Daya Semu Segitiga Daya Beban Induktif

74 Apa yang terjadi jika beda sudut phasa antara tegangan dengan arus ϕ = 90°? Penjelasan fenomena ini Gambar 3.37 ketika tegangan dan arus beda sudut phasa 90°. Daya aktifnya sebagai perkalian tegangan dan arus hasilnya sama antara daya sisi negatif dan daya positifnya, dengan kata lain dayanya sama dengan nol. Gambar 3.37 Daya aktif beban induktif • Daya aktif dinyatakan dengan satuan watt, pada beban resistif daya aktif merupakan daya nyata yang diubah menjadi panas. • Pada beban impedansi daya nyata hasil kali tegangan dan arus dan faktor kerja cos j. • Pada beban di mana pergeseran phasa tegangan dan arus sebesar 90°, maka daya aktif akan menjadi nol.

3.5.5 Daya Semu

Mengukur daya aktif beban impedansi resistor R seri dan induktor X L dilakukan dengan Wattmeter Gambar 3.38. Daya semu merupakan perkalian tegangan dengan arus, satuan VA Volt-Amper. Tegangan diukur dengan Voltmeter, arus diukur dengan Ampermeter. S = U I [S] = V A = V A 1 S = Daya semu VA, Volt-Amper U = Tegangan efektif V I = Arus efektif A Daya semu dinyatakan dengan satuan Volt-Amper, menyatakan kapasitas peralatan listrik. Pada peralatan generator dan transformator kapasitas dinyatakan dengan daya semu atau KVA.

3.5.6 Segitiga Daya Beban Induktif

Beban induktif dapat digambarkan dengan dua kondisi, yaitu resistor R seri dengan induktor X L dan resistor R paralel dengan induktor X L . Sumber tegangan AC dengan beban resistor seri induktor Gambar 3.39a mengalir arus I. Gambar 3.38 Pengukuran arus, tegangan, dan Wattmeter 75 Gambar 3.39 Rangkaian R seri dan segitiga daya Pada resistor terjadi drop tegangan U W dan drop tegangan induktor U BL . Daya yang terjadi pada rangkaian Gambar 3.39b, yaitu daya semu, daya aktif, dan daya reaktif. S = U I VA, Volt-Amper P = U W I W, Watt Q L = U bL I VAR, Volt-Amper-Reaktif Beban induktif bisa juga terjadi di mana resistor R terhubung secara paralel dengan induktor X L Gambar 3.40a. Arus yang mengalir melewati resistor sebesar I W dan arus cabang melewati induktor I BL . Daya yang terjadi pada rangkaian tersebut mencakup daya semu, daya aktif, dan daya reaktif Gambar 3.40b. Gambar 3.40 Rangkaian R paralel dan segitiga daya Daya aktif P dengan garis horizontal, daya reaktif Q berbeda sudut 90°, daya semu penjumlahan aljabar P dan Q. Sudut α antara P dan S merupakan faktor kerja. S 2 = P 2 + Q L 2 ⇒ S = 2 2 L P Q + S = U I VA cos ϕ = P S ⇒ P = S cos ϕ P = U I cos ϕ W sin ϕ = L Q S ⇒ Q L = S sin ϕ Q L = U I sin ϕ VAR tan ϕ = L Q P Q L = P tan ϕ S = Daya semu P = Daya aktif Q L = Daya reaktif ϕ = Faktor kerja Contoh: Beban induktif dihubungkan dengan tegangan AC 24 V, menarik arus 2,5 A dan terukur faktor kerja 0,9. Hitung daya semu, daya aktif, dan daya reaktif. 76 Jawaban: S = U I = 24 V · 2,5 A = 60 VA P = S cos ϕ = 60 VA · 0,9 = 54 W Q L = 2 2 S P − = 2 2 2 2 60 VA 54 W − = 26,15 VAR cos ϕ = 0,9 ⇒ ϕ = 25,84° Segitiga daya menyatakan komponen daya aktif P, daya reaktif Q dan daya semu S. Resistor seri induktor diberi tegangan AC, berbeda dalam menggambarkan segitiga daya dengan beban resistor paralel dengan induktor.

3.5.7 Faktor Kerja