. Penentuan Arrivals Arrivals menjelaskan waktu entities yang memasuki sistem. Arrivals
menyajikan informasi seperti jumlah entities baru tiap kedatangan, frekuensi kedatangan, dan total kejadian dari kedatangan. Pada lintasan produksi awal
jumlah entitas yang datang adalah 35 unit sesuai dengan target produksi untuk setiap waktu kedatangan. Waktu kedatangan setiap entitas adalah 7 jam
sekali yang disesuaikan dengan jam kerja. Penentuan entitas pada ProModel dapat dilihat pada Gambar 5.17.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.17. Penentuan Arrivals
Setelah dilakukan penentuan entitas, locations, processing, dan arrivals maka diperoleh translasi model lintasan produksi kipas angin dengan ProModel
7.5 seperti pada Gambar 5.18.
Gambar 5.18. Model Lintasan Produksi Kipas Angin
5.2.2.6. Verified Verifikasi bertujuan untuk memastikan bahwa program komputer yang
telah disusun sesuai dan benar menerjemahkan model konseptual. Salah satu bentuk verifikasi adalah pemeriksaan struktur program terhadap model
konseptual. Berikut ini adalah verifikasi struktur program.
Universitas Sumatera Utara
a. Waktu Kedatangan Part Waktu kedatangan part adalah setiap 7 jam sekali yang merupakan jam
produksi. Pada Gambar 5.17 dapat dilihat pada kolom frekunsi yang berisi 7 jam ditulis 7 hr.
b. Proses Produksi Proses produksi memiliki sembilan stasiun WC dan seperti yang dinyatakan
pada precedence diagram. Setiap WC memiliki masing-masing waktu proses yang telah diuji distribusinya. Dinamo, tutup rumah dinamo, dan baut P2
pada WC 2 dirakit dengan ring bulat hitam, engsel stand fan, sekrup, dan chasing depan stand fan P3 pada WC menghasilkan chasing depan yang telah
dipasang dinamo P4 pada WC 4. Pada akhir proses tapak stand fan dan kaki karet bawah P1 pada WC 1 dibawa ke bagian pengepakan pada WC 9
menjadi Kipas Angin KP. Setiap urutan proses telah diprogram dengan baik sesuai dengan program pemrosesan pada Gambar 5.16.
Berdasarkan kedua pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa struktur program model simulasi sudah disusun telah sesuai atau benar dalam mewujudkan
model konseptual.
5.2.2.7. Validation Validasi model simulasi dilakukan dengan memeriksa akurasi hasil
simulasi
14
. Salah satu cara validasi adalah membandingkan hasil simulasi dengan hasil sistem nyata. Sebelum melakukan validasi dilakukan terlebih dahulu
14
Humala L. Napitupulu, Simulasi Sistem: Pemodelan dan Analisis, USU Press, Medan, 2009, hal 226-227
Universitas Sumatera Utara
penentuan replikasi. Replikasi dilakukan untuk memeriksa kehandalan hasil simulasi. Pada model simulasi ini dilakukan 10 replikasi. Berikut ini adalah hasil
10 kali replikasi dari waktu total operasi yang diperoleh.
Tabel 5.37. Hasil Simulasi Replikasi
Waktu Total Operasi detik
1 1908
2 1908
3 2088
4 1944
5 1908
6 2124
7 1908
8 2016
9 2052
10 1908
Rata-rata 1976,4
Standar Deviasi 85,61
Selanjutnya dilakukan pengujian statistik terhadap jumlah replikasi di atas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah sepuluh replikasi sudah cukup.
a. Replikasi n berjumlah 10 sehingga derajat kebebasan = n-1 = 9 b. Tingkat kepercayaan 95 dan tingkat signifikansi
∝ = 0,05 sehingga pada ∝2 = 0,025 dan t
9, 0,025
= 2,262 c. Rentang nilai kepercayaan hw
hw =
t
n-1,∝2
S √n
=
2,2628 , √10
= 61,239
d. Daerah penerimaan nilai �̅
Batas kendali atas = �̅ + hw = 1976,4 + 61,239= 2037,639
Batas kendali bawah = �̅ - hw = 1976,4 - 61,239= 1915,161
Universitas Sumatera Utara
e. Nilai relatif error d = hw = 61,239 karena nilai rata-rata populasi � tidak
diketahui. f.
Nilai hasil simulasi n’ =
Z
∝2
S d
=
,9 8 ,
, 9
= 7,508
≈ 8 Nilai n’ yang diperoleh sebesar 8 lebih kecil dari n = 10, sehingga jumlah
replikasi 10 telah cukup. Pada penelitian ini dilakukan validasi dengan selang kepercayaan metode
Welch, yaitu membandingkan hasil simulasi dengan data historis sistem nyata.
