Trafo Pengukuran Tegangan Trafo Pengukuran Arus

112

4.13 Transformator Pengukuran

Untuk pengukuran tegangan dan arus yang besar diperlukan trafo pengukuran. Tujuannya untuk menyesuaikan besaran pengukuran dengan kemampuan alat ukur, disamping untuk keamanan manusia. Pemakaian trafo pengukuran tidak hanya untuk voltmeter, ampermeter, kWhmeter saja, tetapi untuk mengoperasikan berbagai peralatan kontrol relai tegangan, relai arus, relai bi- metal, dan sebagainya.

4.14 Trafo Pengukuran Tegangan

Panel distribusi dengan tegangan menengah 20 KV atau panel tegangan tinggi 150 KV menggunakan trafo pengukuran tegangan Potential Transformer = PT , untuk menurunkan tegangan 150 KV atau 20 KV menjadi 100 V. Untuk arus beban yang lebih besar 50 A dipakai trafo arus Current Transformer = CT Gambar 4.28 untuk menurunkan arus menjadi 1 A atau 5 A. Untuk pengukuran tegangan 20 KV sistem tiga phasa, digunakan trafo tegangan PT dengan ratio 20KV100 V Gambar 4.29. Bagian primer trafo tegangan termi- nal 1.1 dan 1.2 dipasang pengaman dua sekering yang terhubung dengan jala- jala L1 dan L2. Bagian sekunder trafo tegangan, terminal 2.1 dan 2.2 dihubungkan dengan Voltmeter dengan batas ukur 100 V. Terminal 2.1 dipasangkan sebuah sekering pengaman, terminal 2.2 dihubungkan dengan bumi sebagai pengaman bahaya tegangan sentuh jika terjadi gangguan pada trafo tegangan. Data teknis trafo pengukuran tegangan tertera dalam name plate Gambar 4.30 yang menjelaskan spesifikasi teknis mencakup: Gambar 4.27 Grafik tegangan fungsi arus, pada Trafo Welding Gambar 4.28 Bentuk fisik Trafo Arus CT 1. sambungan belitan input 2. belitan input 3. peredam panas 4. inti besi 5. belitan output 6. name plate 7. terminal belitan input 8. sekrup ground 113 Tegangan primer 10.000 V Tegangan sekunder 100 V Tegangan kerja 12, 28, 35, 75 KV Daya trafo 100 – 150 VA Presisi pengukuran 0,2 – 0,5 Frekuensi 50 Hz

4.15 Trafo Pengukuran Arus

Untuk pengukuran arus beban yang besar digunakan trafo pengukuran arus Current Transformer = CT. Trafo CT dipasang pada jala-jala seperti Gambar 4.31 dengan terminal K menghadap sisi suplai daya, dan terminal L menghadap sisi beban. Terminal K harus dihubungkan dengan bumi untuk mengamankan dari tegangan sentuh yang berbahaya jika ada gangguan kerusakan CT. Ampermeter yang digunakan memiliki batas ukur 1 A atau 5 A dengan skala pengukuran sesuai kebutuhan. Yang perlu diperhatikan ratio arus primer dan arus sekunder trafo CT CT ratio 300 A5 A. Jika terjadi kerusakan pada alat ukur atau alat kontrol yang dihubungkan dengan trafo pengukuran arus CT, maka sisi sekunder trafo arus harus dihubung singkatkan. Jika tidak akan berbahaya karena akan menimbulkan tegangan induksi yang sangat tinggi dan berbahaya. Spesifikasi teknis trafo CT dapat dibaca pada nameplate yang menempel di bagian badan trafo CT Gambar 4.33. Informasi yang terkandung mencakup data-data sebagai berikut: Tegangan nominal: 0,536 kV Ratio arus: 300 A5 A Arus thermal: 6 kA Daya trafo: 30–60 VA Presisi pengukuran: 0,5–1,0 Frekuensi: 50 Hz Gambar 4.29 Pengukuran dengan trafo tegangan PT Gambar 4.30 Name plate Trafo tegangan Gambar 4.31 Pengukuran dengan Trafo Arus 114 Gambar 4.34 Aplikasi trafo arus sebagai meter potable Trafo arus dalam bentuk portabel untuk kebutuhan pemeriksaan atau pemeliharaan dipakai jenis tang amper dengan sistem digital Gambar 4.34. Cara penggunaannya sangat praktis, tekan tang amper masukkan ke salah satu kabel phasa yang akan diukur, periksa batas ukurnya dan penunjukan amper terbaca secara digital. Tang amper juga dapat mengukur daya listrik KW- meter dengan menghubungkan kabel clip-on tegangan ke phasa R, S, T dan N. Tang amper sangat bermanfaat untuk mengukur arus beban tiap- tiap phasa untuk mengetahui keseimbangan arus. Arus beban yang tidak seimbang berpotensi merusak alat listrik. Dengan metode tertentu tang amper bisa digunakan untuk me- lacak jika terjadi pencurian listrik yang disengaja.

4.16 Transformator Tiga Phasa