yang ke-3 adalah kontur resistivitas sebenarnya yang diperoleh setelah melalui proses pemodelan inversi inverse model resistivity section, pada lampiran C.
Data resistivitas 2D yang telah diolah menggunakan program Res2Dinv, kemudian diperoleh gambar penampang 2D bawah permukaan sepanjang lintasan
dimana nilai tahanan jenis yang dibedakan dengan warna untuk melihat kontras resistivitas pada setiap lapisan dan berdasarkan tabel nilai variasi resistivitas
tanah dan batuan pada lapisan bumi dan memberikan informasi tahanan jenis sebenarnya secara lateral dan vertikal. Analisis data ini dilakukan untuk setiap
lintasan geolistrik 2D, sehingga dapat diperkirakan keadaan bawah permukaan yang lebih terperinci.
Perkiraan yang dilakukan untuk mengetahui jenis kandungan pada setiap lintasan elektroda tidak lepas dari keadaan permukaan tanah yang dapat dilihat
secara kasat mata. Hal ini harus diperhatikan demi ketepatan pendugaan jenis material yang ada dibawah permukaan mengingat rentang antara resistivitas
material-material bumi ada yang memiliki kesamaan. Dalam artian harus disesuaikan tempat lokasi kegiatan geolistrik dengan kemungkinan pendugaan
yang dilakukan terhadap jenis material tepat sesuai resistivitas yang didapat dari alat. Seperti halnya penelitian ini dilakukan didaerah Lau Adimdayang yang
secara kasat mata dapat dilihat adanya singkapan-singkapan batu gamping. Keberadaan singkapan-singkapan itu juga akan mempengaruhi jenis material yang
lainnya, walaupun tidak menutup kemungkinan ada jenis lain yang tidak terduga. Namun dengan data yang didapatkan dari lapangan dengan geolistrik dan dari
singkapan yang ada diatas permukaan daerah maka bisa dilakukan pendugaan.
4.4.1 Analisis Lintasan Pengamatan
Berdasarkan pada tabel resistivitas material-material bumi dapat dilakukan pendugaan terhadap jenis material atau batuan yang ada sesuai nilai hambatan
jenis yang diwakili oleh kode warna hasil inversi Software Res2Dinv. Setelah
Universitas Sumatera Utara
dilakukan pendugaan secara keseluruhan lalu diolah kembali dengan menggunakan Surfer Sebagai bentuk analisis, untuk menampilkan bentuk
penampang 2D beserta bagian-bagian jenis material sesuai resistivitas masing- masing susunan lapisan bawah permukaan tiap lintasan penelititan.
Analisis Lintasan Pertama.
Lintasan pertama tepatnya di titik ke-67 terletak pada koordinat UTM 0421383 N 0367240 E. Bentuk lintasan miring dan mendekati jurang, elektroda ke-4 di non-
aktifkan karena tepat berada diatas batu. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan
Surfer maka akan tampil seperti gambar berikut :
Gambar 4.18 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Pertama Hasil Surfer.
Lintasan pertama dibagi menjadi dua bagian sesuai dengan rentang resistivitas yang dimiliki tiap bagian dari penampang lintasan ini. Adapun
spesifikasi dari hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut : Zona a memiliki resistivitas antara 26,5 Ωm - 490 Ωm digolongkan
merupakan lapisan Akuifer, yaitu lapisan pembawa air yang berupa pasir, kerikil-kerikil kecil dan air tanah. Lapisan ini mendominasi untuk lintasan
pertama yang berada dibawah elektroda 5 – 25 dan lapisan lempung Clay
yang memiliki campuran lumpur yang berada dibawah elektroda 15 – 23.
Universitas Sumatera Utara
Zona b memiliki resistivitas antara 500 Ωm – 10000 Ωm digolongkan merupakan lapisan batu Gamping yang berada dibawah elektroda 16
– 32 dengan kedalaman maksimal ± 20 m dan memiliki resistivitas antara
11000 Ωm – 18367 Ωm disinyalir berupa sebahagian kecil kumpulan Quartz kwarsa yang berada diantara kumpulan Gamping.
