B. Acne vulgaris B. 1. Definisi Acne vulgaris B. 2. Epidemiologi

15 II. B. Acne vulgaris II. B. 1. Definisi Acne vulgaris Menurut Harahap 2000, acne vulgaris adalah peradangan kronik folikel polisebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papula, pustula, dan kista pada daerah-daerah predileksi, seperti muka, bahu, dada, punggung serta bagian atas dari ekstremitas. Menurut Price dan Wilson dalam Djuanda, 2008, jerawat merupakan suatu proses peradangan kronik kelenjar-kelenjar polisebasea. Acne vulgaris adalah penyakit peradangan kulit menahun yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri jika dengan tingkat yang lebih ringan Djuanda, 2008.

II. B. 2. Epidemiologi

Setiap orang pernah menderita acne vulgaris, oleh sebab itu penyakit ini sering dianggap sebagai kelainan kulit yang timbul secara fisiologis Djuanda, 2008. Kligman dalam Djuanda, 2008 mengatakan bahwa tidak ada seseorang pun artinya 100, yang sama sekali tidak pernah menderita penyakit ini. Menurut Brown, Bourke, Tim Cunliffe 2008 umumnya acne vulgaris terjadi pada sekitar umur 15-17 tahun pada wanita, 16-18 tahun pada pria. Pada seorang gadis, acne vulgaris dapat terjadi premenarche. Setelah masa remaja kelainan ini berangsur berkurang. Namun kadang-kadang terutama pada wanita, acne vulgaris menetap sampai dekade umur 30-an atau bahkan lebih. Meskipun pada pria umumnya acne vulgaris lebih cepat berkurang, namun pada penelitian diketahui bahwa justru gejala acne vulgaris yang berat biasanya terjadi Universitas Sumatera Utara 16 pada pria. Diketahui pula bahwa ras oriental Jepang, Cina, Korea lebih jarang menderita acne vulgaris vulgaris dibanding dengan ras kaukasia Eropa, Amaerika, dan lebih sering terjadi nodulo-kistik pada kulit putih daripada negro. Acne vulgaris vulgaris mungkin familial, namun karena tingginya prevalensi penyakit hal ini sukar dibuktikan. Dari sebuah penelitian diketahui bahwa mereka yang bergenotip XYY mendapat acne vulgaris yang lebih berat Brown Burns, 2005

II. B. 3. Etiologi