Tabel 5.38. Perbandingan Waktu dalam Sistem Simulasi dengan Aktual No.
Hasil Simulasi detik
Data Aktual detik
1 1908
1982 2
1908 2022
3 2088
1999 4
1944 1988
5 1908
2091 6
2124 2086
7 1908
2075 8
2016 2021
9 2052
1998 10
1908 1987
Rata-rata 1976,4
2024,839 Standar Deviasi
85,61 43,10
Varians 7329,600
1857,728
Berikut ini adalah tahapan validasi model simulasi. a. H
: �
= �
H
1
: �
≠ � Di mana:
� : Nilai tengah hasil simulasi
� : Nilai tengah data aktual
Universitas Sumatera Utara
b. df =
s1
2
n1 + s2
2
n2
2
s1
2
n1
2
n1-1 +s2
2
n2
2
n2-1
df =
7329,6 10 + 1857,728 10
2
7329,6 10
2
9 + 1857,728 10
2
9
=
13,29 ≈ 14
c.
hw = t
df; α2
√
s1
2
n1
+
s2
2
n2
= t
14;0,025
√
7329,6 10
+
1857,728 10
= 2,145 x 30,311 = 65,017 d. P
[θ
1
- θ
2
-hw≤μ1-μ2 ≤θ
1
- θ
2
+ hw]= 1- α θ
1
- θ
2
-hw≤μ1-μ2 ≤θ
1
- θ
2
+ hw 1976,4 - 2024,839 - 65,017≤μ1-μ2 ≤1976,4 - 2024,839 + 65,017
- 113,455 ≤μ1-μ2 ≤ 16,577
Diperoleh nilai �
- �
berada di dalam titik nol maka H diterima
sehingga model simulasi dinyatakan valid.
5.2.2.8. Experiment Pada tahap ini ditentukan alternatif-alternatif perbaikan model sistem
lintasan produksi kipas angin awal. Penentuan alternatif-alternatif dilakukan dengan aturan dasar penyeimbangan lintasan produksi yaitu split the task dan
share the task
15
. Share the task merupakan pemberian elemen kerja suatu stasiun kerja kepada stasiun kerja di sebelahnya dengan memperhatikan bahwa pemberian
elemen kerja tidak melebihi waktu siklus. Split the task merupakan pembagian stasiun kerja yang memiliki waktu operasi melebihi waktu siklus menjadi dua atau
lebih stasiun kerja. Kedua aturan tersebut dilakukan dengan tetap memperhatikan
15
F. Robert Jacobs and Richard B. Case, Operations and Supply Management: The Core, McGraw-
Hill, New York, 2008, hal 93.
Universitas Sumatera Utara
waktu siklus dan precedence diagram. Berikut ini adalah tahapan pembebanan stasiun kerja:
1. Perhitungan waktu siklus. Waktu siklus = Jam kerja Target produksi
Waktu siklus = 25200 detik 40 unit Waktu siklus = 630 detik
2. Penggambaran precedence diagram. Precedence diagram lintasan produksi kipas angin dapat dilihat pada Gambar 5.3.
3. Penentuan stasiun kerja yang dipecah dalam dua stasiun kerja split the task. Berdasarkan waktu operasi pada Tabel 5.7. dapat dilihat bahwa WC 9 memiliki
waktu operasi terpanjang 860,47 detik yang melebihi waktu siklus. 4. Penentuan elemen kerja yang digabung kepada stasiun kerja di sebelahnya
share the task. Penggabungan elemen-elemen kerja dapat dilakukan sepanjang penggabungan tidak melanggar precedence diagram maupun tidak melebihi
waktu siklus. Berikut ini adalah alternatif-alternatif lintasan produksi kipas angin.
a. Alternatif 1 Pada alternatif 1 WC 9 dipecah menjadi dua stasiun kerja split the task
yaitu WC S dan WC T. Setelah itu digabungkan elemen-elemen kerja atau stasiun kerja share the task yang tidak melanggar precedence diagram dan tidak
melewati waktu siklus. Alternatif 1 lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 5.39.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.39. Alternatif 1
WC Elemen
kerja Waktu Standar
detik Alternatif 1
Waktu Standar
detik
2 A
11,31
WC P 549,30
B 31,24
3 A
35,45 B
39,73 C
23,43 4
A 23,72
B 35,37
C 31,22
5 A
82,63 B
235,2 C
107,78 WC Q
591,29 6
A 150,07
B 8,15
C 106,9
7 A
76,82 B
141,57 C
243,59 WC R
486,51 8
A 101,75
1 A
4,09 B
137,08
9 A
149,37 WC S
491,46 B
131,47 C
24,02 D
82,41 E
104,19 F
106,29 WC T
369,01 G
10,82 H
131,64 I
52,25 J
68,01
Total 2487,57
2487,57
Model simulasi alternatif 1 dapat dilihat pada Gambar 5.19.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.19. Model Lintasan Produksi Alternatif 1
Program model alternatif 1 pada ProModel dapat dilihat pada Gambar 5.20.