Analisis Lintasan Kedua
Lintasan kedua tepatnya di titik ke-73 terletak pada koordinat UTM 0421620 N 0366285 E. Bentuk lintasan miring naik-turun dan terdapat singkapan batu
gamping, elektroda ke-27 135m di non-aktifkan karena banyak akar. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah denga
menggunakan Surfer maka akan terlihat seperti gambar berikut :
Gambar 4.19 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Kedua Hasil Surfer.
Lintasan kedua dibagi menjadi dua bagian sesuai dengan rentang resistivitas yang dimiliki tiap bagian dari penampang lintasan ini. Adapun
spesifikasi dari hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut : Zona a memiliki resistivitas antara 30,2 Ωm – 400 Ωm digolongkan
merupakan lapisan Akuifer, yaitu lapisan pembawa air berupa pasir, kerikil-kerikil kecil dan air tanah. Berada dibawah elektroda 11
– 22.
Universitas Sumatera Utara
Bagian lapisan ini merupakan lapisan terkecil diantara lapisan lainnya dengan kedalaman maksimal ± 19 m dan diduga memiliki lapisan lempung
Clay dengan campuran lumpur berada hampir diseluruh bentangan elektroda dengan kedalaman maksimal ± 24 m.
Zona b memiliki resistivitas antara 500 Ωm – 1863 Ωm digolongkan merupakan lapaisan batu Gamping Limestones dengan campuran batu
kapur. Lapisan ini berada di bawah seperti yang terlihat pada gambar.
Analisis Lintasan Ketiga
Lintasan ketiga tepatnya di titik ke-74 terletak pada koordinat UTM 0421646 N 0366495 E. Bentuk lintasan landai, elektroda ke-2 5m dan elektroda ke-3 10m
di non-aktifkan karena banyak terdapat akar. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan
Surfer maka akan tampil seperti gambar berikut :
Gambar 4.20 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Ketiga Hasil Surfer.
Lintasan ketiga dibagi menjadi tiga bagian sesuai dengan rentang resistivitas yang dimiliki tiap bagian dari penampang lintasan ini. Adapun
spesifikasi dari hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Zona a memiliki resistivitas antara 11000 Ωm – 25000 Ωm digolongkan merupakan lapisan Quartz kwarsa. Berada dibawah elektroda 5
– 6. Bagian lapisan ini merupakan lapisan terkecil diantara lapisan lainnya
dengan kedalaman maksimal ± 6 m. Zona b memiliki resistivitas antara 38,8 Ωm – 97,8 Ωm digolongkan
merupakan lapisan Akuifer, yaitu lapisan pembawa air berupa campuran pasir, krikil dan air tanah dan memiliki resistivitas antara 100 Ωm – 450
Ωm disinyalir merupakan lapisan Claystones batu lempung.
Zona c memiliki resistivitas antara 500 Ωm – 10000 Ωm digolongkan merupakan lapaisan batu Gamping Limestones dengan campuran batu
kapur. Lapisan ini tersebar menjadi tiga bagian seperti yang terlihat pada gambar, salah satu sebarannya berukuran kecil.
Analisis Lintasan Keempat
Lintasan keempat tepatnya di titik ke-75 terletak pada koordinat UTM 0421612 N 0366754 E.
Bentuk lintasan landai, terdapat jurang dan singkapan di daerah elektroda 1. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter.
Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil seperti gambar berikut :
Gambar 4.21 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Keempat Hasil Surfer.
Universitas Sumatera Utara
Lintasan keempat dibagi menjadi dua bagian sesuai dengan rentang resistivitas penyusun material pada lintasan ini. Adapun spesifikasi dari hasil
analisis untuk lintasan ini sebagai berikut : Zona a memiliki resistivitas antara ± 72,5 Ωm – 488 Ωm digolongkan
merupakan lapisan Clay lempung yang bercampur dengan lumpur. Lapisan ini diapit oleh lapisan batu gamping seperti terlihat pada gambar.
Zona b memiliki resistivitas antara ± 500 Ωm – 5461 Ωm disinyalir merupakan lapisan batu Gamping Limestones. Lapisan batu Gamping
mendominasi untuk lintasan ini, dengan kedalaman maksimal 30 m.
