Pengertian Sewa Menyewa Sejarah, Pengeretian, Subjek dan Objek Serta Dasar Hukum Sewa Menyewa

b. Kedua belah pihak yang berakad menyatakan kerelaan untuk melakukan akad ijarah. c. Manfaat yang menjadi obyek ijarah harus diketahui secara sempurna, sehingga tidak muncul perselisihan dikemudian hari. d. Obyek ijarah boleh diserahkan dan dipergunakan secara langsung dan tidak bercacat. e. Obyek ijarah adalah sesuatu yang dihalalkan oleh syara’. f. Yang disewakan adalah bukan suatu kewajiban bagi penyewa. g. Objek ijarah itu merupakan sesuatu yang biasa disewakan, seperti rumah, mobil, dan hewan tunggangan. h. Upahsewa dalam akad ijarah harus jelas, tertentu dan sesuatu yang bernilai harta.

2. Pengertian Sewa Menyewa

Defenisi dari perjanjian sewa menyewa yang diberikan oleh Pasal 1548 KUHPerdata adalah : “Sewa menyewa adalah suatu perjanjian dengan mana pihak satu mengikat dirinya untuk memberikan kepada pihak lainnya kenikmatan dari sesuatu barang, selama sewaktu waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu harga yang oleh pihak tersebut terakhir disanggupi pembayarannya.” Menarik juga untuk diperhatikan defenisi yang dirumuskan oleh C.S.T Kansil mengenai sewa menyewa. Adapun definisi sewa menyewa yang dikemukakan C.S.T Kansil adalah suatu perjanjian untuk menyerahkan suatu barang untuk digunakan dalam waktu tertentu dan dengan sewa tertentu 13 13 C.S.T.Kansil dan Christine S.T.Kansil, Modul Hukum Perdata, PT. Pradnya Paramita, Jakarta Hal 241. . Universitas Sumatera Utara Sewa menyewa seperti halnya dengan jual beli dan perjanjian lain pada umumnya, adalah suatu perjanjian konsensual. Yang artinya, ia sudah sah dan mengikat pada detik tercapainya sepakat mengenai unsur-unsur pokoknya, yaitu barang dan harga 14 Dalam buku pokok-pokok hukum Islam, Sudarsono menyebutkan bahwa penyewa yaitu orang yang mengambil manfaat dengan perjanjian yang ditentukan oleh syara’ dan mempersewakan adalah akad atas suatu manfaat yang dimaksud lagi diketahui, dengan imbalan yang diketahui menurut syarat-syarat tertentu pula . 15 1. Pada sewa menyewa, hak menikmati barang yang diserahkan kepada si penyewa, hanya terbatas pada suatu jangka waktu tertentu saja, sesuai dengan lamanya jangka waktu yang ditentukan dalam persetujuan. Sedangkan, pada batas waktu tertentu, sekaligus terhadap barang yang dibeli tadi terjadi penyerahan hak milik kepada pembeli. . Jadi sewa menyewa menurut Sudarsono adalah akad atas manfaat dengan imbalan yang diketahui dan ditentukan oleh syara’. Perbedaan pokok antara jual-beli dengan sewa menyewa terletak pada masalah : 2. Tujuan pembayaran sejumlah uang dalam sewa meyewa, hanya sebagai imbalan atas hak penikmat benda yang disewakan. Sedangkan, pada jual beli, tujuan pembayaran harga barang oleh pembeli tiada lain untuk pemilikan barang yang dibeli 16 14 R. Subekti, Aneka Perjanjian, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995, hal 39-40. 15 Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1992, hal 423-424. 16 M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Op.cit., hal 221. . Universitas Sumatera Utara Sewa menyewa berbeda dengan leasing. Dalam SK Menkeu Republik Indonesia Nomor 1169KMK.011991, Pasal 1 butir a disebutkan : “Sewa guna usaha leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang dan modal, baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi finance lease maupun sewa guna tanpa opsi operating lease untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.” Berdasarkan dengan leasing terdapat 2 dua pihak yakni lessor perusahaan pembiayaan atau perusahaan sewa guna usaha yang telah memperoleh ijin usaha dari Menteri Keuangan dan melakukan sewa guna usaha serta lessee yaitu perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang modal dengan pembiayaan lessor. 17 Penikmat atas seluruh barang yang disewakan tidak akan menimbulkan persoalan, jika si penyewa menguasai seluruh bagian barang. Masalah penikmat bisa menimbulkan persoalan, apabila si penyewa hanya menyewa atas sebahagian barang saja. Seperti halnya penyewaan atas sebahagian bawah suatu rumah bertingkat, atau hanya pada bagian pavilion saja Seperti yang telah dikatakan maksud persetujuan sewa menyewa ialah menikmati atas suatu barang dengan cara membayar sewa untuk jangka waktu tertentu. Penikmat inilah sebagai suatu unsur yang ditekankan pada Pasal 1548 KUHPerdata. Penikmat itu tidak terbatas sifatnya, seluruh kenikmatan yang dapat dikecap dari barang yang disewa harus diperuntukan bagi si penyewa. 18 17 Sentosa Sembiring, Hukum Dagang, PT. Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2001, hal 116. 18 M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Loc.cit. . Tentu dalam penyewaan atas bahagian barang, si penyewa hanya berhak untuk menikmati bahagian yang Universitas Sumatera Utara disewakan saja, sesuai denga indentifikasi yang telah ditentukan dalam perjanjian sewa-menyewa.

3. Subjek dan Objek Sewa Menyewa

Dokumen yang terkait

Analisa Hukum Penetapan Ahli Waris (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Medan No. 1229/Pdt.G/2010/PA/Mdn)

10 177 117

Analisis Hukum Atas Perbuatan Oknum Notaris yang Menerima Penitipan Pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 2601/Pid.B/2003/PN.Mdn)

9 111 123

Analisis Hukum Atas Perbuatan Oknum Notaris Yang Menerima Penitipan Pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (Bphtb) (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 2601/Pid.B/2003/Pn.Mdn)

4 50 123

Tinjauan Hukum Kekuatan Sertifikat Hak Milik Diatas Tanah Yang Dikuasai Pihak Lain (Studi Kasus Atas Putusan Perkara Pengadilan Tata Usaha Negara Medan NO.39/G.TUN/2006/PTUN.MDN)

4 67 127

Hak Mewaris Bagi Ahli Waris Golongan KeDua (Studi Kasus Pada Pengadilan Negeri Medan Nomor Perkara : 127/PDt.G/2008/PN.Mdn)

0 63 127

Pelaksanaan Perubahan Hak Milik Atas Tanah Menjadi Hak Guna Bangunan Pada Yaspendhar Medan (Studi : Kampus I-Jln. Imam Bonjol No. 35 Medan)

4 66 127

Analisis Hukum Putusan Pengadilan Agama Yang Memutuskan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah Tidak Berkekuatan Hukum (Studi Kasus : Putusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi No. 52/Pdt.G/2008/PA-TTD jo. Putusan Pengadilan Tinggi Agama Sumatera Utara No. 145/Pdt.G

3 62 135

Analisis Hukum Atas Perbuatan Oknum Notaris yang Menerima Penitipan Pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 2601/Pid.B/2003/PN.Mdn)

0 0 14

Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur atas Pembatalan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah yang Sedang Dibebani Hak Tanggungan.(Studi Putusan Mahkamah Agung, No.140 K/TUN/2011)

0 0 15

Analisis Hukum Atas Perbuatan Oknum Notaris Yang Menerima Penitipan Pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (Bphtb) (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 2601/Pid.B/2003/Pn.Mdn)

0 0 14