Keterbatasan Keahlian HAMBATAN PELAKSANAAN TUGAS PEGAWAI APARATUR SIPIL

dianggap perlu dan terkait dengan perkara yang dihadapi oleh pegawai ASN yang didampingi.

B. Keterbatasan Keahlian

Keterbatasan keahlian yang dimaksudkan dalam penulisan ini bukan keahlian dalam tugas pelayanan umum kepada masyarakat, akan tetapi dimaksutkan keterbatasan keahlian dalam melaksanakan tugas pemberian bantuan hukum kepada ASN yang berhadapan dengan hukum dalam melaksanakan tugas kedinasan. Keahlian yang dimaksud dalam hal ini adalah orang yang mahir paham sekali dalam suatu ilmu pengetahuan. 49 Dengan kata lain, tugas pendampingan untuk beracara di pengadilan membutuhkan keahlian khusus sebagaimana telah disinggung dalam bab terdahulu yaitu kemampuan profesionalisme ASN yang melaksanakan tugas utama sebagai pelayanan publik. Pelaksana hukum eksekutif dan tugas profesionalisme sebagai pengacaraadvokat sebagaimana diatur dalam Undang- Undang Nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat, bahwa tugas pendampingan ASN sebagai advokat melaksanakan fungsi dan peran sebagai penegak hukum Yudikatif ada kriteri yang harus dipenuhi, walaupun dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang ASN membolehkan, akan tetapi disisi lain pengetahuan khusus untuk beracara di pengadilan merupakan syarat utama untuk memberikan jasa hukum kepada kliennya. 50 49 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1986, Jakata, Balai Pustaka, hlm. 19. 50 Hasil wawancara dengan Kepala Bagian Bantuan Hukum Sekretariat Provinsi Sumatera Utara, 9-10Maret 2014, Pukul 09.00-12.00 WIB. Pengertian jasa hukum dapat diturunkan dalam berbagai ketentuan yang lebih detail, karena turunan inilah yang akan menjadi pegangan tentang apa yang menjadi fungsi seorang pendamping yang sebenarnya dalam mendampingi kliennya. 51 a. Memberikan konsultasi terhadap permasalahan dan kepentingan hukum klien. Sekurang-kurangnya jasa hukum tersebut harus meliputi kegiatan: b. Menyusun perjanjian atau mewakili klien dalam mengadakan perjanjian dengan pihak lain. c. Mendampingi klien yang dipaksa, ditahan atau ditangkap aparat penegak hukum baik atas tuduhan melakukan tindak pidana atau tidak. d. Mempersiapkan pembelaan dan dokumen hukum lain yang digunakan dalam proses peradilan. e. Mempersiapkan instrumen-instrumen hukum untuk melakkan tindakan hukum atau memenuhuhi prosedur hukum tertentu bagi kepentingan hukum klien. f. Mewakili dan membela kepentingan hukum klien di dalam maupun di luar pengadilan atau tribunal. 52 Untuk lebih jelasnya dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2003 dikatakan bahwa untuk dapat diangkat menjadi Advokat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. warga negara Republik Indonesia 51 Binziad Kadafi, dkk, Advokat Indonesia Mencari Legitimasi, 2002, Penerbit Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia, Jakarta, Hlm. 79. 52 Ibid. b. bertempat tinggal di Indonesia c. tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara d. berusia sekurang-kurangnya 25 dua puluh lima tahun e. berijazah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum f. lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat g. magang sekurang-kurangnya 2 dua tahun terus menerus pada kantor Advokat h. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 lima tahun atau lebih. i. berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil dan mempunyai integritas yang tinggi. Selanjutnya dikatakan bahwa yang dapat diangkat sebagai Advokat adalah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum dan setelah mengikuti pendidikan khusus profesi Advokat yang dilaksanakan oleh Organisasi Advokat. Undang-Undang Advokat telah melabelkan Advokat sebagai penegak hukum yudikatif yang berwenang untuk melakukan tugas-tugasnya dalam membela kepentingan hukum kliennya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas Advokat dalam memberikan jasa hukum kepada masyarakat tidak terinci dalam uraian tugas sebagimana disebut dalam Undang-Undang Advokat. Hal demikian disebabkan bahwa Advokat bukan pejabat negara yang mempunyai beban dan tanggung jawab sebagai pelaksana hukum. Advokat merupakan profesi yang bergerak dibidang hukum untuk memberikan pembelaan, pendampingan dan menjadi kuasa untuk dan atas nama klien. 53 Dengan membandingkan tugas, peran dan fungsi antara pegawai ASN Biro Hukum dan pengacara profesional advokat bahwa tugas pegawai ASN secara umum jauh berbeda dengan tugas seorang advokat. Pada satu sisi pegawai ASN melaksanakan tugas sebagai pelaksana hukum eksekutif, sedangkan advokat Advokat sebagai sebuah profesi bertindak untuk dan atas nama klien yng buta hukum atau mewakili orang yang tertekan secara psikis dan fisik karena menghadapi masalah hukum. Orang yang terlibat dalam masalah hukum bisa saja orang yang tau hukum. Bahkan dalam banyak peristiwa adalah orang yang berkualifikasi ahli hukum, bahkan penegak hukum atau pencipta hukum. Namun secara sederhana bahwa kebiasaan orang yang berurusan dengan hukum pasti dalam keadaan tertekan. Tindakan atau langkah yang diambil tidak objektif, tidak terkontrol yang dapat merugikan diri sendiri. Dalam keadaan demikian diperlukan pendamping yang dapat menjernihkan hukum yang dihadapi serta mengambil tindakan yang tepat yang menguntungkan dan tidak menimbulkan permasalahan baru. Oleh karena itu didalam melakukan tindakan pendampingan harus dilakukan oleh orang yang tau hukum. Dalam hal demikian lapangan hukum para Advokat adalah seluruh lapangan hukum yang sangat luas. Dalam hukum pidana misalnya peran Advokat sangat penting mulai penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan proses persidangan sampai kepada perkara mempunyai kekuatan hukum tetap. 53 V. Harlen Sinaga. Dasar-Dasar Profesi Advokat, 2011, Jakarta, Penerbit Erlangga pada Percetakan PT. Gelora Aksara Pratama, Hlm. 20 sebagai penegak hukum Yudikatif. Dalam kaitan ini sudah barang tentu pengetahuan teknis penanganan perkara seorang advokat lebih handal dibandingkan dengan pegawai ASN walaupun sama-sama strata 1 ilmu hukum. Karena seorang advokat sebelum diangkat sebgai seorang advokat harus terlebih dahulu magang selama 2 dua tahun dan lulus seleksi penangan perkara yang diadakan oleh induk organisasi advokat yaitu Peradi. 54