Gambar 5.20. Program Alternatif 1
2. Alternatif 2 Pada alternatif 2 WC 9 dipecah menjadi dua stasiun kerja split the task
yaitu WC S dan WC T. Elemen kerja A dan B pada WC 9 digabung pada WC S sedangkan elemen kerja C sampai J menjadi WC T. Setelah itu digabungkan
elemen-elemen kerja atau stasiun kerja share the task yang tidak melanggar precedence diagram dan tidak melewati waktu siklus. Alternatif 2 lebih rinci
dapat dilihat pada Tabel 5.40.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.40. Alternatif 2
WC Elemen
kerja Waktu Standar
detik Alternatif 2
Waktu Standar
detik
2 A
11,31
WC P 314,10
B 31,24
3 A
35,45 B
39,73 C
23,43 4
A 23,72
B 35,37
C 31,22
5 A
82,63 B
235,2 WC Q
493,05 C
107,78 6
A 150,07
B 8,15
WC R 577,03
C 106,9
7 A
76,82 B
141,57 C
243,59 8
A 101,75
WC S 523,76
1 A
4,09 B
137,08
9 A
149,37 B
131,47 C
24,02
WC T 579,63
D 82,41
E 104,19
F 106,29
G 10,82
H 131,64
I 52,25
J 68,01
Total 2487,57
2487,57
Program model alternatif 2 pada ProModel dapat dilihat pada Gambar 5.21.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.21. Program Alternatif 2
3. Alternatif 3 Pada alternatif 3 WC 9 dipecah menjadi dua stasiun kerja split the task
yaitu WC S elemen kerja A-E dan WC T elemen kerja F-J. Setelah itu digabungkan elemen-elemen kerja atau stasiun kerja share the task yang tidak
melanggar precedence diagram dan tidak melewati waktu siklus. Alternatif 3 lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 5.39. Model simulasi alternatif 3 dapat dilihat
pada Gambar 5.22
Tabel 5.41. Alternatif 3
WC Elemen
kerja Waktu Standar
detik Alternatif 3
Waktu Standar
detik
2 A
11,31
WC P 314,10
B 31,24
3 A
35,45 B
39,73 C
23,43 4
A 23,72
B 35,37
C 31,22
5 A
82,63 B
235,2 WC Q
342,98 C
107,78 6
A 150,07
WC R 483,51
B 8,15
C 106,9
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.41. Alternatif 3 Lanjutan
WC Elemen
kerja Waktu Standar
detik Alternatif 3
Waktu Standar
detik
7 A
76,82 B
141,57 C
243,59 WC S
486,51 8
A 101,75
1 A
4,09 B
137,08
9 A
149,37 WC T
491,46 B
131,47 C
24,02 D
82,41 E
104,19 F
106,29 WC U
369,01 G
10,82 H
131,64 I
52,25 J
68,01
Total 2487,57
2487,57
Gambar 5.22. Model Lintasan Produksi Alternatif 3
Program model alternatif 3 pada ProModel dapat dilihat pada Gambar 5.23.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.23. Program Alternatif 3
5.2.2.9. Production Run and Analysis
Setelah model
alternatif lintasan
produksi dibuat
selanjutnya mensimulasikan setiap model alternatif sebanyak sepuluh replikasi. Tingkat
kepercayaan hasil simulasi adalah 95, untuk meninjau batas bawah dan batas atas hasil simulasi. Kemudian hasil simulasi setiap alternatif dianalisis dengan
melihat kriteria yaitu: output, current content, dan average time in operation yang merupakan faktor kinerja lintasan pada ProModel. Berikut ini adalah penjelasan
setiap kriteria: 1. Output merupakan keluaran yang dihasilkan oleh lintasan produksi selama
simulasi. 2. Current content merupakan jumlah entitas yang masih atau belum selesai
dikerjakan setelah simulasi berakhir. 3. Average time in operation merupakan waktu rata-rata penyelesaian kipas
angin. Hasil dan pembahasan simulasi setiap alternatif dapat dilihat pada bab
berikutnya. Pada Gambar 5.24 dapat dilihat tampilan pengaturan dalam menjalankan simulasi.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.24. Pengaturan dalam Menjalankan Simulasi
Universitas Sumatera Utara
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1. Sistem Lintasan Produksi Awal