C. 4. Perkembangan Fisik Remaja C. 5. Perkembangan Sosial Remaja Laki-Laki dan Perempuan

24 5. Mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab. 6. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya. 7. Mempersiapkan karier ekonomi 8. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga. 9. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku sesuai dengan norma yang ada di masyarakat. Erikson Papalia, Olds Feldman, 2008 mengatakan bahwa tugas utama remaja adalah menghadapi identity versus identity confusion, yang merupakan krisis ke-5 dalam tahap perkembangan psikososial yang diutarakannya. Tugas perkembangan ini bertujuan untuk mencari identitas diri agar nantinya remaja dapat menjadi orang dewasa yang memilikil peran yang bernilai di masyarakat Papalia, Olds Feldman, 2008.

II. C. 4. Perkembangan Fisik Remaja

Masa remaja di mulai dengan terjadinya pubertas, yaitu masa atau periode yang singkat dalam pematangan fisik yang melibatkan perubahan hormonal. Perubahan hormonal tersebut menyebabakan terjadinya perubahan fisik remaja Santrock, 2007. Perubahan fisik pada remaja yang disebabkan oleh hormonal adalah perubahan pada kulit yang menjadi sangat rentan terhadap munculnya acne Universitas Sumatera Utara 25 vulgaris serta perubahan bentuk tubuh sepeti pertumbuhan payudara pada wanita, lebar bahu pada pria, perubahan suara, perkembangan muskular, pertumbuhan pubic, rambut di wajah, ketiak dan tubuh. Perubahan lain adalah mulai berfungsinya alat reproduksi yang ditandai dengan haid pada remaja putri dan mimpi basah pada remaja laki-laki. Perubahan-perubahan fisik tersebut akan menyebabkan kecanggungan bagi remaja kaena ia harus menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi pada dirinya Sarwono, 2002.

II. C. 5. Perkembangan Sosial Remaja Laki-Laki dan Perempuan

Remaja akan selalu merasa bahwa dirinya diperhatikan oleh semua orang dalam situasi sosial. Konsep ini disebut Elkind dalam Papalia Olds, 2008 sebagai imagery audience. Para remaja dapat berpikir tentang pemikiran mereka sendiri dan orang lain. Akan tetapi, remaja sering kali berasumsi bahwa yang dipikirkan oleh orang lain sama dengan yang mereka pikirkan, yaitu diri mereka sendiri. Seorang remaja perempuan bisa merasa dipermalukan apabila mengenakan pakaian yang salah untuk menghadiri pesta, hal ini dikarekana remaja perempuan tersebut berfikir bahwa orang semua orang di pesta memperhatikan dan berfikir negatif tentang dirinya. Remaja dengan acne vulgaris akan merasa semua orang mengevaluasi negatif penampilan fisiknya ketika berinteraksi sosial. Maka dari itu, mereka akan sangat memperhatikan penampilan fisiknya agar menjadi sempurna. Erikson dalam Papalia Olds, 2008 mengatakan bahwa identitas dan intimasi berkembang beriringan pada remaja perempuan. Hal ini didukung oleh Universitas Sumatera Utara 26 pernyataan dari Blyth dkk dalam Papalia Olds, 2008 yang mengatakan bahwa intimasi lebih berarti bagi anak perempuan ketimbang anak laki-laki dalam pertemanan sekolah. Perbedaan ini disebabkan pada perspektif bahwa individualis, otonomi dan persaingan lebih banyak melekat pada anak laki-laki. Remaja perempuan menilai diri mereka sendiri berdasarkan kemampuan memperhatikan orang lain dan diri sendiri Gilligan, 1987. Sepanjang masa remaja, sebagian besar harga diri berkembang dalam konteks hubungan sosial dengan teman sebaya. Harga diri remaja laki-laki akan berkaitan dengan persaingan demi prestasi individual, sedangkan harga diri remaja perempuan akan lebih bergantung pada hubungan denga orang lain Gilligan, 1987. Hubungan sosial dan intimasi dengan teman sebaya menjadi hal yang lebih penting bagi remaja perempuan dibanding remaja laki-laki Papalia Olds, 2008. Pengaruh teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, perilaki dan penampilan fisik lebih besar daripada pengaruh keluarga hal ini disebabkan oleh banyaknya waktu yang dihabiskan remaja di luar rumah bersama teman-teman sebaya sebagai kelompok. Berbagai kegiatan yang berhubungan dengan interaksi sosial, baik kegiatan dengan sesama jenis maupun sesama jenis biasanya mencapai puncaknya selama tahun-tahun sekolah menengah atas. Semakin banyak remaja berpartisipasi dalam kegiatan sosialnya maka semakin baik kompetensi sosialnya. Dengan demikian remaja akan memiliki kepercayaan diri Universitas Sumatera Utara 27 yang diungkapkan melalui perilaku yang tenang dan seimbang dalam situasi sosial Hurlock, 1980. Menurut Havighurst dalam Hurlock, 1980, membangun hubungan sosial yang memuaskan dan menerima keadaan fisiknya serta menggunakannya secara efektif merupakan salah satu tugas perkembangan remaja. Dalam Journal of Nutrition College 2013 dikatakan bahwa remaja dengan acne vulgaris akan menolak untuk berpastipasi dalam situasi sosial karena takut penampilannya akan dievaluasi negatif oleh orang lain. Maka dari itu, adanya acne vulgaris pada akhirnya akan mengganggu tugas perkembangan remaja yang berkaitan dengan kegiata sosialnya. Bagi remaja perempuan acne vulgaris akan menjadi masalah yang akan mempengaruhi psikis dan interaksi sosialnya dibanding remaja laki- laki Dunn dkk, 2011.

II. C. 6. Perbedaan Self-Image Remaja Laki-Laki dan Perempuan