Subjek dan Objek Sewa Menyewa

disewakan saja, sesuai denga indentifikasi yang telah ditentukan dalam perjanjian sewa-menyewa.

3. Subjek dan Objek Sewa Menyewa

Istilah subjek hukum berasal dari terjemahan rechtsubject Belanda atau law of subject Inggris. Pada umumnya rechtsubject diartikan sebagai pendukung hak dan kewajiban 19 Menurut C.S.T Kansil yang dimaksud dengan subjek hukum ialah siapa yang dapat mempunyai hak dan cakap untuk bertindak di dalam hukum, atau dengan kata lain siapa yang cakap menurut hukum untuk mempunyai hak . 20 Ada 2 dua pengertian manusia yaitu secara biologis dan secara yuridis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI disebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang berakal budi mampu menguasai makhluk lainnya. Chaidir Ali mengartikan bahwa manusia adalah makhluk yang berwujud dan rohaniah, yang secara berasa, yang berbuat dan bernilai, berpengetahuan dan berwatak . Pada definisi yang diberi oleh Kansil, terdapat kata cakap, dimana menurut beliau subjek hukum adalah mereka yang cakap menurut hukum untuk mempunyai hak. Subjek hukum mempunyai peranan yang penting di dalam bidang hukum, khususnya hukum keperdataan karena subjek hukum itulah nantinya yang dapat mempunyai kewenangan hukum. Didalam berbagai literatur dikenal 2 dua macam subjek hukum, yaitu manusia pribadi natuurlijke persoon dan badan hukum rechts persoon. 21 Kedua pengertian itu difokuskan pada pengertian manusia secara biologis, dimana manusia mempunyai akal yang membuatnya berbeda dari makhluk . 19 Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis BW, Sinar Grafika, Jakarta 2002, hal 23. 20 C.S.T.Kansil dan Christine S.T.Kansil, Modul Hukum Perdata,Op.cit., hal 84. 21 Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis BW, Op.cit., hal 24. Universitas Sumatera Utara lainnya. Namun secara yuridis para ahli berpendapat bahwa manusia sama dengan orang persoon dalam hukum. Ada dua alasan yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, yaitu yang pertama manusia mempunyai hak-hak subjektif dan yang kedua yaitu kewenangan hukum. Kewenangan hukum adalah kecakapan untuk menjadi subjek hukum, yaitu sebagai pendukung hak dan kewajiban. Pada dasarnya manusia mempunyai hak sejak dilahirkan namun tidak semua manusia mempunyai kewenangan dan kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum. Setelah diuraikan mengenai manusia pribadi natuurlijke persoon sebagai subjek hukum maka badan hukum rechts persoon juga merupakan subjek hukum. Badan hukum sebagai subjek hukum dapat bertindak seperti manusia. Badan hukum merupakan kumpulan manusia pribadi dan juga merupakan kumpulan bagian dari hukum yang mengaturnya sesuai dengan hukum yang berlaku; umpamanya, badan hukum Perseroan Terbatas menurut Bab III KUHD dan koperasi menurut Undang-Undang No.17 Tahun 2012 22 Menurut Soemitro, rechtpersoon adalah suatu badan yang dapat mempunyai harta kekayaan, hak serta kewajiban seperti orang-orang pribadi. Sementara Sri Soedewi berpandangan bahwa badan hukum adalah kumpulan orang-orang yang bersama-sama bertujuan untuk mendirikan suatu badan, yaitu berwujud himpunan dan harta kekayaan yang disendirikan untuk tujuan tertentu dan ini dikenal dengan yayasan . 23 Dalam definisi-definisi tersebut, dapat dikemukakan bahwa unsur-unsur dari badan hukum, yaitu : . 22 C.S.T. Kansil dan Christine S.T.Kansil, Modul Hukum Perdata, Op.cit., hal 89. 23 Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis BW, Op.cit., hal 25. Universitas Sumatera Utara a. Mempunyai kumpulan; b. Mempunyai tujuan tertentu; c. Mempunyai harta kekayaan; d. Mempunyai hak dan kewajiban; e. Mempunyai hak untuk digugat dan menggugat 24 Badan hukum rechtspersoon dibedakan dalam 2 bentuk, yaitu : . 1. Badan hukum publik atau publiek rechtspersoon Badan hukum publik adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum publik atau yang menyangkut kepentingan publik atau orang banyak atau negara pada umumnya. Badan hukum ini merupakan badan-badan negara dan mempunyai kekuasaan wilayah atau merupakan lembaga yang dibentuk oleh yang berkuasa berdasarkan perundang-undangan yang dijalankan secara fungsional oleh eksekutif atau pemerintah atau badan pengurus yang diberikan tugas untuk itu. Contoh badan hukum publik : Negara Republik Indonesia yang menjadi dasarnya ialah konstitusi tertulis dalam bentuk Undang-Undang Dasar, yang dalam menjalankan kekuasaan diberikan tugas kepada Presiden dan pembantu-pembantunya ialah para Menteri. 2. Badan hukum privat sipil atau privaat rechts person Badan hukum privat sipil ialah badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum sipil atau perdata yang menyangkut kepentingan pribadi orang di dalam badan hukum itu. Badan hukum itu merupakan badan hukum swasta yang didirikan oleh pribadi orang itu untuk tujuan tertentu yaitu mencari keuntungan, 24 Ibid hal 26 Universitas Sumatera Utara sosial, pendidikan, politik, kebudayaan, kesenian, olahraga, dan lainnya, sesuai menurut hukum yang berlaku. Contoh badan hukum privat sipil : Perseroan Terbatas PT didirikan pada oleh persero-persero untuk mencari keuntungan dan kekayaan dan dalam kegiatan pelaksanaan dilakukan oleh direksi, dan pengaturannya terdapat pada Bab III, bagian ketiga Buku I KUHD 25 Selanjutnya mengenai objek hukum, yang menjadi objek hukum adalah benda atau zaak; karena yang menjadi objek itu berarti segala sesuatu yang berguna bagi objek hukum menjadi pokok permasalahan dan kepentingan bagi para subjek hukum. Pengaturan tentang benda atau zaak terdapat secara luas pada Buku II KUHPerdata tentang hukum kebendaan atau zaken recht yang berasal dari hukum barat. Setelah kemerdekaan perubahan pengaturan tentang hukum benda dalam Buku II KUHPerdata terjadi perubahan mengenai tanah, bumi, air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dengan keluarnya Undang- Undang Pokok Agraria dan perundang-udangan lainnya . 26 Mariam Darus berpendapat bahwa untuk menjadi subjek hukum ada syarat yang harus dipenuhi yaitu penguasaan manusia dan mempunyai nilai ekonomis dan karena itu dapat dijadikan sebagai objek perbuatan hukum . 27 “Tiap-tiap kebendaan adalah bertubuh dan tidak bertubuh.” . Pasal 503; 504; 505 KUHPerdata di dalamnya menguraikan bagian-bagian besar dari benda. Pasal 503 KUHPerdata berbunyi : 25 C.S.T. Kansil dan Christine S.T.Kansil, Modul Hukum Perdata, Op.cit., hal 90-91. 26 Ibid, hal 92 27 Mariam Darus Badrulzaman, Mencari Sistem Hukum Benda Nasional, Alumni Bandung, 1997, hal. 35 Universitas Sumatera Utara Pasal 504 KUHPerdata berbunyi : “Tiap-tiap kebendaan adalah bergerak atau tidak bergerak, satu sama lain menurut ketentuan-ketentuan dalam kedua bagian tersebut.” Pasal 505 KUHPerdata berbunyi : “Tiap-tiap kebendaan bergerak adalah dapat dihabiskan atau tak dapat dihabiskan; kebendaan dapat dikatakan dapat dihabiskan bilamana mereka dipakai, menjadi habis.” Seperti yang disampaikan bahwa di dalam suatu perjanjian menimbulkan hubungan hukum diantara para pihak yang bersepakat atau berjanji. Dalam perjanjian sewa menyewa, terdapat 2 dua pihak yang menjadi hubungan hukum yaitu pihak penyewa dan pihak yang menyewakan. Di dalam hubungan hukum yang terjadi antara pihak penyewa dan pihak yang menyewakan, maka menunjukkan adanya subjek sebagai pelaku yaitu pihak penyewa dan pihak yang menyewakan. Sementara benda yang dipersewakan adalah sebagai objek oleh para pihak di dalam perjanjian sewa-menyewa. Mengenai jenis-jenis benda yang menjadi objek dalam perjanjian sewa menyewa diatur dalam Pasal 1549 KUHPerdata yang dari isinya menyatakan objek dalam perjanjian sewa menyewa adalah semua jenis barang, baik yang tak bergerak maupun yang bergerak yang dapat disewakan. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa yang menjadi subjek dalam perjanjian sewa menyewa adalah pihak penyewa dan pihak yang menyewakan, sementara yang menjadi objek sewa menyewa adalah semua jenis barang baik yang bergerak maupun benda yang tidak bergerak.

