Pemetaan Secara horizontal Pemetaan

dengan kata lain telah memenuhi syarat untuk dilakukan eksplorasi didaerah tersebut. Dan tidak menutup kemungkinan juga ada keberadaan material tambang lain didaerah tersebut, itu dapat diketahui dengan melakukan studi geologi yang lain. Perlu dilakukan studi geologi yang lain dengan tujuan agar lebih efektif untuk proses eksplorasi. Karena mengingat bahwasanya tidak menutup kemungkinan adanya keberadaan material tambang yang lain, yang pasti memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan manusia pada umumnya.

4.5.2 Pemetaan Secara horizontal

Jika dilakukan pemetaan secara horizontal, maka dapat dilakukan dengan menggunakan Surfer10, dengan cara mengambil tiap daerah terkhusus daerah batu gamping. Lalu kemudian melakukan overlap secara horizontal, ditambah dengan menggunakan garis yang memiliki warna yang berbeda pada tiap-tiap kedalaman agar lebih mempermudah untuk melihat penyebarannya. Dengan demikian kita dapat untuk menentukan pada kedalaman berapakah terdapat penyebaran batu Gamping dalam jumlah yang besar. Kita juga dapat melihat bagaimana sebenarnya bentuk dari pola penyebaran batu Gamping tersebut pada kedalaman 5 meter, 10 meter, 15 meter, 20 meter, 25 meter, 30 meter. Dengan mengetahui itu, maka akan lebih mudah untuk melakukan tahap selanjutnya yaitu penambangan. Proses penambangan sudah pasti membutuhkan informasi terkait dengan susunan material pada daerah tambang, selain informasi tersebut memberitahukan jenis kandungan yang terdapat ia juga memberikan informasi daerah yang memiliki potensi longsor, karena itu berguna untuk keselamatan kerja. Peta penyebaran batu Gamping dapat dilihat pada gambar berikut, yang diolah dengan menggunakan Software Surfer10: Universitas Sumatera Utara Gambar 4.42 Peta Penyebaran Batu Gamping Tiap Kedalaman 5meter Dari gambar 4.42 terlihat bagaimana sebenarnya penyebaran batu Gamping didaerah Lau Adimdayang Desa Sulkam Kecmatan Kutambaru Kabupaten Langkat. Garis kontur berwarna merah menunjukkan penyebaran batu Gamping pada kedalaman 5 meter, lalu kemudian menysul dengan kontur berwarna kuning dengan kedalaman 10 meter, warna hijau pada kedalaman 15 meter, warna biru dengan kedalaman 20 meter, warna cokelat pada kedalaman 25 meter dsan warna hitam pada kedalaman 30 meter. Terlihat dengan jelas bagaimana sebenarnya bentuk penyebaran batu Gamping tersebut. Adanya perubahan bentuk tiap kedalaman terlihat pada peta tersebut. Perubahan yang signifikan terlihat pada kedalaman 30 meter, dimana polanya berubah secara keseluruhan. Pada kedalaman 30 meter terlihat juga bahwa pada kedalaman ini memiliki penyebaran batu Gamping dengan jumlah terbesar jika dibandingkan dengan kedalaman 5,10,15,20,25 meter. Dengan informasi yang telah dipaparkan diharapkan dapat membantu proses eksplorasi. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengolahan data pengukuran pada delapan belas lintasan yang berada di Desa Sulkam khususnya daerah Lau Adimdayang Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat dapat disimpulkan bahwa : 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdeteksi berbagai macam jenis material terkhusus jenis batu gampingLimestones,batu pasir Sandstones, batu tulis shales, krikil Gravel,kerikil kering Dry Gravel,pasir sands, kwarsa Quarzt, lempung Clay, batu lempung Claystones, air tanah Ground Water yang terdapat hampir diseluruh lintasan dengan kedalaman ± 28,7 m. 2. Penyebaran batu gamping pada daerah penelitian ini tersebar hampir diseluruh lintasan 17 lintasan. Jenis material batu Gamping Limestones mendominasi dari sekian banyak jenis material yang terdeteksi. Dan pada kedalaman 30 meter merupakan daerah yang memiliki penyebaran batu Gamping yang lebih besar. Hal ini juga tidak lepas dari penampakan atas permukaannya.

5.2 Saran

1. Sebaiknya dilakukan penelitian dengan menggunakan metode yang berbeda seperti metode resistivitas tiga dimensi atau dengan metode – metode lainnya yang hasilnya berupa pemodelan tiga dimensi. 2. Memilih objek lain yang berkaitan dengan bumi seperti penyebaran air, penyebaran polutan dll. 3. Agar memperhatikan peralatan yang digunakan, jangan sampai mengalami kerusakan pada alat. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

POLA PENYEBARAN BATU GAMPING BAWAH PERMUKAAN DAERAH KASUMPAT KECAMATAN KUTAMBARU KABUPATEN LANGKAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK SCHLUMBERGER.

1 10 19

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK MENENTUKAN KEBERADAAN BATU GAMPING DI DAERAH KEJAREN DUSUN 1 SULKAM KABUPATEN LANGKAT.

1 5 14

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK MENENTUKAN KEBERADAAN BATU GAMPING DI DAERAH KEJAREN DUSUN I SULKAM KABUPATEN LANGKAT.

1 4 15

PENDETEKSIAN STRUKTUR PENYEBARAN BATU GAMPING DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI DAERAH CANGAP KERABANGEN KECAMATAN KUTAMBARU KABUPATEN LANGKAT.

0 9 21

Pemetaan Batu Gamping Di Lokasi Rencana Pembangunan Pabrik Semen, Khususnya Di Daerah Lau Adimdayang Desa Sulkam Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Dengan Metode Wenner-Schlumberger

0 0 16

Pemetaan Batu Gamping Di Lokasi Rencana Pembangunan Pabrik Semen, Khususnya Di Daerah Lau Adimdayang Desa Sulkam Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Dengan Metode Wenner-Schlumberger

0 0 2

Pemetaan Batu Gamping Di Lokasi Rencana Pembangunan Pabrik Semen, Khususnya Di Daerah Lau Adimdayang Desa Sulkam Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Dengan Metode Wenner-Schlumberger

0 0 5

Pemetaan Batu Gamping Di Lokasi Rencana Pembangunan Pabrik Semen, Khususnya Di Daerah Lau Adimdayang Desa Sulkam Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Dengan Metode Wenner-Schlumberger

0 1 23

Pemetaan Batu Gamping Di Lokasi Rencana Pembangunan Pabrik Semen, Khususnya Di Daerah Lau Adimdayang Desa Sulkam Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Dengan Metode Wenner-Schlumberger

0 0 2

Pemetaan Batu Gamping Di Lokasi Rencana Pembangunan Pabrik Semen, Khususnya Di Daerah Lau Adimdayang Desa Sulkam Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Dengan Metode Wenner-Schlumberger

0 0 87