C. 6. Perbedaan Self-Image Remaja Laki-Laki dan Perempuan D. Perbedaan Self-Image Remaja Laki – Laki dan Perempuan Penderita

27 yang diungkapkan melalui perilaku yang tenang dan seimbang dalam situasi sosial Hurlock, 1980. Menurut Havighurst dalam Hurlock, 1980, membangun hubungan sosial yang memuaskan dan menerima keadaan fisiknya serta menggunakannya secara efektif merupakan salah satu tugas perkembangan remaja. Dalam Journal of Nutrition College 2013 dikatakan bahwa remaja dengan acne vulgaris akan menolak untuk berpastipasi dalam situasi sosial karena takut penampilannya akan dievaluasi negatif oleh orang lain. Maka dari itu, adanya acne vulgaris pada akhirnya akan mengganggu tugas perkembangan remaja yang berkaitan dengan kegiata sosialnya. Bagi remaja perempuan acne vulgaris akan menjadi masalah yang akan mempengaruhi psikis dan interaksi sosialnya dibanding remaja laki- laki Dunn dkk, 2011.

II. C. 6. Perbedaan Self-Image Remaja Laki-Laki dan Perempuan

Remaja perempuan memiliki perhatian yang besar terhadap penampilannya dengan berbagai cara yang kompleks. Kita akan memiliki anggapan bahwa remaja perempuan harus cantik dan anggun. Sedangkan remaja laki-laki gagah dan kuat Ibrahim, 2002. Menurut Gilligan 1987, ketika remaja berkenalan untuk pertama kalinya dengan orang yang baru ditemuinya, mereka akan sangat takut jika penampilannya dianggap tidak menarik. Remaja perempuan sangat memperhatikan penampilan karena takut jika orang lain menilai jelek fisiknya. Bagi remaja perempuan, penilaian orang lain dan hubungan orang lain merupakan hal yang sangat penting. Berbeda dengan remaja laki-laki yang lebih Universitas Sumatera Utara 28 mementingkan persaingan dan prestasi. Mereka tidak akan terlalu memperdulikan pandangan orang lain terhadap penampilan fisiknya. Remaja perempuan yang mendapatkan pengakuan dari teman sebaya dan berhasil memenuhi harapan orang tuanya bahwa perempuan harus cantik akan mengarahkannya memiliki self-image yang positif. Mereka akan berusaha maksimal untuk memiliki penampilan yang menarik, walaupun bagi sebagian remaja perempuan hal tersebut sangat sulit. Sedangkan bagi remaja laki-laki, tidak memperdulikan penampilan merupakan hal yang dianggap sebagai “stylish” Jersild, 1963.

