Berdasarkan Gambar 6.1 terjadi penurunan jumlah entitas yang masih atau belum selesai dikerjakan setelah simulasi berakhir untuk setiap alternatif
dibanding lintasan produksi awal. Current content terendah terdapat pada Alternatif 3 yaitu 1 entitas yang masih belum selesai dikerjakan setelah simulasi
berakhir.
6.4.2. Output
Output merupakan jumlah kipas angin yang dihasilkan lintasan produksi selama tujuh jam kerja. Output rata-rata setiap model simulasi dapat dilihat pada
Gambar 6.2.
Gambar 6.2. Output Setiap Model Simulasi
Pada Gambar 6.2 dapat dilihat bahwa output mengalami peningkatan yang signifikan dibanding lintasan awal. Alternatif 3 merupakan alternatif yang mampu
menghasilkan output terbesar yaitu 50 unithari.
Lintasan Awal
Alternatif 1 Alternatif 2
Alternatif 3 Output unit
33 47
48 50
10 20
30 40
50 60
Ju m
la h
Output
Universitas Sumatera Utara
6.4.3. Average Time in Operation
Average time in operation merupakan waktu rata-rata penyelesaian kipas angin. Pada Gambar 6.3 dapat dilihat rekapitulasi average time in operation setiap
model simulasi.
Gambar 6.3. Average Time in Operation Setiap Model Simulasi
Pada Gambar 6.3 dapat dilihat bahwa average time in operation setiap model simulasi tidak jauh berbeda. Alternatif 3 memiliki average time in
operation terbesar yaitu 34,92 menit atau meningkat 0,01 menit 0,6 detik dari kondisi awal.
6.4.4. Smoothness Index
Smootheness index merupakan ukuran kinerja lintasan yang mengukur penyimpangan distribusi pekerjaan antar stasiun kerja. Semakin kecil nilai
smoothness index semakin baik keseimbangan lintasan produksi. Berdasarkan
Lintasan Awal
Alternatif 1 Alternatif 2
Alternatif 3 Average Time in
Operation Min 34,91
34,91 34,91
34,92 34,50
34,55 34,60
34,65 34,70
34,75 34,80
34,85 34,90
34,95
W a
kt u
Average Time in Operation
Universitas Sumatera Utara
hasil perhitungan sebelumnya diperoleh smoothness index terkecil adalah model alternatif 3.
6.4.5. Jumlah Operator
Jumlah operator ditentukan dari jumlah stasiun kerja WC di mana satu WC terdapat seorang operator. Lintasan produksi awal memiliki 9 WC sehingga
memerlukan 9 operator dan 9 meja kerja. Setelah dilakukan penguraian atau pembagian elemen-elemen kerja, diperoleh penurunan jumlah operator.
Alternatif 1 dan 2 setelah mengalami pembagian elemen-elemen kerja, diperoleh 5 WC sehingga diperlukan hanya 5 operator dan 5 meja kerja.
Sedangkan pada alternatif 3 diperoleh 6 WC sehingga diperlukan 6 operator dan 6 meja kerja.
6.4.6. Kapasitas Produksi