7
asetil  dari  kitin  ber eaksi  dengan  α-asam  amino  terutama  tirosin,  dan  protein
kutikular akan membentuk kompleks stabil namun mudah terdisosiasi setelah pH berubah.  Kitin  dapat  dianggap  sebagai  basa  lemah,  oleh  karena  itu  dapat
mengalami reaksi netralisasi sebagai senyawa  yang bersifat alkali. Keistimewaan sifat  kitin  adalah  berasal  dari  alam,  biodegradable,  biokompatibel,  tidak  toksik,
struktur  molekulnya  dapat  dimodifikasi.  Sifat-sifat  istimewa  inilah  menjadi pendorong untuk digunakan dalam industri  yaitu modifikasi sehingga  biopolimer
ini digunakan sebagai bahan yang multi guna Taranathan dan Kittur, 2003 Reaksi  modifikasi  pada  kitin  pada  umumnya  sulit  dilakukan  karena
kurangnya  kelarutan.  Reaksi  pada  kondisi  heterogen  menimbulkan  beberapa permasalahan  termasuk  tingkat  reaksi  yang  rendah,  kesulitan  dalam  substitusi
regioselektif,  ketidakseragaman  struktur  produk  dan  degradasi  parsial  yang disebabkan kondisi reaksinya yang kuat Kaban, 2007.
2.1.2 Kitosan
Kitosan  adalah  polisakarida  alam  yang  diperoleh  dari  deasetilasi  kitin.  Jika sebagian besar gugus asetil pada kitin disubstitusikan oleh atom hidrogen menjadi
gugus  amino  dengan  penambahan  larutan  basa  kuat  berkonsentrasi  tinggi, hasilnya  dinamakan  kitosan  atau  kitin  terdeasetilasi.  Kitosan  mempunyai  rumus
umum  C
6
H
9
NO
3 n
atau  disebut  sebagai  poli    1-4  2-amino-2-deoksi-D- glikopiranosa  gambar  2.3.  Kitin  bukan  merupakan  senyawa  tunggal  tetapi
merupakan  kelompok  yang  terdeasetilasi  sebagian  dengan  derajat  polimerisasi yang berbeda. Kitin dan kitosan adalah nama untuk dua kelompok senyawa yang
dibatasi dengan stokiomeri. Derajat deasetilasi biasanya bervariasi antara 8-15, tetapi  tergantung  pada  sumber  yang  digunakan  untuk  memperoleh  kitin    dan
metode  yang  digunakan  untuk  isolasi  dan  pemurnian.  Kitosan  adalah  kitin  yang terdeasetilasi  sebanyak  mungkin    dengan  derajat  deasetilasi  antara  50-70
Bastman, 1989.
Universitas Sumatera Utara
8
O O
O O
O H
H
2
C OH
NH
2
H HO
H H
H H
2
C OH
H HO
NH
2
H H
H
n
H
Gambar 2.3 Poli 1-4 2-amino-2-deoksi-D-glikopiranosa Bastman, 1989
Pada  umumnya  polisakarida  alami  seperti  selulosa,  dekstran,  pektin, alginat,  agar-agar, bersifat  netral atau sedikit  asam,  sedangkan kitin  dan   kitosan
bersifat basa  Kumar, 2000. Kitosan adalah padatan amorf putih yang tidak larut dalam alkali dan asam mineral kecuali pada keadaan tertentu. Kitosan merupakan
molekul  polimer  yang  mempunyai  berat  molekul  tinggi.  Kitosan  dengan  berat molekul  tinggi  didapati  mempunyai  viskositas    yang  baik  dalam  suasana  asam
Onsoyen and Skaugruad, 1990. Kitosan  larut  pada  kebanyakan  larutan  asam  organik  seperti  asam  asetat,
asam piruvat, dan asam formiat pada pH sekitar 4 tetapi tidak larut dalam pelarut air, aseton dan alkohol. Dalam asam mineral pekat seperti HCl dan  HNO
3
kitosan larut pada konsentrasi 0,15-1,1 tetapi tidak larut pada konsentrasi 10. Kitosan
tidak larut dalam H
2
SO
4
pada berbagai konsentrasi, sedangkan dalam H
3
PO
4
tidak larut  pada  konsentrasi  1  sementara  pada  konsentrasi  0,1  sedikit  larut.
Kelarutan  kitosan  dipengaruhi  oleh  bobot  molekul,  derajat  deasetilasi,  dan  rotasi spesifiknya  yang  beragam  bergantung  pada  sumber  dan  metode  isolasi    serta
transformasinya Sugita dkk, 2009 Kitosan  dapat  membentuk  gel  dalam  N-  metilmorpholin  N-oksida  yang
digunakan dalam formulasi pelepasan obat terkendali. Kandungan nitrogen dalam kitin  berkisar  5-8  tergantung  pada  tingkat  deasetilasi  sedangkan  nitrogen  pada
kitosan  kebanyakan  dalam  bentuk  gugus  amin,  maka  kitosan  dapat  bereaksi melalui    gugus  amin  dalam  pembentukan  N-asilasi  dalam  reaksi  Schiff,
merupakan reaksi yang penting Kumar, 2000 Kitosan  sangat  berpotensi  untuk  dijadikan  sebagai  bahan  anti  bakteri
didasarkan  pada  interaksi  awal  antara  kitosan  dan  bakteri  yang  bersifat
Universitas Sumatera Utara
9
elektrostatik.  Kitosan  memiliki  gugus  fungsional  amina  -NH
2
yang  bermuatan positif  sangat  kuat,  sehingga  dapat  berikatan  dengan  dinding  sel  bakteri  yang
relatif bermuatan negatif. Ikatan ini mungkin terjadi pada bagian elektronegatif di permukaan  dinding  sel  bakteri,  selain  itu  gugus  amina  -NH
2
pada  kitosan memiliki  pasangan  elektron  bebas  sehingga  dapat  menarik  mineral  Ca
2+
yang terdapat  pada  dinding  sel  bakteri  dengan  membentuk  ikatan  kovalen  koordinasi.
Interaksi  inilah  yang  menyebabkan  perubahan  permeabilitas  dinding  sel  dari bakteri  sehingga  terjadi  ketidak  seimbangan  tekanan  internal  sel  dan
menyebabkan  kebocoran  elektrolit intraseluler.  N-piridinilmetil  kitosan
merupakan  salah  satu  turunan  kitosan  yang  memiliki  aktivitas  bakterisida kuarterner  yang  disintesis  dengan  kitosan  dan  3-piridinkarboksialdehid  dalam  1-
metil-2-pirolidon Sajomsang dan Gonil, 2010. Trimetil  kitosan  merupakan  turunan  kitosan  kuarterner  yang  permanen,
dimana dapat larut dengan kelarutan tinggi pada rentang pH yang luas Martins et. al, 2012
2.1.3 Kegunaan Kitin dan Kitosan