pemegang Hak Guna Bangunan dan pemegang Hak Milik atau perjanjian penggunaan tanah Hak Pengelolaan; atau
3 putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap; c.
dilepaskan secara sukarela oleh pemegang haknya sebelum jangka waktu berakhir;
d. dicabut berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961;
e. ditelantarkan;
f. tanahnya musnah; g. ketentuan Pasal 20 ayat 2.
3. Hak bagi pemegang Hak Guna Bagunan dalam perjanjian sewa menyewa dapat ditemukan pada:
a. Pasal yang menyatakan bahwa penyewa dapat menggunakan tanah yang disewanya tersebut untuk mendirikan bangunan dan tempat usaha, di mana
usaha tersebut tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku, baik hukum formal maupun hukum adat yang berlaku, di desa setempat, dengan memakai
syarat-syarat. b. Klausul Pasal yang menjadi dasar penyewa untuk mendaftarkan Hak Guna
Bangunan di atas tanah Hak Milik. Pasal ini menyatakan bahwa penyewa dalam hal ini akan memohonkan Hak Guna Bangunan atas tanah yang disewa
tersebut di atas sertifikat Hak Milik tersebut. Pihak penyewa juga akan mencarikan dana atas sertifikat Hak Guna Bangunan di atas tanah Hak Milik
tersebut, di mana untuk kedua hal tersebut pihak yang menyewakan menyetujuinya dan memberikan kuasa yang dibuat secara tersendiri untuk
mengurus hal-hal tersebut di atas.
Universitas Sumatera Utara
c. Pasal yang menyatakan bahwa penyewa diperbolehkan untuk memindahkan hak sewa ini baik sebagian maupun seluruhnya kepada pihak lain asalkan
dalam batas waktu sewa menyewa masih berlangsung dan dengan pemberitahuan kepada pihak pertama, karena pihak penyewa tidak dapat secara
sepihak menghentikan perjanjian yang sedang berlangsung di antara pihak penyewa dan yang menyewakan. Pasal 1579 KUH Perdata mengatur bahwa
“pihak yang menyewakan tidak dapat mengehentikan sewanya dengan menyatakan hendak memakai sendiri barangnya yang disewakan, kecuali jika
telah diperjanjikan sebaliknya”, Pasal tersebut memang mengatur tentang pihak yang menyewakan. Namun dapat juga disimpulkan bahwa pihak penyewa juga
tidak diperkenankan menghentikan perjanjian sewa-menyewa yang ada secara sepihak.
Perjanjian pendahuluan pemberian Hak Guna Bangunan di atas Hak Milik tidak secara rinci mengatur mengenai hak-hak yang dimiliki oleh pemegang Hak
Guna Bangunan. Hak-hak yang dimiliki oleh pemegang Hak Guna Bangunan dapat dilihat dari kewajiban-kewajiban pihak pertama dimana merupakan hak dari
pihak kedua. Sementara itu dalam akta pemberian Hak Guna Bangunan di atas tanah
Hak Milik, hak-hak yang dimiliki oleh pemegang Hak Guna Bangunan, bahwa mulai pada saat penandatanganan akta objek pemberian hak dapat digunakan dan
segala keuntungan yang didapat dari dan segala kerugianbeban atas obyek pemberian hak tersebut di atas menjadi hakbeban pihak kedua.
Universitas Sumatera Utara
D. Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Hak Guna Atas Bangunan Diatas Tanah Hak Milik Pihak Lain