Dukungan Instansi Pemerintah Provinsi

memberikan perlindungan hukum terhadap Pegawai ASN disangkakan melakukan tindak pidana korupsi dalam tugas kedinasannya. Peraturan perundangan ini diharapkan merupakan payung hukum dalam pembentukan undang-undang yang baru yaitu undang-undang tentang pendampingan pegawai ASN yang berperkara yang berkaitan dengan tugas kedinasan oleh pegawai ASN yang profesional, sehingga ada peluang pegawai ASN beracara di pengadilan dengan persyaratan dan profesionalisme yang memadai dan sesuai dengan perundang-undangan. Untuk saat ini Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 dan Permendagri Nomor 12 tahun 2014 merupakan dasar hukum pendampingan yang dilakukan pegawai ASN Biro Hukum.

B. Dukungan Instansi Pemerintah Provinsi

Instansi Pemerintah adalah instansi pusat dan instansi daerah yang terdiri dari Instansi Pusat adalah kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian, kesekretariatan lembaga negara, dan kesekretariatan lembaga nonstruktural. Sedangkan Instansi Daerah adalah perangkat daerah provinsi dan perangkat daerah kabupatenkota yang meliputi sekretariat daerah, sekretariat dewan perwakilan rakyat daerah, dinas daerah, dan lembaga teknis daerah. Dukungan instansi Pemerintah Provinsi dalam melakukan pendampingan ASN dituangkan dalam berbagai kebijakan yaitu dalam bentuk Peraturan Daerah maupun dalam bentuk Peraturan Gubernur. Dalam Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 65 tahun 2011 tentang Tugas, Fungsi, dan Uraian Tugas Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara dalam pasal 25 disebutkan bahwa Biro Hukum mempunyai tugas membantu Sekretaris Daerah Provinsi dalam menyusun konsep kebijakan Kepala Daerah dalam penyelenggaraan urusan Pemerintahan atas pelaksanaan pembinaan, koordinasi, fasilitasi, monitoring, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan penyuluhan hukum, peraturan perundang-undangan, fasilitasi produk hukum daerah dan bantuan hukum. Sedangkan fungsi dari Biro Hukum adalah sebagai berikut : a. Menyiapkan dan mengkoordinasikan menyusun konsep kebijakan Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pembinaan, fasilitasi, monitoring, evaluasi, koordinasi dan pengendalian urusan Pemerintahan danatau Kewenangan Otonomi Provinsi di bidang penyuluhan hukum, peraturan perundang- undangan, fasilitasi produk hukum daerah dan bantuan hukum. b. Menyelenggarakan koordinasi, fasilitasi, monitoring, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Kepala Daerah di bidang penyuluhan hukum, peraturan perundang-undangan, fasilitasi produk hukum daerah dan bantuan hukum. Implementasi fungsi Biro Hukum dalam melaksanaan tugas pokok dan fungsinya Biro Hukum yang rnernpunyai uraian tugas antara lain : 1. Menyelenggarakan penetapan penyusunan standar, norna dan kriteria penyelenggaraan penyuluhan hukum, Peraturan Perundang-undangan, fasilftasi produk hukum daerah dan bantuan hukum, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Menyelenggarakan pembinaan, koordinasi, fasilitasi, monitoring, evaluasi, pengendalian dan pengawasan pelaksanaan kebijakan Kepala Daerah di bidang penyuluhan hukum, perundang-undangan, fasilitasi produk hukum daerah dan bantuan hukum, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan. 3. Menyelenggarakan penyiapan bahan penyusunan dan penyempurnaan kebijakan di bidang penyelenggaraan penyuluhan hukum, Peraturan perundang-undangan, fasilitasi, produk hukum daerah dan bantuan hukum. Kemudian untuk melaksanakan tugas dan fungsi Biro Hukum sebagaimana dimaksud di atas, Kepala Biro Hukum dalam melaksanakan pendampingan dibantu oleh Kepala Bagian Bantuan Hukum, dimana tugas pokok dan fungsinya antara lain sebagai berikut : Pasal 32 Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 65 tahun 2011 tentang Tugas, Fungsi, dan Uraian Tugas Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara disebutkan bahwa Bagian Bantuan Hukum mempunyai tugas membantu Kepala Biro Hukum dalam melaksanakan penyelenggaraan penanganan sengketa bantuan hukum dan perlindungan hak asasi manusia. Khusus mengenai pemberian Bantuan Hukum, Bagian Bantuan Hukum, menyelenggarakan fungsi antara lain “Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, fasilitasi, sosialisasi, monitoring dan pengendalian pelaksanaan bantuan hukum, sengketa hukum, perlindungan dan hak asasi manusia, sesuai standar yang ditetapkan”, dan uraian tugasnya antara lain : 1. Menyelenggarakan penyusunan perencanaan dan program kegiatan di bidang penyelenggaraan bantuan hukum, sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan. 2. Menyelenggarakan langkah-langkah persiapan penyelenggaraan bantuan hukum, sesuai standar yang ditetapkan. 3. Menyelenggarakan bantuan hukum dan perlindungan hukum atas aset dan permasalahan hukum dalam kedinasan di lingkungan Pemerintah Provinsi, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 4. Menyelenggarakan fasilitasi bantuan dan perlindungan hukum terhadap pegawai negeri sipil dalam hubungan kedinasan Pemerintah daerah Provinsi, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Disamping upaya-upaya pendampingan yang dilakukan Biro Hukum terhadap ASN yang berhadapan dengan hukum, Gubernur juga dalam berbagai kebijakan dan pesan-pesannya mengharapkan agar para pegawai ASN di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menghindari diri dari perilaku koruptif. Karena disamping merugikan keuangan negara juga tindakan korupsi merugikan masyarakat. Upaya pencegahan yang dilakukan antara lain : 1. Berkaitan dengan instruksi presiden nomor 5 tahun 2004 tentang percepatan pemberantasan korupsi untuk menjadi perhatian dan menjadi pedoman dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yaitu melaporkan hasil monitoring dan evaluasi monev aparatur pemerintah yang bermasalah dengan hukum kepada bapak presiden secara berkala sebagai upaya pengawasan dan pembinaan untuk menghindarkan perilaku koruktif dilingkungannya. 2. Menyusun rencana aksi daerah pemberantasan korupsi dengan peraturan gubernur sumatera utara nomor 40 tahun 2012 tentang rencana aksi daerah pemberantasan korupsi provinsi sumatera utara tahun 2011-2015 yang merupakan aksi daerah dalam pemberantasan korupsi secara terpadu dan berkesinambungan, dengan fokus pada bidang pelayanan publik yang meliputi bidang pendidikan, bidang kepegawaian, bidang kesehatan, bidang ketenagakerjaan dan transmigrasi, bidang tata ruang dan permukiman, bidang perhubungan serta bidang pengelolaan pendapatan daerah. 3. Gubernur Sumatera Utara secara institusional pada awal kepemimpinannya menegaskan dalam 5 lima perintah harian utamanya point ke 3 tiga yang menyatakan bahwa cintai pekerjaan, taat prosedur, patuhi hukum dan disiplin waktu. 4. Sebagai upaya responsif terhadap amanat peraturan perundang-undangan utamanya dalam mendorong dan mendukung pemberantasan tindak pidana korupsi, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah merespon berbagai surat panggilan dari instansi penegak hukum, dengan memerintahkan aparatur yang terkait dengan permasalahan hukum untuk mengindahkan surat panggilan tersebut. 5. Setiap Unit Kerja harus tetap berpedoman kepada prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi serta tetap menjalin sinerjitas antar satuan kerja perangkat daerah dengan instansi terkait termasuk dengan kabupaten kota. 6. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi tetap taat azas dan menyelesaikan permasalahan secara arif dan bijaksana. 66 66 Hasil wawancara dengan Kepala Bagian Bantuan Hukum Sekretariat Provinsi Sumatera Utara, 9-10 Maret 2014, Pukul 09.00-12.00. Kebijakan dan pesan-pesan yang disebutkan di atas bukan berarti bahwa pendampingan yang dilakukan Biro Hukum terhadap ASN tidak diperlukan lagi. Justru pendampingan tetap diperlukan mengingat bahwa sebagai manusia biasa sulit untuk menghindari diri secara sempurna dari tindakan tercela, baik kealpaan maupun kesengajaan. Hal ini terbukti bahwa selama tahun 2014 ada sebanyak 37 tiga puluh enam kasus dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan korupsi dengan melibatkan 114 seratus empat belas pegawai ASN di berbagai instansi Badan, Dinas, Biro pemerintahan Provinsi Sumatera Utara. Dari jumlah tersebut yang didampingi Biro Hukum sebanyak 37 empat puluh tujuh kasus. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan instansi pemerintah tetap masih diperlukan guna kepentingan pembelaan kepentingan hukum para pegawai ASN yang diperiksa. Artinya bahwa peraturan perundangan-undangan juga telah memberikan landasan hukum yang jelas dalam pendampingan ini sehingga instansi pemerintah harus tetap mendukung upaya pendampingan yang dilakukan pegawai ASN..

