Hubungan Bintang Sistem Listrik Tiga Phasa

87

3.8.2 Hubungan Bintang

Untuk memahami perbedaan tegangan saat hubungan bintang dan segitiga lihat Gambar 3.61. Hubungan bintang terdapat tegangan phasa-netral U 1N , U 2N , dan U 3N . Juga terdapat tegangan phasa-phasa U 12 , U 23 , dan U 31 . Sedangkan pada hubungan segitiga hanya terdapat tegangan phasa-phasa, yaitu U 12 , U 23 , dan U 31 . Analisis secara grafis dapat dijelaskan. 31 2 U = U 1N cos 30° = U 1N 3 2 ⇒ U 31 = U 1N 3 U 31 = U 3N – U 1N U 31 = Tegangan phasa 3 ke phasa 1 U 1N = Tegangan phasa 1 ke netral 3 = Faktor pengali Grafik tegangan phasa-netral dan tegangan phasa-phasa lihat Gambar 3.62. Tegangan phasa U 1N bergerak dari sudut 0° sampai 360°. Tegangan phasa U 3N bergerak dari 60° sampai 420°. Tegangan phasa-phasa U 13 merupakan penjumlahan vektor U 1N + U 3N bergerak dari 30° sampai 390°. Gambar 3.62 Tegangan phasa netral; tegangan phasa ke phasa Tegangan phasa-phasa U 12 , U 23 , U 31 = 380 V, tegangan phasa netral U 1N , U 2N , U 3N = 220 V Gambar 3.63. Gambar 3.61 Tegangan bintang dan segitiga 88 Gambar 3.63 Pengukur tegangan phasa-phasa, tegangan phasa-netral Beban hubungan bintang terminal U 2 , V 2 , dan W 2 disatukan. Jala-jala L1-U1, L2-V1 dan L3-W1 Gambar 3.64. Dipasangkan empat ampermeter I 1 , I 2 , I 3 .dan I N . Ketika beban seimbang I 1 = I 2 = I 3 ampermeter I N = 0. Tegangan phasa- phasa U 12 , U 23 , dan U 31 besarnya 380 V, maka tegangan phasa-netral U 1N , U 2N , dan U 3N besarnya: U = 3 U str U str = 3 U = 380 V 3 = 220V I = I str Bentuk gelombang arus listrik tiga phasa lihat Gambar 3.65. Arus i 1 berawal dari 0°, 180°, dan berakhir di sudut α 360°. Arus i 2 berawal dari 120°, 300°, dan berakhir di sudut α 480°. Arus i 3 berawal dari 240° dan berakhir di sudut α 600°. Antara i 1 , i 2 , i 3 masing-masing berbeda 120°. Gambar 3.65 Gelombang sinusoida 3 phasa Rangkaian Gambar 3.66, dipasangkan tiga beban resistor yang besarnya identik sama, terhubung secara bintang. Vektor tegangan U 1N , U 2N dan U 3N masing- masing berbeda sudut 120° Gambar 3.66. Gambar 3.64 Beban bintang 89 Besarnya arus I 1 , I 2 , dan I 3 akan sama besarnya. Vektor arus I1 akan sephasa dengan U 1N , vektor I 2 akan sephasa dengan U 2N dan I 3 sephasa dengan U 3N . Kondisi ini sering disebut beban seimbang. Tiga beban resistor besarnya tidak sama dirangkai secara bintang Gambar 3.67. Penunjukan ampermeter I 1 = 2,5 A, I 2 = 2,0 A, I 3 = 1,0 A. Hitunglah besarnya I N . Gambar 3.67 Vektor tegangan dan arus beban resistif tidak seimbang Dengan bantuan Gambar 3.67 dibuat skala 1cm = 1 A. I 1 = 2,5 A = 2,5 cm I 2 = 2,0 A = 2,0 cm I 3 = 1,0 A = 1,0 cm Ukur panjang I N = 1,2 cm = 1,2 A. Beban tidak seimbang mengakibatkan ada arus yang mengalir melalui kawat netral, sebesar I N = 1,2 A. Akibat lainnya tegangan phasa-netral U 1N , U 2N , dan U 3N juga berubah Gambar 3.68. Posisi titik netral N bergeser dari kedudukan awal di tengah, bergeser ke arah kiri bawah N ′ . Meskipun demikian tegangan phasa-phasa U 12 , U 23 , dan U 31 tetap simetris. Oleh sebab itu pada hubungan bintang sedapat mungkin beban tiap phasa dibuat seimbang, sehingga tidak mengganggu tegangan phasa-netral.

3.8.3 Hubungan Segitiga