C. Sosialisasi dan Penyebaran Informasi Pendampingan Minim

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Tindak Pidana Korupsi pada Program Konpensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak Infrastruktur Pedesaan (Studi Putusan MA No. 2093 K / Pid. Sus / 2011)

3 55 157

Analisis Gugatan bersifat in rem terhadap hasil tindak pidana korupsi pada sistem hukum Common Law

1 77 152

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Penerapan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 Di Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara

0 43 84

Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Secara Berlanjut (Studi Kasus No. 1636/Pid.B/2006/PN-MDN dan No. 354/PID/2006/PT-MDN)

5 123 163

PROFESIONALISME APARATUR SIPIL NEGARA. ( Studi Tentang Kesiapan Pemerintah Kabupaten Bima Dalam Menyongsong Implementasi UU No 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara )

1 8 35

KEWENANGAN KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA DALAM PROSES "LELANG JABATAN" TERKAIT SISTEM MERIT BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA.

3 14 61

UU no.5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

0 0 104

SIKAP APARATUR SIPIL NEGARA TENTANG KEBI

0 0 11

BAB II PERAN DAN FUNGSI PEGAWAI ASN BIRO HUKUM DALAM MENDAMPINGI PEGAWAI ASN YANG TERKAIT TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PELAKSANAAN TUGAS KEDINASAN A. Struktur Organisasi Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara. - Pendampingan Aparatur Sipil N

0 0 33

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pendampingan Aparatur Sipil Negara Yang Terkait Tindak Pidana Korupsi Dalam Pelaksanaan Tugas Kedinasan Berdasarkan Permendagri No. 12 Tahun 2014 Di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara

0 0 22