C. Peningkatan profesionalisame ASN Biro Hukum

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Tindak Pidana Korupsi pada Program Konpensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak Infrastruktur Pedesaan (Studi Putusan MA No. 2093 K / Pid. Sus / 2011)

3 55 157

Analisis Gugatan bersifat in rem terhadap hasil tindak pidana korupsi pada sistem hukum Common Law

1 77 152

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Penerapan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 Di Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara

0 43 84

Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Secara Berlanjut (Studi Kasus No. 1636/Pid.B/2006/PN-MDN dan No. 354/PID/2006/PT-MDN)

5 123 163

PROFESIONALISME APARATUR SIPIL NEGARA. ( Studi Tentang Kesiapan Pemerintah Kabupaten Bima Dalam Menyongsong Implementasi UU No 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara )

1 8 35

KEWENANGAN KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA DALAM PROSES "LELANG JABATAN" TERKAIT SISTEM MERIT BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA.

3 14 61

UU no.5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

0 0 104

SIKAP APARATUR SIPIL NEGARA TENTANG KEBI

0 0 11

BAB II PERAN DAN FUNGSI PEGAWAI ASN BIRO HUKUM DALAM MENDAMPINGI PEGAWAI ASN YANG TERKAIT TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PELAKSANAAN TUGAS KEDINASAN A. Struktur Organisasi Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara. - Pendampingan Aparatur Sipil N

0 0 33

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pendampingan Aparatur Sipil Negara Yang Terkait Tindak Pidana Korupsi Dalam Pelaksanaan Tugas Kedinasan Berdasarkan Permendagri No. 12 Tahun 2014 Di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara

0 0 22