sehingga penegakan hukum dalam arti kebenaran dan keadilan itu dapat berdaya guna dan berhasil guna.
E. Pendampingan yang dilakukan Advokat
Proses hukum dalam pilar penegakan hukum di Indonesia dilaksanakan oleh aparat penegak hukum, satu diantara aparat penegak hukum itu adalah
Advokat, atau Penasihat Hukum yang akrab disebut Pengacara. Advokat adalah orang yang berpofesi memberikan jasa hukum di dalam maupun di luar
pengadilan yang harus memenuhi syarat sebagaimana yang ditentukan oleh undang-undang. Pendampingan yang dilakukan oleh seorang advokat ini sengaja
dicantumkan agar adanya perbandingan yang dilakukan oleh seorang ASN Biro Hukum dengan pendampingan yang dilakukan oleh seorang yang sudah
profesional atau Advokat. Dalam tugas pendampingan yang dilakukannya, seorang Advokat
berfungsi membela kepentingan masyarakat public defender dan kliennya. Advokat dibutuhkan pada saat seseorang atau lebih anggota masyarakat
menghadapi suatu masalah atau problem di bidang hukum baik dalam litigasi maupun non-litigasi.
41
Pada umumnya, bagi orang atau sekelompok orang yang menggunakan jasa seorang Advokat untuk mendampinginya dalam proses hukum, yang
memiliki tingkat perekonomian yang tinggi akan membayar honorarium jasa pendampingan advokat yang telah disepakati sebelumnya oleh kliennya tersebut
sesuai dengan profesinya. Namun, hal itu tidak selamanya berlaku bagi setiap
41
Roupan Rambe, Teknik Praktek Advokat, 2001, Jakarta, PT. Grasindo, hlm. 25.
orang. Bagi masyarakat yang memiliki tingkat perekonomian yang rendah yang terjerat kasus hukum, maka undang-undang akan menjamin hak-haknya dalam
memberikan bantuan hukum kepadanya secara cuma-cuma demi terjalinnya keadilan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 16 tahun 2011
tentang Bantuan Hukum. Dalam hal ini pemerintah menyediakan dana bagi advokat untuk mendampingi masyarakat yang tidak mampu secara ekonomi yang
berperkara di pengadilan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada tataran kinerjanya sebagai pendamping, peran strategis Advokat
berbeda dengan institusi penegak hukum yang lainnya kepolisian, kejaksaan kehakiman. Kepolisian dan Kejaksaan adalah institusi yang mewakili
pemerintah, Kehakiman mewakili negara, sedangkan Advokat mewakili kepentingan masyarakat yang membutuhkan jasanya yang diwakilinya pada sisi
lain dalam hal ini disebut klien. Hal di atas memperoleh penegasan di dalam penjelasan undang-undang
Advokat, yang dinyatakan bahwa “...melalui jasa bantuan hukum yang diberikannya, Advokat menjalankan tugas profesinya demi tegaknya keadilan
berdasarkan hukum untuk kepentingan pencari keadilan, termasuk usaha memberdayakan masyarakat dalam menyadari hak-hak fundamental mereka di
depan hukum due process of law...”
42
Dengan argumentasi peran hukum yang demikian, profesi Advokat dalam mendampingi kliennya disebut profesi yang mulia dan terhormat officium
nobile. Bukan karena kepentingan yang dibela yaitu kepentingan masyarakat tadi.
42
Marudut Tampubolon, Membedah Profesi Advokat, 2014, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, hlm. 28.
Kemuliaan dan kehormatan profesi Advokat dalam mendampingi kliennya melekat karena predikat hukum dan sifat profesi itu. Oleh karenanya kemuliaan
dan kehormatan itu harus dijunjung tinggi tanpa mengenal tempat dan waktu. Menjadi kewajiban luhur seorang Advokat untuk untuk sadar akan kewajibannya
untuk menjaga citra dan martabat kehormatan profesi, setia menjunjung tinggi kode etik dan sumpah profesi. Kode etik menjadi landasan moralitas ketika
Advokat menjalankan profesi pendampingannya memberi layanan hukum kepada Kliennya.