II. D. Perbedaan Self-Image Remaja Laki – Laki dan Perempuan Penderita

Acne vulgaris Beberapa permasalahan remaja biasanya disebabkan oleh perubahan hormon dalam tubuhnya. Hormon progesteron pada wanita dan estrogen pada pria yang meningkat tajam pada masa remaja akan memicu munculnya acne vulgaris Djuanda, 2008. Acne vulgaris menurut Harahap 2000 merupakan peradangan kronik folikel polisebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papula, pustula, dan kista pada daerah-daerah predileksi, seperti muka, bahu, dada, serta punggung. Journal of Nutrition College menyebutkan bahwa di Indonesia Hampir 85 anak SMA yang berusia antara 15-18 tahun menderita acne vulgaris, dimana remaja laki-laki sering menderita jerawat yang lebih berat dibanding remaja perempuan. Universitas Sumatera Utara 29 Acne vulgaris merupakan penyakit kulit kronis yang tidak berbahaya tapi memberikan dampak negatif baik secara fisik maupun psikis. Dampak negatif akibat acne vulgaris secara fisik adalah kulit menjadi kurang indah karena terkena masalah seperti scar, bopeng, flek bekas jerawat. Sedangkan dampak negatif acne vulgaris terhadap psikis adalah keadaan psikologis yang tidak menyenangkan seperti cemas dan depresi yang meningkat Yolac, 2008. Acne vulgaris merupakan sumber kegelisahan bagi remaja laki-laki maupun perempuan Hurlock, 1980. Remaja yang mengalami masalah jerawat seringkali mempunyai masalah yang berkaitan dengan kepercayaan diri yang rendah, kemurungan, kegusaran, dan buruknya pergaulan sosial, Ibrahim, 2002. Acne vulgaris dapat memberikan kesan psikologis yang buruk pada remaja, terutama remaja dalam masa sekolah, sedangkan pada tahap ini faktor percaya diri remaja serta aktivitas pergaulan sosial amat penting. Salah satu tugas perkembangan pada masa remaja menurut Havighurst dalam Hurlock, 1980 adalah menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif untuk membangun hubungan sosial yang memuaskan baik terhadap lawan jenis maupun sesama jenisnya. Adanya acne vulgaris akan menghambat tugas perkembangan remaja yang berkaitan denga interaksi sosialnya. Kulit merupakan organ terluas dan yang paling kelihatan dari tubuh manusia sehingga suatu penampilan kulit yang berbeda akan berpengaruh pada penampilan dan self-image remaja. Menurut Jersild 1963, self-image merupakan gambaran mental yang dimiliki individu tentang penampilan fisiknya. Menurut Burn 1993, self-image merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri Universitas Sumatera Utara 30 sebagai makhluk yang berfisik, sehingga self-image sering dikaitkan dengan karakteristik-karakteristik fisik yang dimiliki seseorang. Hadisubrata 1997 mengatakan bahwa, individu dengan self-image yang positif ditandai dengan kepercayaan diri, menerima diri sendiri serta memiliki pergaulan sosial yang baik. Sebaliknya, individu dengan self-image negatif akan mengembangkan watak- watak yang akan menghambatnya dalam pergaulan sosial, seperti rendah diri, membenci diri sendiri, serta pemalu. Individu dengan self-image negatif juga akan merasa cemas jika penampilannya dievaluasi negatif oleh orang lain. Remaja perempuan dengan acne vulgaris akan memiliki perasaan malu dan kecemasan terhadap penampilan yang lebih tinggi dibanding remaja laki-laki Hasibuan, 2010. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian University of California bahwa remaja perempuan dengan acne vulgaris akan merasa cenderung malu ketika berada dalam situasi sosial dibanding remaja laki-laki. Sedangkan, pada remaja laki-laki ditemukan kondisi yang berbeda, remaja laki-laki tidak terlalu memperdulikan penilaian orang lain terhadap penampilannya dan tidak mengurangi keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain. Seiring berjalannya waktu, remaja laki-laki juga mulai memperhatikan penampilan fisiknya. Namun, remaja perempuan memiliki perhatian yang lebih besar terhadap penampilan fisiknya dibandingkan remaja laki-laki Papalia Olds, 2008. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuliani 2013 bahwa, remaja laki-laki yang melakukan perawatn wajah di klinik kecantikan menunjukkan adanya perhatian terhadap penampilan, tetapi tidak sebesar pada remaja perempuan. Berdasarkan hasil penelitian dalam Dicle Medical Journal Universitas Sumatera Utara 31 didapatkan hasil bahwa acne vulgaris lebih sering ditemukan pada remaja laki- laki dibanding remaja perempuan, dimana remaja laki-laki akan mencari pengobatan bila dengan acne yang lebih berat Akyazi dkk, 2011 Sebuah penelitian dilakukan oleh Wulung 2005 terhadap fenomena munculnya pria metroseksual beberapa tahun terakhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pria metroseksual memiliki perhatian terhadap penampilan dikarenakan semakin banyaknya wanita karier di tempat kerja dengan penampilan yang menarik, tuntutan pekerjaan di mana orang senang bekerja dengan orang yang berpenampilan baik, pengaruh dari media massa, serta gaya hidup pasangan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Hurlock 1980 bahwa, keprihatinan terhadap penampilan timbul karena adanya kesadaran bahwa daya tarik fisik berperan penting dalam hubungan sosial. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja perempuan akan lebih memperhatikan dan mencemaskan penampilan fisiknya dibandingkan remaja laki-laki. Adanya acne vulgaris akan lebih besar mempengaruhi remaja perempuan dalam interaksi soialnya yang pada akhirnya akan mempengaruhi self-imagenya. Maka self-image remaja perempuan yang menderita acne vulgaris akan berbeda dengan remaja laki-laki yang menderita acne vulgaris. Universitas Sumatera Utara 32

II. E. Hipotesa Penelitian