Bukan Tenaga Kesehatan Dukun Beranak Pengertian Bidan

Menurut Supartini 2004 diharapkan setiap ibu hamil memanfaatkan petugas kesehatan seperti dokter, bidan dan perawat dalam pertolongan persalinan. Dengan memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan, ibu akan mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan prinsip bebas kuman dan prosedur standar pelayanan. Jika ditemui adanya komplikasi dalam persalinan, ibu akan mendapatkan pertolongan yang tepat Supartini, 2004.

2.5 Bukan Tenaga Kesehatan Dukun Beranak

Tenaga yang sejak dahulu kala sampai sekarang memegang peranan penting dalam pelayanan persalinan adalah dukun bayi dukun beranak, dukun bersalin. Dalam lingkungannya, dukun bayi merupakan tenaga terpercaya Hemiati, 2007. Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat, pada umumnya seorang wanita yang dapat kepercayaan serta memiliki keterampilan menolong persalinan secara tradisional, dan memperoleh keterampilan tersebut dengan secara turun temurun belajar secara praktis atau cara lain yang menjurus kearah peningkatan keterampilan tersebut serta melalui petugas kesehatan Wikjhosastro, 2007. Anggapan dan kepercayaan masyarakat terhadap keterampilan dukun beranak berkaitan pula dengan sistim nilai budaya masyarakat sehingga dukun bayi pada umumnya diperlakukan sebagai tokoh masyarakat potensi sumber daya manusia. Pengetahuan tentang fisiologi dan patologi dalam kehamilan, persalinan serta nifas sangat terbatas, sehingga bila timbul komplikasi ia tidak mampu mengatasinya, bahkan tidak mampu untuk menyadari arti dan akibatnya Prawirohardjo,2009. Universitas Sumatera Utara Hasil studi yang dilakukan Balitbang Kes 2006 menyatakan bahwa kemampuantenaga non profesional atau dukun bayi masih kurang, khususnya yang berkaitan dengan tanda-tanda bahaya, resiko kehamilan dan persalinan serta rujukannya. Menurut Suprapto, dkk 2003, kurangnya pengetahuan dukun bayi dalam mengenal komplikasi yang mungkin timbul dalam persalinan dan penanganan komplikasi yang tidak tepat akan meningkatkan resiko kematian pada ibu bersalin. Sedangkan dari hasil penelitian Zalbawi 2006 dikatakan bahwa alasan ibu memilih dukun bayi dalam persalinan karena pelayanan yang diberikan lebih sesuai dengan sistem sosial budaya yang ada, mereka sudah dikenal lama karena berasal dari daerah sekitarnya dan pembayaran biaya persalinan dapat diberikan dalam bentuk barang Zalbawi, 2006.

2.6 Pengertian Bidan

Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program Pendidikan Bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktik kebidanan di negeri itu. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan dan masa pasca persalinan post partum period , memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir Soepardan, 2008. Seseorang yang telah menyelesaikan program Pendidikan Bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktik Universitas Sumatera Utara kebidanan di negeri itu. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan dan masa pasca persalinan post partum period , memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak. Dengan memperhatikan aspek sosial budaya dan kondisi masyarakat Indonesia, maka Ikatan Bidan Indonesia IBI menetapkan bahwa bidan Indonesia adalah: seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan Soepardan, 2008. Penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan atau asuhan kebidanan kepada klien dengan pendekatan manajemen kebidanan. Profesi kebidanan secara nasional diakui dalam Undang – Undang maupun peraturan pemerintah Indonesia yang merupakan salah satu tenaga pelayanan kesehatan professional dan secara internasional diakui oleh International Confederation of Midwives ICM, FIGO dan WHO Soepardan, 2008.

2.7 Dukun Bayi

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ibu Hamil Trimester III yang Mengalami Anemia dalam Memilih Penolong Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Tahun 2013

1 56 149

Faktor yang Memengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas XIII Koto Kampar I Kabupaten Kampar Tahun 2014

0 0 17

Faktor yang Memengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas XIII Koto Kampar I Kabupaten Kampar Tahun 2014

0 0 2

Faktor yang Memengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas XIII Koto Kampar I Kabupaten Kampar Tahun 2014

0 0 9

Faktor yang Memengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas XIII Koto Kampar I Kabupaten Kampar Tahun 2014

0 0 22

Faktor yang Memengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas XIII Koto Kampar I Kabupaten Kampar Tahun 2014

0 2 5

Faktor yang Memengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas XIII Koto Kampar I Kabupaten Kampar Tahun 2014

0 0 19

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persalinan (Partus) - Analisis Faktor Determinan yang Memengaruhi Ibu dalam Memilih Penolong Persalinan di Puskesmas XIII Kota Kampar I Kabupaten Kampar Tahun 2013

0 0 20

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Faktor Determinan yang Memengaruhi Ibu dalam Memilih Penolong Persalinan di Puskesmas XIII Kota Kampar I Kabupaten Kampar Tahun 2013

0 0 10

ANALISIS FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI IBU DALAM MEMILIH PENOLONG PERSALINAN DI PUSKESMAS XIII KOTO KAMPAR I KABUPATEN KAMPAR TAHUN 2013 TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2

0 0 17