Analisis Lintasan Kelima
Lintasan kelima tepatnya di titik ke-76 terletak pada koordinat UTM 0421603 N 0366974 E. Bentuk lintasan menurun dan tepat mengarah ke arah jurang, semua
elektroda terpasang dengan baik. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka
akan tampil seperti gambar berikut :
Gambar 4.22 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Kelima Hasil Surfer.
Universitas Sumatera Utara
Lintasan kelima dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan rentang resistivitas material penyusun pada lintasan ini. Adapun spesifikasi hasil analisis untuk
lintasan ini sebagai berikut : Zona a memiliki resistivitas antara ± 500 Ωm - 2354 Ωm digolongkan
merupakan lapisaan batu Gamping Limestones. Daerah penyebaran lapisan batu gamping ini tersebar di seluruh bentangan seperti yang terlihat
pada gambar. Zona b memiliki resistivitas antara ± 289 Ωm – 439 Ωm digolongkan
merupakan lapisan lempung Clay. Penyebaran lapisan ini terbagi menjadi dua bagian dan berada dibawah lapisan batu gamping seperti yang
terlihat pada gambar.
Analisis Lintasan Keenam
Lintasan keenam tepatnya di titik ke-77 terletak pada koordinat UTM 0421358 N 0367002 E. Bentuk lintasan miring dan terdapat singkapan batu gamping,
elektroda ke-30 115m di non-aktifkan karena banyak akar. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan
menggunakan Surfer maka akan tampil seperti gambar berikut :
Gambar 4.23 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Keenam Hasil Surfer.
Universitas Sumatera Utara
Lintasan keenam dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan rentang nilai resistivitas penyusun lapisan material dalam lintasan ini. Adapun spesifikasi dari
hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut : Zona a memiliki resistivitas antara ± 40,4 Ωm – 400 Ωm digolongkan
merupakan lapisan Clay Lempung, Claystones Batu lempung. Zona b memiliki resistivitas antara ± 500 Ωm – 1421 Ωm digolongkan
merupakan lapisan batu gamping Limestones. Lapisan batu gamping mendominasi untuk lintasan dan tersebar diseluruh titik elektroda dengan
rentang kedalaman ± 1,2 m - 30 m.
Analisis Lintasan Ketujuh
Lintasan ketujuh tepatnya di titik ke-78 terletak pada koordinat UTM 0421435 N 0366732 E. Bentuk lintasan landai naik-turun dan terdapat singkapan di daerah
elektroda pertama. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil
seperti gambar berikut :
Gambar 4.24 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Ketujuh Hasil Surfer.
Universitas Sumatera Utara
Lintasan ketujuh dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan rentang nilai resistivitas penyusun lapisan material dalam lintasan ini. Adapun spesifikasi dari
hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut : Zona a memiliki resistivitas antara ± 500Ωm – 4573 Ωm digolongkan
merupakan lapisan Limestones gamping. Lapisan ini mendominasi dan tersebar diseluruh bentangan elektroda seperti yang terlihat pada gambar.
Zona b memiliki resistivitas antara ± 57,1 – 180 Ωm digolongkan merupakan lapisan Akuifer dengan komposisi material yang lain seperti
Clay lempung Sand Pasir.
Analisis Lintasan Kedelapan
Lintasan kedelapan tepatnya di titik ke-79 terletak pada koordinat UTM 0421349 N 0366535 E. Bentuk lintasan miringterdapat singkapan batu gamping. Dengan
panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil seperti gambar berikut :
Gambar 4.25 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Kedelapan Hasil Surfer.
Lintasan kedelapan dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan rentang nilai resistivitas penyusun lapisan material dalam lintasan ini. Adapun spesifikasi dari
hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Zona a memiliki resistivitas antara ± 122 Ωm – 400 Ωm digolongkan merupakan lapisan Topsoil yang merupakan lapisan permukaan dengan
komposisi material antara lain lapisan batu pasir Sandstones, Lempung Clay dan pasir.
Zona b memiliki resistivitas antara ± 500 Ωm – 2000 Ωm digolongkan merupakan lapaisan batu gamping Limestones. Pada lintasan kedelapan
jenis material batu gamping mendominasi seperti yang terlihat pada gambar.
