22
metode kerja yang dipakai. Adanya perubahan metode kerja yang dirasakan lebih baik akan membantu penyelesaian tugas juga menjadi motivasi bagi
pekerja. 6 Afiliasi, yaitu dorongan untuk berhubungan dengan orang-orang atas dasar
sosial. Keterbukaan orang-orang yang berada di lingkungan kerja yang memungkinkan hubungan antar pribadi dapat berjalan dengan baik, saling
membantu masalah pribadi akan menjadi motivasi yang positif dari pekerja.
2.1.3. Kepemimpinan
Masalah kepemimpinan merupakan hal yang sangat luas dan menyangkut bidang yang sangat luas dan memainkan peran yang sangat penting dalam bidang
pemasaran, pendidikan, industri, organisasi sosial bahkan dalam kehidupan sehari- hari. Dalam setiap masyarakat timbul dua kelompok yang berbeda peranan
sosialnya, yaitu yang memimpin sebagai golongan kecil yang terpilih dan kelompok yang dipimpin adalah orang kebanyakan. Tanpa adanya seorang
pemimpin maka tujuan organisasi yang dibuat tidak akan ada artinya karena tidak ada orang yang bertindak sebagai penyatu terhadap berbagai kepentingan yang
ada. Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk memberikan wawasan
sehingga orang lain ingin mencapainya. Pemimpin yang baik memberikan pengalaman, keterampilan dan sikap pribadinya untuk membangkitkan semangat
pada tim kerja. Pemimpin yang efektif mampu memberikan pengarahan terhadap usaha semua pegawai dalam mencapai tujuan organisasi. DuBrin 2005: 3
mengemukakan bahwa kepemimpinan itu adalah upaya memengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, cara memengaruhi orang
Universitas Sumatera Utara
23
dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau merespons dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan dinamis penting
yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan, kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara
bawahan agar tujuan organisasional dapat tercapai. Siagian 2002: 62 mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk
memengaruhi orang lain para bawahannya sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu mungkin
tidak disenanginya. Siagian 2002: 66 mengemukakan bahwa peranan pemimpin atau kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan ada tiga bentuk yaitu
peranan yang bersifat interpersonal, peranan yang bersifat informasional dan peranan pengambilan keputusan.
Maksud dari peranan yang bersifat interpersonal dalam organisasi adalah bahwa seorang pemimpin dalam perusahaan atau organisasi merupakan simbol
akan keberadaan organisasi, seorang pemimpin bertanggung jawab untuk memotivasi dan memberikan arahan kepada bawahan, dan seorang pemimpin
mempunyai peran sebagai penghubung. Peranan yang bersifat informasional mengandung arti bahwa seorang pemimpin dalam organisasi mempunyai peran
sebagai pemberi, penerima dan penganalisa informasi. Sedangkan peranan pemimpin dalam pengambilan keputusan mempunyai arti bahwa pemimpin
mempunyai peran sebagai penentu kebijakan yang akan diambil berupa strategi- strategi bisnis yang mampu untuk mengembangkan inovasi, mengambil peluang
atau kesempatan, bernegosiasi dan menjalankan usaha dengan konsisten. Luthans 1995 mengemukakan bahwa peran kepemimpinan dalam organisasi adalah
Universitas Sumatera Utara
24
sebagai pengatur visi, motivator, penganalis, dan penguasaan pekerjaan. Yasin 2001: 6 mengemukakan bahwa keberhasilan kegiatan usaha pengembangan
organisasi, sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepemimpinan atau pengelolanya dan komitmen pimpinan puncak organisasi untuk investasi energi
yang diperlukan maupun usaha-usaha pribadi pimpinan. Tika 2006: 64 mengemukakan bahwa ada sembilan peranan kepemimpinan seseorang dalam
organisasi yaitu pemimpin sebagai perencana, pemimpin sebagai pembuat kebijakan, pemimpin sebagai ahli, pemimpin sebagai pelaksana, pemimpin
sebagai pengendali, pemimpin sebagai pemberi hadiah atau hukuman, pemimpin sebagai teladan dan lambang atau simbol, pemimpin sebagai tempat menimpakan
segala kesalahan dan pemimpin sebagai pengganti peran anggota lain. Setiap pemimpin mempunyai gaya yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Definisi gaya kepemimpinan menurut Thoha 2007 adalah norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut berusaha
memengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Sedangkan menurut Winardi 2000, gaya kepemimpinan adalah sebuah pendekatan yang digunakan
untuk memahami suksesnya kepemimpinan, dalam hubungannya di mana pusat perhatian ditujukan pada yang dilakukan oleh pemimpin. Menurut Hopwood
1976, ada beberapa tipe kepemimpinan yang dapat dijadikan indikator yang dapat mengukur gaya manajemen yaitu:
1 Gaya parsitipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang menempatkan pimpinan selalu berada di tengah-tengah para bawahan sehingga ia terlibat dan
berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
25
2 Gaya pengasuh, yaitu gaya kepemimpinan yang bersifat kebapakan. Pemimpin dengan gaya seperti ini bertindak sebagai seorang bapak yang selalu
melindungi bawahannya dalam batas-batas yang wajar. 3 Gaya otoriter, yaitu gaya kepemimpinan yang menempatkan kekuasaan
ditangan satu orang. 4 Gaya birokrasi, yaitu gaya kepemimpinan yang menempatkan peraturan
organisasi sebagai orientasi dalam pelaksanaan tugas. 5 Gaya yang berorientasi pada tugas, yaitu gaya kepemimpinan yang
memandang bahwa pelaksanaan tugas adalah yang paling utama dalam suatu organisasi. Pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan seperti ini akan
berupaya untuk bekerja sesuai target dan tepat waktu, meskipun dalam kondisi yang sulit.
2.1.4. Budaya Organisasi