6. Arrivals Arrivals menjelaskan waktu entities yang memasuki sistem. Arrivals
menyajikan informasi seperti: jumlah entities baru tiap kedatangan, frekuensi kedatangan, dan total kejadian dari kedatangan.
Gambar 3.8. Tampilan Arrivals
3.8. Studi Waktu Kerja
12
Pengukuran waktu adalah teknik pengukuran kerja untuk mencatat jangka waktu dan perbandingan kerja mengenai unsur pekerjaan tertentu yang
dilaksanakan dalam keadaan tertentu pula, serta untuk menganalisa keterangan tersebut sehingga diperoleh waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
tersebut pada tingkat prestasi tertentu. Secara garis besar, teknik pengukuran waktu kerja dapat dibagi kedalam
dua bagian, yaitu: 1. Pengukuran waktu secara langsung, yaitu pengukuran waktu yang dilakukan
secara langsung di tempat pekerjaan yang diukur dijalankan. Yang termasuk pengukuran waktu secara langsung adalah cara pengukuran kerja dengan
menggunakan jam henti stopwatch time study dan sampling kerja work sampling.
12
Sutalaksana, Iftikar J., John H. Tjakraatmadja, Ruhana Anggawisastra, TeknikTata Cara Kerja,
Bandung, Departement Teknik Industri – ITB, 1979, hal 117
Universitas Sumatera Utara
2. Pengukuran waktu kerja secara tidak langsung, yaitu pengukuran waktu yang dilakukan tanpa harus berada di tempat pekerjaan yang sedang diamati.
Aktivitas yang dilakukan hanya melakukan perhitungan waktu kerja dengan membaca tabel-tabel waktu yang tersedia.
3.9. Stopwatch Time Study
Pengukuran waktu kerja dengan jam henti diperkenalkan pertama kali oleh F. W. Taylor sekitar abad 19 yang lalu. Metode ini sangat baik diaplikasikan
untuk pekerjaan –pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-ulang
repetitive. Pengukuran kerja ini dimulai dengan pengambilan sejumlah pengamatan kerja dengan stop watch untuk setiap elemen kegiatan, menetapkan
rating factor dan allowance dari kegiatan yang dilakukan operator, melakukan uji keseragaman data dan kecukupan data. Penelitian ini menggunakan tingkat
kepercayaan 95 dan tingkat ketelitian 5 dalam melakukan pengujian keseragaman data dan kecukupan data.
3.9.1. Pengujian Keseragaman dan Kecukupan Data
Pengujian keseragaman data merupakan langkah statistik yang dilakukan terhadap suatu range untuk mengetahui jumlah data yang berada dalam batas in
control dan out of control. Berikut ini adalah perhitungan Batas Kontrol Atas BKA dan Batas Kontrol Bawah BKB.
BKA = �̅ + ks
BKB = �̅ – ks
Universitas Sumatera Utara
Di mana: = rata-rata
s = standar deviasi
k = harga indeks yang besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan
BKA = batas kendali atas BKB = batas kendali bawah
Pengujian kecukupan data adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah data pengamatan yang telah diambil cukup untuk diolah atau
belum. Rumus untuk menghitung kecukupan data adalah sebagai berikut:
N =
[ ks√N∑ X
i 2
n i-1
- ∑ X
i n
i-1 2
∑ X
i n
i-1
]
2
Dimana: �
′
: Jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan �
: Data hasil pengukuran
s
: Tingkat ketelitian yang dikehendaki k
: Harga indeks tingkat kepercayaan Setelah mendapatkan nilai N’ maka dapat diambil kesimpulan apabila
N’N maka data dianggap cukup dan tidak perlu dilakukan pengambilan data kembali, tetapi apabila N’N maka data belum mencukupi dan perlu dilakukan
pengambilan data lagi.