4. Dasar Hukum Sewa Menyewa

Dokumen yang terkait

Analisa Hukum Penetapan Ahli Waris (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Medan No. 1229/Pdt.G/2010/PA/Mdn)

10 177 117

Analisis Hukum Atas Perbuatan Oknum Notaris yang Menerima Penitipan Pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 2601/Pid.B/2003/PN.Mdn)

9 111 123

Analisis Hukum Atas Perbuatan Oknum Notaris Yang Menerima Penitipan Pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (Bphtb) (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 2601/Pid.B/2003/Pn.Mdn)

4 50 123

Tinjauan Hukum Kekuatan Sertifikat Hak Milik Diatas Tanah Yang Dikuasai Pihak Lain (Studi Kasus Atas Putusan Perkara Pengadilan Tata Usaha Negara Medan NO.39/G.TUN/2006/PTUN.MDN)

4 67 127

Hak Mewaris Bagi Ahli Waris Golongan KeDua (Studi Kasus Pada Pengadilan Negeri Medan Nomor Perkara : 127/PDt.G/2008/PN.Mdn)

0 63 127

Pelaksanaan Perubahan Hak Milik Atas Tanah Menjadi Hak Guna Bangunan Pada Yaspendhar Medan (Studi : Kampus I-Jln. Imam Bonjol No. 35 Medan)

4 66 127

Analisis Hukum Putusan Pengadilan Agama Yang Memutuskan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah Tidak Berkekuatan Hukum (Studi Kasus : Putusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi No. 52/Pdt.G/2008/PA-TTD jo. Putusan Pengadilan Tinggi Agama Sumatera Utara No. 145/Pdt.G

3 62 135

Analisis Hukum Atas Perbuatan Oknum Notaris yang Menerima Penitipan Pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 2601/Pid.B/2003/PN.Mdn)

0 0 14

Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur atas Pembatalan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah yang Sedang Dibebani Hak Tanggungan.(Studi Putusan Mahkamah Agung, No.140 K/TUN/2011)

0 0 15

Analisis Hukum Atas Perbuatan Oknum Notaris Yang Menerima Penitipan Pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (Bphtb) (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 2601/Pid.B/2003/Pn.Mdn)

0 0 14