77
untuk dijalankan oleh keduanya, sehingga pria bertindak sebagai suami dan seorang wanita bertindak sebagai istri dengan sebagaimana mestinya.
4.7.2. Penyesuaian Bahasa
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dengan individu atau masyarakat yang dimana dilakukan individu dalam menyesesuaikan dirinya
dengan lingkungannya. Komunikasi merupakan modal pokok dalam mengelola keluarga.
Komunikasi yang baik antar anggota keluarga akan menimbulkan koordinasi yang positif. Kalau sudah bisa menjadikan anggota keluarga sebagai bentuk organisasi
yang saling bersinergi bekerja sama setiap saat perlu adanya koordinasi saling mengingatkan dan menasehati dalam operasionalnya. Hal ini terjadi padakeluarga
beda 88 etnis yang tinggal dan menetap di Desa Tengah Kecamatan Pancur batu.Seperti apa yang telah dikatakan oleh pakar komunikasi kebudayaan yaitu
Samovar dan Porter dalam Lubis2012:1 bahwa hubungan antar budaya sangat penting untuk memahami komunikasi antar budaya khususnya pada pasangan
Amalgamasi, di dalam keluarga yang dibangun dengan latar belakang budaya yang berbeda akan tercipta suatu komunikasi antar budaya pula karena hal itu
mempengaruhi bahasa di dalam keluarga untuk belajar dan menyesesuaikan dirinya berkomunikasi dengan pasangannya yang memiliki bahasa dari budaya
yang berbeda. Penyesuaian Bahasa yang dilakukan oleh pasangan Amalgamasi di Desa Tengah, tentunya memerlukan cara sendiri bagi individu yang memiliki
perbedaan budaya dalam menyesesuaikan dirinya kepada pasangannya dan kerabatkeluarga lainnya. Berikut wawancara dengan salah satu informan yang
Universitas Sumatera Utara
78
berAmalgamasi dalam penyesesuaian dirinya dalam Bahasa yang sering digunakan pasangannya:
“ saya memang bukan orang karo, tapi kerna istri saya itu orang karo dan saya tinggal diwilayah karo, saya pelan pelan
menyesesuaikanlah cara cakap ke orang sini, kadang pakai Bahasa Indonesia, kadang saya campur-campur dengan Bahasa karo sitik-
sitik hehehe” Muhammad Nazir, September 2016.
Hal yang serupa juga disampaikan informan ini: “kalok aku dulu dek, mau cakap pun segan sama mertua, kerna
mertuaku ga tau dia Bahasa Indonesia, mau ngomong pun susah, jadi takut salam paham aku pun udah lama tinggal disini lama-
lama bisa lah kumengerti Bahasa karo, walaupun masih susah aku kalo balas orang ngomong, tapi aku ngertilah aku yang
dibilangnya” Modesta Rumapae, September 2016
Berdasarkan wawancara dengan informan di atas yang merupakan Etnis pendatang di desa Tengah yang menikah dengan Etnis Karo di desa ini, proses
penyesuaian Bahasa yang dilakukan oleh pak Muhammad Nazir dengan Ibu Modesta Rumapae yang beretnis Batak dan Melayu ini di dalam keluarganya,
demi tercipta suatu kesesuaian dan dapat diterima dengan baik oleh pasangannya, keluarganya, maupun lingkungannya.
4.7.3. Penyesuaian Prilaku