memilih tenaga kesehatan dan 24 ibu 64,9 memilih dukun bayi.
Tabel 4.15 Hubungan Keterjangkauan dengan Pemilihan Penolong Persalinan di Puskesmas XIII Koto Kampar I Kecamatan Kampar Riau
Tahun 2013
Keterjangkauan Pemilihan Penolong
Persalinan Jumlah
p Tenaga
Kesehatan Dukun Bayi
χ2 n
n n
Terjangkau 27
79,4 7
20,6 34
100,0 0,001 14,121
Tidak terjangkau 13
35,1 24
64,9 37
100,0
4.8 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemilihan Penolong Persalinan
Pada Tabel 4.16 dari segi pelayanan didapatkan dari 33 ibu yang didukung keluarga, ada 25 ibu 75,8 memilih penolong persalinan dengan tenaga kesehatan
dan 8 ibu 24,2 memilih dukun bayi. 38 ibu yang tidak didukung keluarga ada 15 ibu 39,5 memilih penolong persalinan tenaga kesehatan dan 23 ibu 60,5
memilih dukun bayi. Hasil uji analisis menunjukkan ada hubungan antara dukungan keluarga ibu dengan pemilihan penolong persalinan dengan nilai p = 0,002, secara
jelas dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.16 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemilihan Penolong
Persalinan di Puskesmas XIII Koto Kampar I Kecamatan Kampar Riau Tahun 2013
Dukungan Keluarga
Pemilihan Penolong Persalinan Jumlah
p Tenaga
Kesehatan Dukun Bayi
χ2 n
n n
Mendukung 25
75,8 8
24,2 33
100,0 0,002
9,453 Tidak
15 39,5
23 60,5
38 100,0
Universitas Sumatera Utara
mendukung
4.9 Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Pendidikan, Status Ekonomi, Keterjangkauan dan Dukungan Keluarga terhadap Pemilihan Penolong
Persalinan
Analisis multivariat dalam penelitian ini menggunakan uji regresi logistik ganda yaitu salah satu pendekatan model matematis untuk menganalisis pengaruh
beberapa variabel independen terhadap variabel dependen kategorik yang bersifat dikotomi atau binary. Variabel yang dimasukkan dalam model prediksi regresi
logistik ganda adalah variabel yang mempunyai nilai p 0,25 pada analisis bivariatnya yaitu variabel sikap, keterjangkauan dan dukungan keluarga.
Tabel 4.17 Pengaruh Sikap, Keterjangkauan dan Dukungan Keluarga terhadap Pemilihan Penolong Persalinan
Variabel B
Sig. Exp B
95 Cl
Sikap 1,874
0,011 6,513
1,543-27,503 Keterjangkauan
2,702 0,001
14,914 3,479-63,941
Dukungan Keluarga 1,353
0,042 3,870
1,052-14,239 Constant
-3,504 -
- -
Setelah dilakukan analisis multivariat, didapatkan hasil bahwa sikap p=0,011, keterjangkauan p=0,001 dan dukungan keluarga p=0,042 berpengaruh
terhadap pemilihan penolong persalinan ibu. Variabel yang paling dominan adalah variabel keterjangkauan yaitu pada nilai koefisien regresi B= 2,702.
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, variabel sikap diperoleh nilai Exp B sebesar 6,513, sehingga dapat disimpulkan bahwa jika ibu yang memiliki sikap
kurang baik akan mempunyai kemungkinan 7 kali lebih besar untuk memilih penolong persalinan dukun bayi dibanding dengan ibu dengan sikap baik.
Universitas Sumatera Utara
Keterjangkauan memiliki nilai Exp B sebesar 14,914 artinya jika pelayanan kesehatan tidak terjangkau maka peluang ibu untuk memilih penolong persalinan
dukun bayi kemungkinan lebih besar 15 kali dibanding dengan pelayanan kesehatan yang terjangkau. Variabel dukungan keluarga diperoleh nilai Exp B sebesar 3,870,
sehingga dapat disimpulkan bahwa jika ibu yang tidak mendapat dukungan keluarga mempunyai kemungkinan 4 kali lebih besar untuk memilih penolong persalinan
dukun bayi dibanding dengan ibu yang mendapat dukungan keluarga. Model persamaan regresi logistik berganda yang dapat memprediksi sikap,
keterjangkauan dan dukungan keluarga yang memengaruhi pemilihan penolong persalinan, adalah sebagai berikut:
3 353
, 1
2 702
, 2
1 874
, 1
504 ,
3
1 1
X X
X
e x
p
+ +
+ −
−
+ =
Keterangan: P
: Probabilitas Pemilihan Penolong Persalinan X
1
: Koefisien regresi sikap = 1,874 X
2
: Koefisien regresi keterjangkauan = 2,702 X
3
: Koefisien regresi dukungan keluarga = 1,353 a
: Konstanta -3,504 e
: 2,71828 Persamaan di atas diketahui bahwa ibu yang memiliki sikap kurang, tidak
terjangkau dan tidak mendapat dukungan keluarga memiliki probabilitas sebesar 91,9 untuk pemilihan penolong persalinan dengan dukun bayi. Sedangkan ibu yang
memiliki sikap baik, keterjangkauan baik dan mendapat dukungan keluarga memiliki probabilitas sebesar 2,9 untuk pemilihan penolong persalinan dengan dukun bayi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Pemilihan Penolong Persalinan
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 56,3 ibu memilih penolong
persalinan oleh tenaga kesehatan dibandingkan penolong persalinan oleh dukun bayi yaitu sebesar 43,7. Keadaan ini mencerminkan bahwa ibu hamil yang bersalin di
Puskesmas XIII Koto Kampar I Kecamatan Kampar Riau lebih memilih tenaga kesehatan dari pada dukun bayi, namun hal tersebut perlu diwaspadai karena 43,7
ibu malah memilih dukun bayi sehingga berdampak terhadap angka kematian ibu atau bayi.
Penduduk kecamatan XIII koto kampar I mayoritas suku melayu yang terkenal dengan sebutan orang ocu yang terdiri dari beberapa suku marga. Semua
penduduk di kecamatan XIII koto kampar I adalah memeluk agama islam. Budaya di kecamatan XIII koto kampar I masih menganggap bahwa setiap ibu hamil
cendrung terkena guna-guna setan tatoguan sehingga setiap ibu hamil yang mau bersalin lansung di bawa ke dukun beranak, dengan alasan supaya guna-guna setan
tatoguan yang terdapat pada diri ibu hamil bisa hilangkan oleh dukun yaitu memakai monto-monto jampi-jampi. Biasanya ibu yang akan bersalin akan
diberikan air putih yang sudah dimonto-monto jampi-jampi oleh dukun tersebut yang mana gunanya untuk memperlancar proses persalinan.
Universitas Sumatera Utara