Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas

84 Pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0.277 dan diatas nilai signifiksn 0,05 atau 5, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel residual berdistribusi normal.

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknnya gejala multikolinearitas pada data dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance value dan Varians Inflation factor VIF. Dengan kriteria sebagai berikut : 1. Apabila VIF 5 maka diduga mempunyai persoalan Multikolinearitas. 2. Apabila VIF dari 5 maka tidak terdapat Multikolinearitas. 3. Apabila tolerance 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas 4. Apabila tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas. Tabel 4.9 Uji Nilai Tolerance dan VIF Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 12.874 3.383 3.805 .001 Beban Kerja -.067 .119 .094 2.564 .017 .776 1.288 Lingkungan Kerja .235 .084 .466 3.799 .008 .776 1.288 a. Dependent Variable: Kinerja Sumber :Hasil pengolahan SPSS 2016 Pada Tabel 4.9 terlihat bahwa nilai tolerance semua variabel bebas adalah lebih besar dari nilai ketetapan 0,1 dan nilai VIF semua variabel bebas adalah Universitas Sumatera Utara 85 lebih kecil dari nilai ketetapan 5. Oleh karna itu, data dalam penelitian ini dikatakan tidak mengalami masalah multikolinearitas.

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual antara satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendekati ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu : a. Pendekatan Grafik Gambar 4.4 Scatterplot Heteroskedastisitas Scatteerplot Devendent Variable : Kinerja Sumber :Hasil pengolahan SPSS 2016 Berdasarkan Gambar 4.4 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi Universitas Sumatera Utara 86 layak dipakai untuk memprediksi kinerja berdasarkan masukan variabel beban kerja dan lingkungan kerja. b. Uji Glesjer Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen.Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Tabel 4.10 Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .658 2.434 .270 .789 Beban Kerja .109 .086 .241 1.269 .213 Lingkungan Kerja -.057 .060 -.179 -.941 .353 a. Dependent Variable: Absut Sumber :Hasil pengolahan SPSS 2016 Pada Tabel 4.10 terlihat variabel independen beban kerja dan lingkungan kerja yang tidak signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolute Ut absUt.Hal ini terlihat dari probabilitas beban kerja 0.213dan lingkungan kerja 0.353 diatas tingkat signifikansi 5 0.05, jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda