commit to user 43
Bentuk kata majemuk nomina dapat dilihat berdasarkan struktur maupun kategori kata yang membentuknya.
I. Kata Majemuk Nomina Camboran Wutuh
Camboran wutuh merupakan gabungan dari dua kata atau lebih yang
terdiri dari kata-kata yang masih utuh. Jenis kata majemuk ini banyak ditemukan dalam bahasa Jawa. Penulisan camboran wutuh ini ada dua macam yaitu ditulis
secara terangkai dan terpisah.
a. Struktur
Berdasarkan strukturnya, camboran wutuh dua kata dapat dibentuk dari gabungan kata monomorfemis dengan kata monomorfemis, monomorfemis
dengan polimorfemis, dan kata gabungan kata polimorfemis dengan kata monomorfemis. Bentuk polimorfemis yang merupakan bagian dari morfem
pembentuk kata majemuk dapat berupa bentuk dasar mendapat infiks dan bentuk dasar mendapat prefiks.
1 Monomorfemis – Monomorfemis
9
Swara ocehane manuk cucak rawa banget nengsemake ati, let sedhela
ganti swarane manuk kutut manggung, hur… ketekuuung. PS52Des201023
‘Suara nyanyian burung cucak rawa sangat memikat hati, tak lama kemudian berganti suara burung kutut manggung, hur… ketekuuung.’
10
Tembang Semut Ireng satemene seksi sejarah politik ireng ing bebrayan
Jawa. JB13Nop20107
‘Lagu Dhandhanggula Semut Ireng sebenarnya menjadi saksi sejarah politik kotor di masyarakat Jawa.’
commit to user 44
Pada kalimat 9, dan 10 mengandung kata majemuk nomina berupa cucak rawa
‘jenis burung’, dan semut ireng ‘lagu dhandhanggula’. Kedua kata majemuk nomina itu terdiri dari gabungan kata monomorfemis dengan kata
monomorfemis. Semua komponen pembentuk kata majemuk nomina itu berupa bentuk dasar tanpa ada afiks yang melekat pada morfem pembentuknya. Tabel
1a merupakan deskripsi komponen pembentuk kata majemuk nomina data 9 dan data 10.
Tabel 1a Kata Majemuk Nomina Gabungan Monomorfemis-Monomorfemis
Data Kata
Majemuk Nomina Komponen Pembentuk
Morfem 1
Morfem 2
9 cucak rawa ‘jenis burung’
cucak ‘burung’ rawa ‘danau’
10 semut ireng ‘lagu dhandhanggula’ semut ‘binatang’ ireng ‘hitam
Tampak seperti tabel 1a di atas, bahwa komponen pembentuk kata majemuk nomina data 9 dan 10 merupakan gabungan dari kata monomorfemis
dengan kata monomorfemis. Kedua komponen pembentuk kata majemuk nomina itu tidak mendapat afiks apapun, semua morfem pembentuknya berupa bentuk
dasar. Jika kata majemuk nomina data 9-10 dibagi berdasarkan struktur dan kategori pembentuknya, maka diperoleh data seperti berikut.
9a
cucak ’burung’ + rawa ‘danau’ cucak rawa ‘jenis burung’
Mono Mono
Poli N
N N
commit to user 45
10a semut ’binatang’ + ireng ‘hitam’ semut ireng ‘lagu dhandhanggula’
Mono Mono
Poli N
Adj N
Data 9a dan 10a menunjukkan bahwa morfem pembentuk kedua kata majemuk nomina di atas berasal dari gabungan monomorfemis dengan
monomorfemis. Kedua morfem tunggal itu bergabung membentuk kata polimorfemis bentuk majemuk berkategori nomina. Tampak terjadi perubahan
makna antara morfem pembentuk dengan gabungan morfem pembentuk. Hal ini membuktikan bahwa kata cucak rawa
‘jenis burung’ data 9 dan semut ireng ‘lagu dhandhanggula’ data 10 merupakan bentuk polimorfemis majemuk.
Kata majemuk merupakan gabungan kata yang tidak dapat disisipi oleh kata apapun. Jika kata majemuk itu mendapat sisipan, maka kata tersebut tidak
gramatikal dan mengubah makna kata tersebut. Apabila kata majemuk nomina data 9 dan 10 diberi sisipan dengan kata sing
‘yang’, maka bentuk kata majemuk berubah menjadi.
