2.9. Safety and Fire Protection
Safety and Fire Protection pada PT. Neo National  telah didukung dengan kegiatan  keselamatan  kerja  yang  dilengkapi  dengan  Alat  Pelindung  Diri  APD
seperti  kacamata,  sarung  tangan,  sepatu  boot,  ear  phone,    dan  masker  dan  untuk mengatasi  bahaya  kebakaran  perusahaan  juga  dilengkapi  dengan  menggunakan
alat pemadam api protector.
2.10.  Limbah
Limbah yang dihasilkan oleh PT. Neo National  dalam proses produksiya relatif  kecil  karena  residu  dari  proses  masih  dapat  digunakan  kembali.  Limbah
yang berasal  dari bagian produksi  yang ada pada umumnya berupa limbah padat yaitu  sisa  pencetakan  yang  berbahan  dasar  plastik,  yang  nantinya  di  cetak
kembali.
BAB III
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan  industri  manufaktur  yang  terus  meningkat  mengakibatkan persaingan  sengit  dalam  memenuhi  permintaan  pelanggan  akan  produk  yang
berkualitas  dan  diterima  tepat  waktu.  Hal  ini  memicu  perusahaan  untuk  mencari berbagai  upaya  agar  tetap  mampu  bersaing.  Salah  satu  upaya  yang  dilakukan
perusahaan  adalah  mengurangi  pemborosan  waste  ataupun  segala  sesuatu  yang tidak  memberi  nilai  tambah  pada  produk.  Salah  satu  jenis  pemborosan  waste
tersebut  adalah  menunggu.  Aktivitas  menunggu  tersebut  dapat  terjadi  karena terdapat  ketidakseimbangan  beban  kerja  antar  stasiun  kerja  pada  suatu  lintasan
produksi.  Kondisi  ini  mengakibatkan  stasiun  kerja  idle,  penumpukan  barang setengah  jadi,  dan  utilitas  stasiun  kerja  yang  rendah.  Oleh  karena  itu,
penyeimbangan  lintasan  kerja  sangat  diperlukan  untuk  mengurangi  aktivitas menunggu sehingga meningkatkan utilitas stasiun kerja dan volume produksi.
PT.  Neo  National  merupakan  perusahaan  yang  memproduksi  peralatan elektronik  kebutuhan  rumah  tangga,  salah  satunya  adalah  kipas  angin  tipe  1651
KP.  Kipas  angin  diproduksi  berdasarkan  serangkaian  kegiatan  operasi  yang disusun  dalam  suatu  lini  perakitan.  Berikut  ini  adalah  serangkaian  proses  dalam
produksi kipas angin.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Urutan Kerja dan Waktu Produksi Kipas Angin Tipe 1651 KP
No. Stasiun Kerja
Stasiun Kerja Pendahulu
Waktu Proses detik
1 Pemasangan tapak bawah
- 120,4
2 Pemasangan dinamo dan tutup rumah dinamo
- 36,2
3 Pemasangan cashing depan dan engsel
- 84,1
4 Pemasangan dinamo pada cashing depan
2,3 74,5
5 Pemasangan cashing tombol, tombol,
penyambungan kabel dan penyolderan 4
357,5 6
Pengujian, pemasangan rumah dinamo, pemasangan stiker, dan pemasangan mur
plastik 5
225 7
Pemasangan cashing belakang 6
388,7 8
Pengujian baling-baling 7
85,3 9
Pengemasan 1,8
726
Total 2097,7
Sumber: Dokumen Instruksi Kerja Kipas Angin PT. Neo National
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat kondisi bottleneck terdapat pada stasiun kerja pengemasan karena memiliki waktu  proses terpanjang  yaitu 726 detik. Hal
ini  menyebabkan  kapasitas  produksi  lintasan  produksi  menjadi  rendah  yaitu sebesar 4,95 unitjam atau 34,65 unithari jika dibandingkan target rata-rata yang
ditetapkan perusahaan adalah 40 unithari. Selain itu, diperoleh smoothness index lintasan produksi di atas sebesar 1609,39, yang mana smoothness index yang baik
adalah  mendekati  nol.  Oleh  karena  itu,  pembagian  elemen  kerja  pada  lintasan produksi masih belum baik.
Masalah  penyeimbangan  lintasan  pada  umumnya  mampu  diselesaikan dengan  metode  heuristik  dan  analitik  matematis.  Namun,  solusi  alternatif  yang
ditawarkan  metode  heuristik  dan  analitik  tidak  mampu  memprediksi  atau menganalisis  kinerja  solusi  tersebut  jika  diterapkan  pada  kondisi  aktual.  Hal  ini
dikarenakan metode heuristik dan analitik tidak melibatkan faktor-faktor  tertentu
Universitas Sumatera Utara
dalam  sistem  lintasan  produksi  nyata  salah  satunya  adalah  sistem  antrian, variabilitas  waktu,  dan  lain  sebagainya.    Oleh  sebab  itu,  diperlukan  pendekatan
simulasi karena mampu mengimitasi perilaku sistem lintasan produksi nyata yang senantiasa  berubah  atau  dinamis  sehingga  alternatif-alternatif  solusi  dapat
dianalisis  kinerjanya  tanpa  harus  menunggu  diterapkan  terlebih  dahulu  pada sistem  nyata  Ashkan  Hafezalkotob,  dkk,  2013.  Oleh  karena  itu,  metode
penyeimbangan  lintasan  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  pendekatan simulasi.
Penelitian  mengenai  keseimbangan  lintasan  dengan  pendekatan  simulasi sangat  pesat.  Salah  satunya  adalah  penelitian  dengan  judul  “Balancing  of
Production  Line  Using  Discrete  Event  Simulation  Model ”  Elena  Iuliana,  dkk,
2014.  Pada  penelitian  ini  simulasi  diterapkan  dalam  memodelkan  dan mensimulasikan  lintasan  produksi  car  headrest  dengan  software  Delmia  Quest.
Pada  penelitian  ini  tidak  hanya  waktu  operasi  saja  yang  dilibatkan,  tetapi  juga waktu  kerusakan.  Penelitian  ini  bertujuan  menentukan  lokasi-lokasi  bottleneck
dan  menawarkan  alternatif  perbaikan  kinerja  lintasan  produksi  berdasarkan ukuran  produktivitas  lintasan  produksi.  Model  yang  diperoleh  dari  adalah  model
dengan perubahan urutan elemen kerja antar stasiun kerja dan penambahan sebuah stasiun  kerja  baru  pada  lokasi  bottleneck.  Hasil  dari  penelitian  ini  adalah
peningkatan produktivitas lintasan produksi sebesar 30.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Perumusan Masalah