Rangkaian Resistor Paralel Kapasitor Rangkaian Resistor Seri Induktor dan Kapasitor

78 Contoh: Kapasitor memiliki reaktansi X C = 35 Ω , dirangkai seri dengan resistor R = 25 Ω . Hitung besarnya impedansi. Jawaban: Z 2 = R 2 + X C 2 ⇒ Z = 2 2 C R X + = 2 2 25 + 35 Ω Ω = 43 Ω Resistor seri kapasitor menyebabkan arus akan mendahului leading tegangan sumber.

3.6.1 Rangkaian Resistor Paralel Kapasitor

Kapasitor X C dan resistor R dalam rangkaian paralel, dihubungkan dengan sumber tegangan AC 50 Hz Gambar 3.43a. Menghasilkan arus cabang kapasitor I BC dan arus cabang melewati resistor I W . Arus total I merupakan jumlah vektor I BC dengan I W . Persamaan arus kapasitor: I 2 = I W 2 + I bC 2 I = 2 2 W bC I I + I W = I cos ϕ I bC = I sin ϕ tan ϕ = bC W I I I = Arus A I W = Arus cabang resistor A I bC = Arus cabang kapasitor A ϕ = Sudut phasa Jika impedansi Z memiliki sifat menghambat arus, kebalikannya adalah admitansi Y memiliki sifat menghantarkan arus. Resistor R memiliki sifat menghambat arus, kebalikannya adalah konduktansi G. Reaktansi X C kebalikannya suseptansi B C . Hubungan konduktansi G, suseptansi B C dan admitansi Y digambarkan sebagai segitiga dengan sudut ϕ Gambar 3.44. Segitiga daya aktif P, daya reaktif Q C , dan daya semu S memiliki sudut faktor daya sebesar ϕ . Y = 2 2 C G B + S = 2 2 C P Q + cos ϕ = G Y ; sin ϕ = C B Y cos ϕ = P S ; sin ϕ = C Q S Y = I U = 1 Z S = U I Gambar 3.43 Rangkaian resistor paralel kapasitor Gambar 3.44 Segitiga Admitansi Gambar 3.45 Segitiga daya 79 G = W I U = 1 R P = U I W B = bC I U = 1 C X Q C = U I bC Y = Admitansi mho, Ω –1 I BC = Arus cabang kapasitor A G = Konduktansi mho, Ω –1 X C = Reaktansi kapasitif Ω B C = Suseptansi mho, Ω –1 f = Frekuensi Hz I = Arus A C = Kapasitor F U = Tegangan V P = Daya aktif W Z = Impedansi Ω Q C = Daya reaktif VAR I W = Arus cabang resistor A R = Resistor Ω Rangkaian resistor paralel kapasitor, memiliki dua cabang arus. Pertama cabang arus resistor menjadi referensi dan kedua cabang arus kapasitor mendahului tegangan sebesar 90°. Arus total sebagai penjumlahan vektor cabang arus resistor dan cabang arus kapasitor.

3.6.2 Rangkaian Resistor Seri Induktor dan Kapasitor

Rangkaian seri resistor R, induktor X L , dan kapasitor X C dengan sumber tegangan AC Gambar 3.46a. Arus yang mengalir ke rangkaian sebesar I, menyebabkan drop tegangan di resistor U W , drop tegangan di induktor U BL , dan drop tegangan di kapasitor U BC . Dalam kondisi ini drop tegangan U BL U BC . Diagram vektor Gambar 3.46b tegangan U W mendatar, sedangkan tegangan U BL tegak lurus dari U W arahnya ke atas, sedangkan U BC arahnya ke bawah dari ujung U BL . Karena arah tegangan berbeda, dicari selisih tegangannya sebesar U BL – U BC . Hasilnya tegangan U merupakan penjumlahan vektor tegangan U W dengan tegangan U BL – U BC . U² = U W 2 + U bL – U bC 2 U = 2 2 W bL bC U U U + + U = Tegangan V U w = Drop tegangan resistor V U bL = Drop tegangan induktor V U bC = Drop tegangan kapasitor V Contoh: Rangkaian seri R, X L dan X C terukur tegangan drop U W = 10 V, U bL = 20 V, U bC = 10 V. Hitunglah besarnya tegangan suplai U. Jawaban: U = 2 2 W bL bC U U U + − U = 2 2 10 20 10 + − U = 100 100 + = 14,1 V Gambar 3.46 Rangkaian seri R, L, C, dan diagram vektor tegangan 80 Resistor seri induktor dan kapasitor Gambar 3.47 memunculkan dua kemungkinan ditinjau dari nilai reaktansi, yaitu: • Kondisi X L X C • Kondisi X C X L Kondisi ketika X L X C , artinya rangkaian memiliki sifat lebih induktif, hasilnya tegangan akan mendahului lagging arus dengan sudut phasa ϕ . Arah vektor X L – X C ke atas terhadap R. Ketika X C X L , artinya rangkaian bersifat kapasitif, yang terjadi adalah arus akan mendahului leading terhadap tegangan dengan sudut phasa ϕ . Arah vektor X C – X L ke bawah terhadap R. Persamaan impedansi: Z 2 = R 2 + X L + X C 2 Z = 2 2 L C R X X + + Z = U I Z = Impedansi Ω R = Resistor Ω X L = Reaktansi induktif Ω X C = Reaktansi kapasitif Ω Contoh: Rangkaian seri R = 300 Ω , induktor L = 2 H, dan kapasitor C = 6 µF, dihubungkan dengan sumber tegangan AC, frekuensi = 50 Hz. Hitung besarnya impedansi Z. Jawaban: X L = ω L = 2 π · 50 · 2 = 628 Ω Ω Ω Ω Ω X C = 1 C ω = 6 1 1 s 2 50 6 10 Ω s − ⋅ ⋅ ⋅ π = 6 10 1.885 Ω = 531 Ω Ω Ω Ω Ω X = X L – X C = 628 Ω – 531 Ω = 97 Ω Ω Ω Ω Ω Z = 2 2 R X + = 2 2 2 2 300 97 Ω + Ω = 2 99.409 Ω = 315 Ω Ω Ω Ω Ω

3.6.3 Paralel R, L, C