mengalami keracunan timbal akibat paparan kronis rendah. Timbal sangat mudah menembus plasenta dan dapat ditransfer melalui air susu ibu ASI.
2.3.5. Mekanisme Toksisitas Timbal
Orang dewasa mengabsorpsi Pb sebesar 5-15 dari keseluruhan Pb yang dicerna, sedangkan anak-anak mengabsorpsi Pb lebih besar, yaitu 41,5. Pb dapat
menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin Hb. Proses masuknya timbal ke dalam tubuh dapat melalui makanan dan minuman,
udara, dan penetrasi pada kulit. Penyerapan lewat kulit ini dapat terjadi disebabkan karena senyawa ini dapat larut dalam minyak dan lemak Palar, 2008.
Berikut ini adalah skema akumulasi paparan timbal yang masuk ke dalam tubuh manusia :
Gambar 2.1. Akumulasi Timbal Pb dalam Tubuh Manusia Sumber : Depkes RI, 2001 dalam Naria, 2005
Timbal Pb
1. Pernafasan 2. Oral
3. Kulit Darah
Sekreta : 1. Urine
2. Faeces 3. Keringat
Jaringan lunak : 1. Hati
2. Ginjal 3. Syaraf
Jaringan mineral :
1. Tulang 2. Gigi
Universitas Sumatera Utara
Menurut Naria 2005, kira-kira 40 dari timbal yang masuk melalui pernafasan, diabsorbsi sampai ke saluran pernafasan. Sekitar 5-10 dari senyawa
timbal yang masuk diserap oleh saluran gastrointestinal. Menurut Ardyanto 2005, timah hitam dan senyawanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui
saluran pernafasan dan saluran pencernaan, sedangkan absorbsi melalui kulit sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Bahaya yang ditimbulkan oleh Pb
tergantung oleh ukuran partikelnya. Partikel yang lebih kecil dari 10 µg dapat tertahan di paru-paru, sedangkan partikel yang lebih besar mengendap di saluran
nafas bagian atas. Absorbsi Pb melalui saluran pernafasan dipengaruhi oleh tiga proses yaitu
deposisi, pembersihan mukosiliar, dan pembersihan alveolar. Deposisi terjadi di nasofaring, saluran trakeobronkhial, dan alveolus. Deposisi tergantung pada
ukuran partikel Pb volume pernafasan dan daya larut. Partikel yang lebih besar banyak di deposit pada saluran pernafasan bagian atas dibanding partikel yang
lebih kecil DeRoos dan OSHA dalam Ardyanto, 2005. Tidak semua Pb yang terisap atau tertelan ke dalam tubuh akan tertinggal di
dalam tubuh. Kira-kira 5-10 dari jumlah yang tertelan akan diabsorbsi melalui saluran pencernaan, dan sekitar 30 dari jumlah yang terisap melalui hidung akan
diabsorbsi melalui saluran pernafasan. Hanya sekitar 5 dari 30 yang terabsorbsi melalui saluran pernafasan akan tertinggal di dalam tubuh karena
dipengaruhi oleh ukuran partikel-partikelnya. Timah hitam yang diabsorsi diangkut oleh darah ke organ-organ tubuh
sebanyak 95 Pb dalam Timah hitam darah diikat oleh eritrosit. Sebagian Pb plasma dalam bentuk yang dapat berdifusi dan diperkirakan dalam keseimbangan
Universitas Sumatera Utara
dengan pool Pb tubuh lainnya. Yang dibagi menjadi dua yaitu ke jaringan lunak sumsum tulang, sistim saraf, ginjal, hati dan ke jaringan keras tulang, kuku,
rambut, gigi Palar, 2008. Ekskresi Pb melalui beberapa cara, yang terpenting adalah melalui ginjal dan
saluran cerna. Ekskresi Pb melalui urine sebanyak 75 – 80, melalui feces 15
dan lainnya melalui empedu, keringat, rambut, dan kuku Palar,1994. Ekskresi Pb melalui saluran cerna dipengaruhi oleh saluran aktif dan pasif kelenjar saliva,
pankreas dan kelenjar lainnya di dinding usus, regenerasi sel epitel, dan ekskresi empedu. Sedangkan Proses eksresi Pb melalui ginjal adalah melalui
filtrasiglomerulus. Kadar Pb dalam urine merupakan cerminan pajanan baru sehingga pemeriksaan Pb urine dipakai untuk pajanan okupasional Goldstein dan
Kippen dalam Ardyanto, 2005. Menurut Nordberg dalam Ardyanto 2005, pada umumnya ekskresi Pb
berjalan sangat lambat. Timah hitam waktu paruh didalam darah kurang lebih 25 hari, pada jaringan lunak 40 hari sedangkan pada tulang 25 tahun. Ekskresi yang
lambat ini menyebabkan Pb mudah terakumulasi dalam tubuh, baik pada pajanan okupasional maupun non okupasional. Sedangkan menurut Fardiaz 1992, waktu
paruh timbal secara biologi dalam tulang manusia diperkirakan 2-3 tahun. Menurut Naria 2005, timbal dalam darah akan dapat dideteksi dalam waktu
paruh sekitar 20 hari, sedangkan ekskresi timbal dalam tubuh secara keseluruhan terjadi dalam waktu paruh sekitar 28 hari. Dari darah dan tempat deposit, timbal
kemudian diekskresikan melalui urine, faeces, dan keringat. Toksisitas Pb bersifat kronis dan akut. Toksisitas kronis sering dijumpai pada
pekerja tambang dan pabrik pemurnian logam, pabrik mobil proses pengecetan,
Universitas Sumatera Utara
pembuatan baterai, percetakan, pelapisan logam, dan pengecetan. Paparan Pb secara kronis bisa mengakibatkan kelelahan, kelesuan, gangguan iritabilitas,
gangguan gastrointestinal, kehilangan libido, infertilitas pada laki-laki, gangguan menstruasi serta absorbsi spontan pada wanita, depresi, sakit kepala, sulit
berkonsentrasi, daya ingat terganggu, dan sulit tidur Widowati, et al., 2008. Besarnya tingkat keracunan timbal menurut WHO dalam Naria 1999
dipengaruhi oleh : 1.
Umur. Anak-anak mengabsorbsi timbal lebih banyak dari orang dewasa. Anakanak juga lebih rentan sehingga dapat terjadi efek keracunan pada
kandungan timbal yang rendah dalam darah. 2.
Jenis kelamin. Wanita lebih rentan dibandingkan dengan pria. 3.
Musim panas akan meningkatkan daya racun timbal. 4.
Peningkatan asam lambung akan meningkatkan absorbsi timbal 5.
Peminum alkohol lebih rentan terhadap timbal.
2.3.6. Dampak Timbal Pb pada Kesehatan