3. Cukup melekat pada bibir, tetapi tidak sampai lengket
4. Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir
5. Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya
6. Memberikan warna yang merata pada bibir
7. Penampilannya harus menarik, baik warna maupun bentuknya
8. Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak bopeng atau bintik,
atau memperlihatkan hal-hal lain yang tidak menarik. Menurut Mitsui 1977, dari segi kualitas lipstik harus memenuhi beberapa
persyaratan sebagai berikut : 1.
Tidak menyebabkan iritasi atau kerusakan pada bibir. 2.
Tidak memiliki rasa dan bau yang tidak menyenangkan. 3.
Polesan lembut dan tetap terlihat baik selama jangka waktu tertentu. 4.
Selama masa penyimpanan bentuk harus tetap utuh, tanpa kepatahan dan perubahan wujud.
5. Tidak lengket.
6. Penampilan tetap menarik dan tidak ada perubahan warna.
2.7.2. Jenis Lipstik
Menurut Chenny Han 2010, ada beragam jenis lipstik sebagai berikut : 1.
Stick Jenis ini tidak mengkilap, sedikit lembab, dan mudah digunakan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Lipstik jenis stic
2. Pallet
Dalam satu wadah terdapat beberapa jenis warna. Jenis ini biasanya berupa krim padat atau balm.
Gambar 2.3. Lipstik jenis pallet
3. Pen Lip Polish
Berbentuk cair, kemasannya seperti pena. Praktis karena ujungnya dilengkapi dengan kuas dan dapat memberikan efek mengkilap pada bibir.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4. Lipstik jenis pen lip polish
4. Liquid
Bentuknya cair, mengkilap dan pekat. Biasanya kemasannya dilengkapi dengan spons atau kuas dibagian ujung untuk memudahkan
pengolesan.
Gambar 2.5. Lipstik jenis liquid
5. Pasta
Bentuknya semacam gel cair, dikemas dalam bentuk tube seperti pasta gigi dan dapat membuat bibir mengkilap.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.6. Lipstik jenis pasta 2.7.3. Komposisi Lipstik
Lipstik terdiri dari zat warna yang terdispersi dalam pembawa yang terbuat dari campuran lilin dan minyak dalam komposisi yang sedemikian rupa sehingga
dapat memberikan suhu lebur dan viskositas yang dikendaki. Suhu lebur lipstik yang ideal sesungguhnya diatur hingga suhu yang mendekati suhu bibir,
bervariasi antara 36 - 38
o
C. Tetapi karena harus memperhatikan faktor ketahanan terhadap suhu cuaca sekelilingnya, terutama suhu daerah tropik, suhu lebur lipstik
dibuat lebih tinggi, yang dianggap lebih sesuai diatur pada suhu lebih kurang 62
o
C, biasanya berkisar antara 55 - 75
o
C Ditjen POM, 1985. Adapun komponen utama dalam sediaan lipstik terdiri dari sebagai berikut :
1. Lilin, berperan pada kekerasan lipstik. Misalnya: carnauba wax,
parafin waxes, ozokerite, beewax, candelila wax, ceresine. Lilin digunakan untuk memberi struktur batang yang kuat pada lipstik dan menjaganya tetap
padat walau dalam keadaan hangat Tranggono dan Latifah, 2007. 2.
Minyak, fase minyak dalam lipstik memiliki kemampuan melarutkan zat- zat warna eosin. Misalnya : castor oil, tetrahydrofurfuryl alkohol, fatty
acid alkylolamides, dihydroc alkohol beserta monoeter dan mono fatty acid
Universitas Sumatera Utara
esternya, isopropyl myristate, isopropyl, butyl stearate, paraffin oil Tranggono dan Latifah, 2007.
3. Lemak, berperan untuk melembabkan dan memberikan kesan
mengkilap. Misalnya, krim kakao, minyak tumbuhan yang sudah dihidrogenasi misalnya hydrogenatd castrol oil, cetyl alcohol, oleyil
alkohol, lanolin Tranggono dan Latifah, 2007. 4.
Asetogliserid, berfungsi untuk memperbaiki sifat thixotropik batang lipstik sehingga meskipun termperatur berfluktuasi, kepadatan lipstik tetap konstan
Tranggono dan Latifah, 2007. 5.
Zat-zat pewarna, zat pewarna yang dipakai secara universal di dalam lipstik adalah zat warna eosin yang memenuhi dua persyaratan sebagai zat warna
untuk lipstik, yaitu kelekatan pada kulit dan kelarutannya di dalam minyak. Pelarut terbaik untuk eosin adalah castrol oil Tranggono dan Latifah,
2007. Castrol oil berfungsi sebagai emolien untuk menghaluskan dan melembutkan kulit serta bersifat melembabkan.
6. Antioksidan, yang digunakan harus memenuhi syarat Wasitaatmadja, 1997 :
a Tidak berbau agar tidak mengganggu wangi parfum dalam kosmetika.
b Tidak berwarna.
c Tidak toksik.
d Tidak berubah meskipun disimpan lama.
7. Pengawet, kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh di dalam
sediaan lipstik sebenarnya sangat kecil karena lipstik tidak mengandung air. Akan tetapi ketika lipstik diaplikasikan pada bibir kemungkinan
terjadi kontaminasi pada permukaan lipstik sehingga terjadi
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan mikroorganisme. Oleh karena itu perlu ditambahkan pengawet di dalam formula lipstik. Pengawet yang sering digunakan yaitu
metil paraben dan propil paraben Poucher dalam Yatimah, 2014. 8.
Parfum, bahan pewangi fragnance atau lebih tepat bahan pemberi rasa segar flavoring, harus mampu menutupi bau dan rasa kurang sedap dari
lemak-lemak dalam lipstik dan menggantinya dengan bau dan rasa yang menyenangkan Tranggono dan Latifah, 2007.
9. Surfaktan, berfungsi memudahkan pembasahan dan dispersi partikel partikel
pigmen warna yang padat Tranggono dan Latifah, 2007.
2.7.4. Tahapan Pembuatan Lipstik