9b cucak sing rawa ‘burung yang di danau’
10b semut sing ireng ‘binatang semut berwarna hitam’
Penyisipan kata sing ‘yang’ di antara morfem pembentuk kata majemuk
nomina, mengubah makna dari bentuk asal menjadi data seperti pada 9b dan 10b. Makna kata majemuk nomina cucak rawa yang terdapat pada data 9
berubah dari jenis burung menjadi burung yang di danau. Selain merubah makna, penyisipan ini juga mengubah struktur kata majemuk menjadi sebuah
frasa. Kata majemuk semut ireng pada data 10 berubah makna binatang semut berwarna hitam dari makna lagu dhandhanggula. Perubahan makna dan bentuk
commit to user 46
yang terjadi setelah penyisipan kata sing ‘yang’ pada semut ireng ‘lagu
dhandhanggula’, membuktikan bahwa gabungan kata tersebut merupakan bentuk polimorfemis majemuk. Hampir semua kata majemuk nomina merupakan
gabungan dari kata monomorfemis dengan monomorfemis. Sedikit sekali kata majemuk nomina yang terbentuk dari gabungan monomorfemis dengan
polimorfemis maupun polimorfemis dengan monomorfemis. Selain kata majemuk nomina di atas, terdapat kata majemuk gabungan monomorfemis dengan
monomorfemis yang lainnya antara lain cucuk lampah ‘pemimpin barisan’ data
16, gilir kacang ‘sebutan anak’ data 23, raja kaya ‘hewan berkaki empat’ data
40, dan ragil kuning ‘nama orang’ data 50.
2 Monomorfemis – Polimorfemis
11
Ngekum ing waskom kembang setaman. JB13Nop201013
‘Merendam di wadah bunga rampai.’
12
Pamor Putri Kinurung kagolong pamor kang ora pilih-pilih, bisa
dianggo sapa wae. JJ174Okt2010VII
‘Pamor Putri Kinurung tergolong ukiran yang tidak pilih-pilih, bisa dipakai siapa saja.’
Data 11 dan 12 mengandung kata majemuk nomina kembang setaman ‘bunga rampai’ dan putri kinurung ‘pamor keris’. Tabel 2b berikut merupakan
deskripsi komponen pembentuk kata majemuk nomina yang terbentuk dari gabungan monomorfemis dengan polimorfemis. Deskripsi bentuk polimorfemis
morfem terdapat dalam tabel di bawah ini.
commit to user 47
Tabel 2b Kata Majemuk Nomina Gabungan Monomorfemis-Polimorfemis
Data Kata Majemuk
Nomina Komponen Pembentuk
Morfem 1 Morfem 2
11 kembang setaman ‘bunga rampai’
kembang ‘bunga’ se ‘satu’ + taman ‘taman’
setaman ‘satu taman’
12 puteri kinururung ‘pamor keris’
puteri ‘wanita’ kurung ‘terkurung’ + √in ‘di’
kinurung ‘dikurung’
Data 11 dan 12 di atas terdapat kata majemuk kembang setaman ‘bunga
rampai’ dan puteri kinurung ‘pamor keris’. Pada tabel di atas deskripsi morfem pembentuk kata majemuk nomina adalah monomorfemis dan polimorfemis.
Bentuk polimorfemis terletak pada morfem kedua pembentuk kata majemuk data 11 yaitu gabungan prefiks se
‘satu’ dengan bentuk dasar taman ‘taman’. Data 12 morfem kedua gabungan bentuk dasar kurung
‘terkurung’ dan infiks –in- ‘di’. Jika kata majemuk di atas dibagi berdasarkan struktur dan kategori
pembentuknya, didapat bentuk seperti berikut. 11a
kembang ‘bunga’+ setaman ‘satu taman’ kembang setaman ‘bunga rampai’
Mono Poli
Poli N
Num N
12a puteri ‘wanita’ + kinurung ‘dikurung’ putri kinurung
‘pamor keris’ Mono
Poli Poli
N V
N Data 11a dan 12a di atas menunjukkan bahwa kata majemuk nomina
itu terbentuk dari gabungan monomorfemis dengan polimorfemis. Morfem kedua
commit to user 48
yang berbentuk polimorfemis pada data 11 merupakan gabungan dari prefiks se- ‘satu’ dan taman ‘taman’, sedangkan data 12 gabungan dari morfem kurung
‘kurung’ yang mendapat infiks –in- ‘di’. Dari data di atas juga tampak perubahan makna morfem komponen pembentuk dengan makna dari proses penggabungan
kedua morfem pembentuk. Ini membuktikan bahwa kata kembang setaman ‘bunga rampai’ data 11 dan puteri kinurung ‘pamor keris’ data 12 merupakan
kata majemuk. Salah satu ciri kata majemuk adalah tidak dapat disisipi dengan kata
apapun sehingga hasil penyisipan itu membentuk kata yang tidak gramatikal. Jika di antara kedua morfem pembentuk disisipi dengan kata kang
‘yang’, maka kata majemuk nomina data 11 dan 12 berubah menjadi.