Dalam upaya menjunjung tinggi citra profesi Advokat yang terhormat tersebut, profesi Advokat bukan hanya sekedar mencari nafkah semata, tetapi juga
harus memperjuangkan nilai kebenaran dan keadilan karena didalamnya terdapat adanya idealisme dan moralitas. Ini berarti seorang Advokat dalam tugas
pendampingan kepada kliennya tidak dapat terpaku begitu saja kepada hukum positif dengan kebenaran serta keadilan maka yang harus diutamakan adalah
kebenargan dan keadilan. Sebab tujuan dari hukum sebenarnya adalah demi terciptanya keadilan dan kebenaran.
43
Sehubungan dengan hal diatas, dalam pandangan hukum, kinerja Advokat harus diatur tentang bagaimana jasa hukum yang menjadi mindset itu
dimanifestasikan. Sebagaimana dinyatakan pada Pasal 1 ayat 2 undang-undang Advokat bahwa jasa hukum adalah jasa yang diberikan oleh Advokat berupa
memberikan konsultan hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi, membela dan melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum Klien.
43
Roupan Rambe, Teknik Praktek Advokat, 2001, Jakarta, PT. Grasindo, hlm 33.
Sedangkan klien adalah orang, badan hukum, atau lembaga lain yang menerima jasa hukum dari Advokat.
Dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat disebutkan bahwa advokat merupakan salah satu unsur penegak hukum. Hal ini mengandung
arti bahwa advokat mempunyai peranan dan fungsi yang sangat untuk menegakkan hukum dan keadilan dalam membela hak-hak kliennya.
Peran dan fungsi ini hendaknya disadari sebagai suatu tanggung jawab dalam mendampingi kliennya sampai permasalahannya selesai dalam arti putusan
pengadilan telah mempunyai kekuatan hukum tetap inkrach. Oleh karena kedudukan, peran dan fungsi advokat sangat strategis dalam penegakan hukum
dan keadilan, maka untuk dapat diangkat menjadi Advokat yang bebas dan mandiri dan dijamin oleh hukum dan peraturan perundang-undangan, harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. warga negara Republik Indonesia.
b. bertempat tinggal di Indonesia. c. tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara.
d. berusia sekurang-kurangnya 25 dua puluh lima tahun. e. berijazah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 undang-undang no. 18 tahun 2003 tentang Advokat.
f. lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat. g. magang sekurang-kurangnya 2 dua tahun terus menerus pada kantor
Advokat.
h. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 lima tahun atau lebih.
i. berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyai integritas yang tinggi.
Sebelum menjalankan profesi dalam mendampingi kliennya, Advokat wajib bersumpah menurut agamanya atau berjanji dengan sungguh-sungguh di
sidang terbuka Pengadilan Tinggi di wilayah domisili hukumnya. Sumpah atau janji yang dilakukan seorang Advokat dilakukan dengan pelafalan yang telah
diataur dalam undang-undang tentang Advokat pasal 4 ayat 2. Dalam melaksanakan tugasnya untuk mendampingi kliennya, seorang
Advokat terikat dengan kliennya. Dengan kata lain, Advokat profesional tidak boleh mengabaikan kepentingan kliennya sampai masalah hukumnya selesai
danatau perkaranya mempunyai kekuatan hukum tetap. Seorang klien juga berhak mendapatkan jasa bantuan hukum yang diberikan Advokat sesuai dengan
standar dan kode etik seorang Advokat. Apabila seorang Advokat tidak melaksanakan kewajiban-kewajibannya sebagai pendamping kliennya tersebut,
maka dapat dikenakan tindakan. Tindakan yang dimaksud yang dilakuakn terhadap Advokat yang
melanggar kewajibannya adalah sebagaimana yang termuat dalam Pasal 7 undang-undang tentang Advokat, yaitu:
a. teguran lisan; b. teguran tertulis;
c. pemberhentian sementara dari profesinya selama 3 tiga sampai 12 dua belas bulan;
d. pemberhentian tetap dari profesinya.
56
Bab III HAMBATAN PELAKSANAAN TUGAS PEGAWAI APARATUR SIPIL