Analisis Lintasan Kesembilan
Lintasan kesembilan tepatnya di titik ke-80 terletak pada koordinat UTM 0421123 N 0366500 E. Bentuk lintasan landai dan miring, tegangan yang digunakan 40
mV. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil seperti gambar
berikut :
Gambar 4.26 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Kesembilan Hasil Surfer.
Lintasan kesembilan dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan rentang nilai resistivitas penyusun lapisan material dalam lintasan ini. Adapun spesifikasi dari
hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Zona a memiliki resistivitas antara ± 5,96 Ωm – 450 Ωm digolongkan merupakan lapisan Akuifer berupa pasir, batu pasir dan lempung tersebar
menjadi dua bagian seperti yang terlihat pada gambar. Zona b memiliki resistivitas antara ± 500 Ωm – 4076 Ωm digolongkan
merupakan lapisan batu gamping Limestones. Penyebaran lapisan gamping tersebut berada diantara lapisan Akuifer.
Analisis Lintasan Kesepuluh
Lintasan kesepuluh tepatnya di titik ke-81 terletak pada koordinat UTM 0421113 N 0366767 E. Bentuk lintasan menurun dan curam, melintasi batu gamping dan
terdapat singkapan. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil
seperti gambar berikut :
Gambar 4.27 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Kesepuluh Hasil Surfer.
Lintasan kesepuluh dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan rentang nilai resistivitas penyusun lapisan material dalam lintasan ini. Adapun spesifikasi dari
hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut : Zona a memiliki resistivitas antara ± 59,2 Ωm – 490 Ωm digolongkan
merupakan lapisan Topsoil, berupa lapisan permukaan yang mengandung air tanah dengan campuran tanah, pasir dan lapisan Claystones Batu
Universitas Sumatera Utara
lempung. Penyebarannya berada di permukaan seperti yang terlihat pada gambar.
Zona b memiliki resistivitas antara ± 500 Ωm – 1469 Ωm digolongkan merupakan lapisan batu gamping Limestones. Lapisan ini mendominasi
dan tersebar diseluruh bentangan dengan kedalaman maksimal ± 30 meter dari atas permukaan lintasan.
Analisis Lintasan Kesebelas
Lintasan kesebelas tepatnya di titik ke-83 terletak pada koordinat UTM 0421133 N 0366317 E. Bentuk lintasan miring dan landai. Dengan panjang lintasan 155
meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil seperti gambar berikut :
Gambar 4.28 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Ke-11 Hasil Surfer.
Lintasan kesepuluh dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan rentang nilai resistivitas penyusun lapisan material dalam lintasan ini. Adapun spesifikasi dari
hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut : Zona a memiliki resistivitas antara ± 500 Ωm – 5423 Ωm digolongkan
merupakan lapisan batu Gamping Limestones. Lapisan ini tersebar diatas
permukaan dan bawah permukaan dengan mengapit lapisan Claystones seperti yang terlihat pada gambar.
Universitas Sumatera Utara
Zona b memiliki resistivitas antara ± 23,5 Ωm – 450 Ωm digolongkan merupakan lapisan Claystones batu lempung.
Analisis Lintasan Kedua belas
Lintasan kedua belas tepatnya di titik ke-86 terletak pada koordinat UTM 0420859 N 0366285 E. Terdapat jurang disebelah lintasan dan sepanjang lintasan
terdapat singkapan. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil
seperti gambar berikut :
Gambar 4.29 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Ke-12 Hasil Surfer.
Lintasan kedua belas dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan rentang nilai resistivitas penyusun lapisan material dalam lintasan ini. Adapun spesifikasi dari
hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut : Zona a memiliki resistivita antara ± 98,0 Ωm – 490 Ωm digolongkan
merupakan lapisan Topsoil yaitu lapisan permukaan yang berupa pasir Sand dan batu pasir Sandstones. Lapisan ini hanya berada di
permukaan bentangan elektroda. Zona b memiliki resisitivitas antara ± 500 Ωm – 8724 digolongkan
merupakan lapisan Limestones Gamping. Lapisan Limestones untuk
Universitas Sumatera Utara
lintasan ini tersebar diseluruh lintasan dan berada di bawah lapisan top soil.