11b kembang kang setaman ‘bunga yang satu taman’
12b puteri kang kinurung ‘wanita yang dikurung’
Hasil penyisipan kata kang ‘yang’ di antara kedua morfem pembentuk,
menghasilkan kata yang tidak gramatikal dan mengubah makna kata majemuk. Kata kembang setaman
‘bunga rampai’ data 11 berubah makna menjadi bunga yang satu taman seperti data 11b setelah proses penyisipan di antara kedua
morfem. Data 12 kata puteri kinurung ‘pamor keris’ juga mengalami perubahan
makna tampak seperti data 12b menjadi wanita yang terkurung. Selain perubahan makna, penyisipan kata kang di antara komponen pembentuk juga
mengubah bentuk kata majemuk nomina menjadi frasa. Perubahan makna dan bentuk setelah penyisipan di antara morfem pembentuk membuktikan bahwa kata
kembang setaman
‘bunga rampai’ data 11 dan puteri kinurung ‘pamor keris’ data 12 merupakan kata majemuk.
commit to user 49
3 Polimorfemis – Monomorfemis
13
Penjebar Semangat, tekamu ora nate telat. PS52Des201040
‘Majalah Panjebar Semangat, kedatanganmu tak pernah terlambat.’
Pada data di atas, terdapat kata majemuk nomina panjebar semangat ‘majalah berbahasa Jawa’. Kata majemuk nomina itu terbentuk dari gabungan
polimorfemis dengan monomorfemis. Tabel 3c di bawah ini merupakan deskripsi komponen pembentuk kata majemuk data 13.
Tabel 3c Kata Majemuk Nomina Gabungan Polimorfemis
– Monomorfemis
Data Kata Majemuk
Nomina Komponen Pembentuk
Morfem 1 Morfem 2
13 panjebar
semangat ‘majalah bahasa Jawa’
paN ‘pelaku’ + sebar ‘menyebar’
panjebar ‘yang menyebar’
semangat ‘jiwa’
Tabel di atas menunjukkan komponen pembentuk kata majemuk panjebar semangat
‘majalah bahasa Jawa’ yang merupakan gabungan polimorfemis dengan monomorfemis. Bentuk polimorfemis komponen pembentuk itu berasal dari
gabungan paN- ‘pelaku’ dengan sebar ‘menyebar’. Jika kata majemuk yang
terdapat pada data di atas dibagi berdasarkan struktur dan kategori pembentuknya, maka didapat data seperti berikut.
13a panjebar ‘yang menyebar’ + semangat ‘jiwa’ penjebar semangat
‘majalah bahasa Jawa’ Poli
Mono Poli
N N
N
commit to user 50
Data 13a menunjukkan komponen pembentuk kata majemuk panjebar semangat
‘majalah bahasa Jawa’ adalah polimorfemis dan monomorfemis. Kata panjebar
‘yang menyebar’ berasal dari paN- ‘pelaku’ dan sebar ‘menyebar’. Dari data di atas, juga tampak terjadi perubahan makna antara komponen pembentuk
dengan gabungan kedua morfem pembentuk. Perubahan makna komponen- komponen pembentuk kata majemuk setelah proses penggabungan, membuktikan
bahwa kata panjebar semangat ‘majalah bahasa Jawa’ data 13 merupakan kata
majemuk. Ciri kata majemuk yang lain adalah tidak dapat diberi sisipan kata apapun.
Penyisipan kata mengakibatkan ketidakgramatikalan dan perubahan makna kata majemuk itu sendiri. Jika di antara komponen pembentuk kata majemuk itu diberi
sisipan kata kang ‘yang’, maka kata majemuk itu berubah menjadi.
13b panjebar kang semangat ‘yang menyebar yang berjiwa’
Hasil penyisipan kata kang ‘yang’ di antara kedua morfem pembentuk kata
majemuk menghasilkan kata yang tidak gramatikal dan terjadi perubahan makna kata majemuk. Selain terjadi perubahan makna, penyisipan kata kang
‘yang’ di antara komponen pembentuk juga mengubah kata majemuk menjadi klausa. Oleh
karena itu, kata panjebar semangat ‘majalah bahasa Jawa’ data 13 merupakan
kata majemuk. Selain data 13 terdapat pula bentuk monomorfemis gabungan polimorfemis dengan monomorfemis lain yaitu lelanange jagad
‘pujaan wanita’ data 38.
commit to user 51
b. Kategori