Karakter Jokowi yang berjiwa muda

sehingga ketika melihat pemerintah yang sederhana, masyarakat mengeneralisasikan bahwa pemerintah yang baik adalah pemerintah yang sederhana. Hal ini senada dengan yang dikataka Foucault bahwa kekuasaan membentuk wacana yang dipahami sebagai suatu pengetahuan dan kebenaran oleh khalayak.

3.4.3 Karakter Jokowi yang berjiwa muda

Pemuda memiliki peran dan funsi yang strategis dalam akselerasi pembangunan termasuk dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemuda merupakan aktor dalam pembangunan. Baik buruknya suatu negara dilihat dari kualitas pemudanya, karena generasi muda adalah penerus dan pewaris bangsa. Pemuda memiliki semangat yang kuat dalam membangun bangsa dan negara, memiliki kepribadian yang tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa saing, memiliki kemampuan memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global. Pemuda juga berfungsi sebagai agen perubahan, kekuatan moral dan kontrol sosial yang sangat berguna bagi masyarakat. Oleh sebab itulah, dari data video yang penulis analisis, Jokowi merepresentasikan dirinya sebagai kaum muda lewat berbagai aktivitas politiknya selama masa kampanye. Jokowi telah berusia 55 tahun, namun ia selalu menunjukkan bahwa dia merupakan seorang tokoh muda terkhusus saat masa kampanye pemilihan presiden 2014. Dari analisis video yang penulis lakukan, terdapat beberapa aktivitas politik Jokowi semasa kampanye yang sengaja dilakukan untuk menunjukkan sisi kepemudaannya. Aktivitas politik Jokowi Universitas Sumatera Utara tersebut ada yang dalam bentuk simbol, perkataan ataupun dalam bentuk tindakan Jokowi yang mencoba menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia adalah seorang yang muda. Simbol muda yang Jokowi tunjukkan ialah lewat penampilan Jokowi. Jokowi menunjukkan kepemudaannya lewat baju kotak-kotak yang ia kerap gunakan. Hal ini dapat dilihat dari kutipan teks video berikut : Jadi ini adalah baju kita nanti sampe 9 juli, Jokowi kotak-kotak, pak JK putih. Memang ini berbeda kan, karna emang kami ini saling melengkapi, Pak JK berpengalaman, yang disini muda Dari kutipan teks tersebut, Jokowi mengatakan bahwa dia adalah seorang yang muda. Berdasarkan makna konotasi yang telah penulis analisis melalui semiotika Barthes, makna baju kotak-kotak Jokowi selain menggambarkan keanekaragaman bangsa Indonesia tetapi juga bermakna sebagai representasi anak muda. Selain baju kotak-kotak, Jokowi juga menunjukkan kepemudaannya lewat sepatu yang ia kenakan. Jokowi kerap sekali memakai sepatu yang sering dipakai oleh pemuda. Selain dari penampilan Jokowi, ia juga menjukkan sisi kepemudaannya lewat pernyataan yang ia sampaikan di beberapa aktivitas politiknya. Salah satunya pada saat Jokowi berpidato di hari terakhir kampanye di Gelora Bung Karno. Hal ini dapat dilihat dari kutipan teks video berikut : Buat generasi muda adik-adik saya, kalian adalah pemilik masa depan indonesia, ijinkan kakak mu ini mengajak kalian semua untuk menentukan arah Indonesia. Universitas Sumatera Utara Dari kata-kata yang diucapkan Jokowi, ia menempatkan dirinya menjadi seorang yang muda. Ia melakukan pendekatan emosional kepada seluruh pemuda melalui kata-kata yang ia ucapkan seolah-olah punya hubungan yang dekat. Selain dari perkataan, Jokowi juga menunjukkan kepemudaannya lewat tindakannya yang selalu semangat seperti layaknya seorang muda yang cepat dan gesit. Hal ini ditunjukkan melalui caranya menaiki panggung dengan berlari, salah satunya saat menuju panggung konser salam dua jari di Gelora Bung karno. Berikut narasi wawancara dari acara Mata Najwa : Najwa : sampai berlari-lari lagi, ingat gak sih? Pak Jokowi sempat berlari-lari waktu itu Jokowi : ya lari-lari, karna kan panggungnya panjang kalo jalan-jalan kan ada yang nunggu kelamaan. Semangat muda dan kegesitan Jokowi juga ditunjukkan dalam perkataannya saat diwawancarai mengenai sepatunya. Hal ini dapat dilihat kutipan teks berikut : Najwa : Dan cukup pede di pake di debat calon presiden republik Indonesia cukup pede memakai sepatu harga 200 ribu ya? Jokowi : Ya bedanya apasih, sama saja, pake lari juga cepat juga. Dari hal diatas Jokowi mencoba menunjukkan kegesitannya dapat mengatasi permasalahan, sehingga dia perlu memakai sepatu yang cocok untuk dibawa menyelesaikan masalah itu dengan