Universitas Sumatera Utara
3.9.2. Penentuan Rating Factor
Penentuan rating factor dalam penelitian ini menggunakan metode Westinghouse berdasarkan 4 faktor yang menentukan kewajaran atau
ketidakwajaran dalam bekerja. Adapun 4 faktor tersebut antara lain: 1. Keterampilan skill, didefinisikan sebagai kemampuan mengikuti cara kerja
yang ditetapkan. 2. Usaha effort, adalah kesungguhan yang ditunjukkan atau yang diberikan
operator ketika melakukan pekerjaannya. 3. Kondisi kerja condition, adalah kondisi fisik lingkungannya seperti keadaan
pencahayaan, suhu, dan kebisingan ruangan. Kondisi kerja merupakan sesuatu di luar operator yang diterima apa adanya oleh operator tanpa banyak
kemampuan mengubahnya. 4. Konsistensi consistency, adalah keseragaman hasil pengukuran yang
diperoleh selama operator bekerja. Selama ini masih dalam batas-batas kewajaran masalah tidak timbul, tetapi jika variabilitasnya tinggi maka hal
tersebut harus diperhatikan.
3.9.3. Penentuan Allowance
Kelonggaran allowance diberikan kepada tiga hal yaitu untuk kebutuhan pribadi, melepaskan kelelahan dan hambatan yang tidak dapat dihindarkan.
Berikut ini tiga kebutuhan pribadi dalam menentukan allowance:
1. Kelonggaran waktu untuk kebutuhan pribadi personal allowance
Universitas Sumatera Utara
Kebutuhan pribadi adalah hal-hal sepeti minum sekedarnya untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan teman
sekedarnya untuk menghilangkan ketegangan ataupun kejenuhan sewaktu bekerja.
2. Kelonggaran waktu untuk melepaskan lelah fatigue allowance Salah satu cara untuk menentukan besarnya kelonggaran ini adalah dengan
melakukan pengamatan sepanjang hari kerja dan mencatat pada saat-saat dimana hasil produksi menurun.
3. Kelonggaran waktu karena keterlambatan-keterlambatan delay allowance Beberapa contoh dalam hambatan-hambatan tak terhindarkan adalah menerima
atau meminta petunjuk kepada pengawas, melakukan penyesuaian-penyesuaian mesin, mengasah alat potong, mengambil alat-alat atau bahan-bahan khusus
dari gudang dan lain sebagainya. Besarnya hambatan seperti itu sangat bervariasi sehingga perlu diberikan sedikit kelonggaran bagi operator.
3.9.4. Perhitungan Waktu Standar
Waktu baku adalah waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja normal untuk bekerja secara wajar dalam sistem kerja yang terbaik untuk saat itu. Pekerja
normal berarti pekerja dengan kemampuan rata-rata dibanding dengan pekerja lainnya dengan beban kerja yang sejenis. Berikut ini adalah rumus perhitungan
waktu standar. Waktu standar = Waktu Normal x
100 100 - Allowance
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Mei 2015 di PT. Neo National yang bergerak dalam bidang produksi peralatan elektronik rumah tangga, salah satunya kipas
angin. Perusahaan ini berlokasi di Jalan M.G. Manurung No.98 Medan Amplas.
4.2. Jenis Penelitian
13
Jenis penelitian ini adalah action research yang merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mendapatkan temuan-temuan praktis atau keperluan dalam pengambilan keputusan operasional
.
4.3. Objek Penelitian
Objek penelitian yang diamati adalah aktivitas-aktivitas yang menyusun lini perakitan kipas angin di lantai produksi.
4.4. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir menjelaskan hubungan logis antar faktor yang telah diidentifikasi yang menjadi dasar dalam menganalisis masalah. Kerangka berpikir
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.
13
Sukaria Sinulingga, Metode Penelitian, USU Press, Medan, 2011, hal 25.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1. Kerangka Berpikir
Waktu proses merupakan waktu yang dibutuhkan setiap stasiun kerja dalam menyelesaikan sejumlah elemen kerja di dalam stasiun kerja yang
dikerjakan oleh seorang operator. Waktu proses, elemen kerja, dan operator dalam disusun membentuk suatu lintasan produksi. Waktu proses, elemen kerja, dan
jumlah operator merupakan input dalam penyeimbangan lintasan produksi. Penyeimbangan lintasan produksi dilakukan dengan alokasi elemen-elemen kerja.
Setelah dilakukan penyeimbangan lintasan produksi, kinerja lintasan produksi ditinjau dari kapasitas produksi dan jumlah produk yang diperoleh dibandingkan
dengan target produksi yang ditetapkan.
4.5. Rancangan Penelitian