Hukum Kirchoff-Arus Mengukur Resistansi dengan Tegangan dan Arus

17 Jawaban: Menghitung tahanan pengganti R p R p = R 1 + R 2 = 1 k Ω + 8,2 k Ω = 9,2 k Ω Menghitung tegangan pembagi U BC = 2 p R R         U s = 8,2 k 9,2 k Ω     Ω   12 V = 10,69 V

1.15 Hukum Kirchoff-Arus

Hukum Kirchoff-arus menyatakan bahwa dalam rangkaian loop tertutup, jumlah arus yang masuk dalam suatu titik sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik tersebut Gambar 1.26. Aplikasi ini banyak dipakai sehari-hari, di mana beban listrik disambung paralel satu dengan lainnya. Sehingga arus total sama dengan jumlah arus tiap cabang beban. Persamaan hukum Kirchoff-arus: I IN1 + I IN2 + . . . I INn = I OUT1 + I OUT 2 + . . . I OUT m I IN1 = Arus masuk cabang-1 I IN2 = Arus masuk cabang-2 I OUT1 = Arus keluar cabang-1 I OUT2 = Arus keluar cabang-2 I OUTm = Arus keluar cabang-m Contoh: Sumber tegangan DC, dirangkai dengan dua resistor paralel. Arus cabang-1: 5mA, arus cabang-2: 12mA. Hitunglah besarnya arus total sumber DC dengan menggunakan hukum Kirchoff arus Jawaban: Pertama, menghitung arus total I T dititik A I T = I 1 + I 2 = 5 mA + 12 mA = 17 mA Arus total yang masuk di titik B, I T = I 1 + I 2 = 5 mA + 12 mA = 17 mA Contoh: Sumber tegangan DC 12 V, dirangkai tiga resistor paralel R 1 = 1 k Ω , R 2 = 2,2 k Ω , R 3 = 560 Ω . Hitung besarnya arus cabang masing masing resistor dan arus total sumber Jawaban: I 1 = S 1 V R = 12 V 1 k Ω = 12 mA I 2 = S 2 V R = 12 V 2,2 k Ω = 5,45 mA I 3 = S 3 V R = 12 V 560 k Ω = 21,42 mA Arus total IT = I 1 + I 2 + I 3 = 12 mA + 5,45 mA + 21,42 mA = 38,87 mA Gambar 1.25 Rangkaian pembagi tegangan Gambar 1.26 Hukum Kirchoff-arus 18

1.16 Mengukur Resistansi dengan Tegangan dan Arus

Mengukur besaran resistor yang tidak diketahui bisa juga dilakukan dengan metode pengukuran tegangan dan arus. Digunakan dua alat ukur yaitu Voltmeter untuk mengukur tegangan dan Ampermeter untuk mengukur arus. Ada dua cara pengukuran yang hampir sama, tetapi akan menghasilkan dua persamaan yang berbeda. Cara Pertama periksa Gambar 1-27 Sumber tegangan DC dipasang dengan posisi Voltmeter dekat catu daya dan Ampermeter di seri dengan beban R. Arus total yang keluar dari catu daya besarnya sebesar I + I iV . Pada ujung Ampermeter terjadi drop tegangan sebesar U iA = I R iA . Sehingga besarnya tegangan pada beban R besarnya UR = U – U iA . Dengan mengukur besarnya arus I pada Ampermeter, mengukur tegangan U pada Voltmeter, dan mengetahui besarnya tahanan dalam Ampeter sebesar R iA . Maka besarnya resistansi beban R adalah: R = iA U U I − = U I – R iA Ω Cara Kedua periksa Gambar 1.28. Catu daya tegangan DC terhubung seri dengan Ampermeter. Sebuah Voltmeter pengukur tegangan dipasangkan paralel dengan beban resistor R. Arus yang terukur pada Ampermeter besarnya I. Arus yang mengalir ke beban I – I N . Dengan mengukur arus pada Ampermeter dan mengukur tegangan pada Voltmeter, dan mengetahui tahanan dalam Voltmeter yang besarnya R iV . Dapat dihitung besarnya resistansi R sebesar: R = iV U I I − = U I – R iV Ω

1.17 Tahanan dalam Baterai