cepat. Dari berbagai simbol, pernyataan dan tindakan ala kepemudaan, Jokowi telah berhasil membentuk sebuah wacana baru mengenai elit politik di Indonesia. Wacana yang ia bangun ialah bahwa pemerintah harus berjiwa muda sehingga lebih semangat dan tangguh dalam menyelesaikan persoalan. Wacana pemimpin Universitas Sumatera Utara muda ini telah mengubah pola pikir masyarakat. Jokowi dengan kuasa yang ia miliki telah merepresentasikan dirinya sebagai kaum muda dan hal itu dengan mudah menggiring masyarakat untuk memandang bahwa pemimpin yang baik itu adalah kaum muda. Hal ini juga sejalan dengan yang dikemukakan Foucault bahwa kekuasaan dapat memilih dan mendukung wacana tertentu, sehingga wacana tertentu menjadi dominan dan wacana lainnya terpinggirkan. Oleh sebab itu, konsep pemimpin muda telah membentuk wacana dominan ditengah-tengah masyarakat. Wacana pemimpin muda dimaksudkan agar masyarakat Indonesia menyadari bahwa perlu adanya kaum muda sebagai pemimpin sehingga semangat muda yang ia miliki mendatangkan perubahan yang lebih cepat. Hal ini senada dengan yang dikatakan Foucault bahwa ciri utama wacana adalah kemampuan untuk menjadi suatu himpunan wacana yang berfungsi berfungsi membentuk dan melestarikan hubungan-hubungan kekuasaan dalam suatu masyarakat. 75 Terdapat dua konsekuensi dari wacana dominan seperti yang penulis sebut sebelumnya, yakni pertama, wacana memberikan arahan bagaimana suatu objek harus dibaca dan dipahami. Pandangan yang lebih luas menjadi terhalang, karena ia memberikan pilihan yang tersedia dan siap pakai. Pandangan dibatasi hanya dalam batas-batas struktur diskursif tersebut, tidak dengan yang lain. Kedua, struktur diskursif yang tercipta atas suatu objek tidaklah berarti kebenaran. Batas- batas yang tercipta tersebut bukan hanya membatasi pandangan kita, tetapi juga 75 Ibid, Hal. 76. Universitas Sumatera Utara menyebabkan wacana lain yang tidak dominan menjadi terpinggirkan. 76 Oleh sebab itu, penggiringan khalayak terhadap pemimpin muda sebagai pemimpin yang memiliki semangat perubahan, mengakibatkan wacana-wacana lainnya tidak tersampaikan, misalnya pemimpin yang sudah tidak muda lagi lebih memiliki pengalaman dan bertindak hati-hati dengan mempertimbangkan segala resiko yang akan terjadi. Namun wacana pemimpin muda ini bukan berarti dikatakan salah dan wacana yang terpinggirkan benar. Akan tetapi, dengan wacana dominan yang diangkat oleh Jokowi akan membatasi pandangan khalayak sehingga ketika melihat pemimpin yang muda maka itulah pemimpin yang ideal. Hal ini tidah jauh dari analisis Foucault bahwa kekuasaan membentuk wacana yang dipahami sebagai suatu pengetahuan dan kebenaran oleh khalayak. Dari ketiga wacana yang dibangun oleh Jokowi, tidak serta merta Jokowi hanya menunjukkan pribadinya yang merakyat, sederhana dan berjiwa muda, namun dia tetap menunjukkan bahwa dia mampu memimpin bangsa Indonesia melalui potensi yang ia miliki. Sekalipun ia mencoba merubah wajah pemimpin di Indonesia melalui dirinya, namun ada hal-hal yang tetap ia pertahankan dan ia dapat menyesuaikan dengan kondisi-kondisi politik yang ada. Jokowi mengatakan bahwa sekalipun ia terlihat sederhana dan lemah, bukan berarti dia tidak bisa memimpin dengan tegas, tangguh dan mampu 76 Ibid, Hal. 77. Universitas Sumatera Utara bertarung dengan lawan-lawan politiknya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan teks video berikut ini : Ya kalo sudah ditetapkan seperti ini, saya itu petarung, jangan ada yang mikir saya itu lembek Saya petarung Di samping hal tersebut, dalam hal berpakaian Jokowi juga dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Misalnya seperti kutipan teks video berikut ini: Maap, tadi saya berangkat juga hampir klaru, saya sudah berangkat pake kotak-kotak, sudah naik mobil, di telpon mba Rini tadi, mas, pake jas saja biar beda gitu. Ternyata saya masuk kesini tadi banyak yang pangling. Ya kan biasanya orang mau apa sering saya pake putih, sering pake kotak-kotak dan sering media menyampaikan pada saya wajah saya wajah kampung wajah ndeso, tapi ga papa yang penting otaknya internasional. Berdasarkan pernyataan diatas bahwa Jokowi tidak hanya membangun citra dirinya yang berbeda dari yang lain, namun dia tetap menjadi seorang pemimpin yang professional.

3.5 Dekonstruksi Wacana Elite Politik Kharismatik di Indonesia