Analisis Lintasan Ketiga belas
Lintasan ketiga belas tepatnya di titik ke-87 terletak pada koordinat UTM 0420863 N 0366490 E. Terdapat singkapan pada elektroda ke-3. Dengan panjang
lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil seperti gambar berikut :
Gambar 4.30 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Ke-13 Hasil Surfer.
Lintasan ketiga belas dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan rentang nilai resistivitas penyusun lapisan material dalam lintasan ini. Adapun spesifikasi dari
hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut : Zona a memiliki resistivitas antara ± 500 Ωm – 2167 Ωm digolongkan
merupakan lapisan Limestones batu gamping. Lapisan ini penyebarannya
tidak merata seperti yang diperlihatkan pada gambar.
Zona b memiliki resistivitas antara ± 154 Ωm – 450 Ωm digolongkan merupakan lapisan Claystone Batu lempung, Sandstones atau batu pasir
dan pasir. Lapisan ini mengapit lapisan batu gamping seperti yang terlihat
pada gambar.
Universitas Sumatera Utara
Analisis Lintasan Keempat belas
Lintasan keempat belas tepatnya di titik ke-90 terletak pada koordinat UTM 0420866 N 0366754 E. Bentuk lintasan miring dan disekitar lintasan terdapat
singkapan. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil seperti
gambar berikut :
Gambar 4.31 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Ke-14 Hasil Surfer. Lintasan keempat belas dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan rentang
nilai resistivitas penyusun lapisan material dalam lintasan ini. Adapun spesifikasi dari hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut :
Zona a memiliki resistivitas antara ± 12,9 Ωm – 450 Ωm digolongkan merupakan
lapisan Akuifer
dengan komposisi
berupa lapisan
Claylempung, Claystones batu lempung Sandstones batu pasir. Lapisan ini mendominasi dan tersebar hampir diseluruh bentangan, seperti
yang terlihat pada gambar. Zona b memiliki resistivias antara ± 500 Ωm – 1782 Ωm digolongkan
merupakan lapisan batu Gamping Limestones. Lapisan Limestones hanya sebahagian kecil terdapat pada lintasan ini, dengan posisi dikedalaman
30m, seperti halnya terlihat pada gambar.
Universitas Sumatera Utara
Analisis Lintasan Kelima belas
Lintasan kelima belas tepatnya di titik ke-91 terletak pada koordinat UTM 0420979 N 0366993 E. Bentuk lintasan miring dan menurun. Dengan panjang
lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil seperti gambar berikut :
Gambar 4.32 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Ke-15 Hasil Surfer.
Lintasan kelima belas dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan rentang nilai resistivitas penyusun lapisan material dalam lintasan ini. Adapun spesifikasi dari
hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut : Zona a memiliki resistivitas antara ± 500 Ωm – 5295 Ωm digolongkan
merupakan lapisan batu Gamping Limestones. Lapisan ini tersebar diatas
permukaan sepanjang bentangan seperti yang terlihat pada gambar.
Zona b memiliki resistivitas antara ± 0,118 Ωm – 450 Ωm digolongkan merupakan lapisan Akuifer, yaitu lapisan pembawa air yang diduga
memiliki tingkat keasinan dengan komposisi material Shale batu kapur, Sand pasir Clay lempung.
Universitas Sumatera Utara
Analisis Lintasan Keenam belas
Lintasan kenam belas tepatnya di titik ke-92 terletak pada koordinat UTM 0421130 N 0367010 E. Bentuk lintasan menurun dan terdapat singkapan. Dengan
panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil seperti gambar berikut :
Gambar 4.33 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Ke-16 Hasil Surfer.
Lintasan keenam belas dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan rentang nilai resistivitas penyusun lapisan material dalam lintasan ini. Adapun spesifikasi
dari hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut : Zona a memiliki resistivitas antara ± 44,2 Ωm – 490 Ωm digolongkan
merupakan lapisan Akuifer. Lapisan ini memiliki komposisi lapisan material Claystones batu lempung. Lapisan ini mendominasi dan tersebar
hampir diseluruh bentangan, seperti yang terlihat pada gambar. Zona b memiliki resistivias antara ± 500 Ωm – 1255 Ωm digolongkan
merupakan lapisan batu Gamping Limestones. Lapisan Limestones hanya sebahagian kecil terdapat pada lintasan ini, dengan posisi dikedalaman ±
30 m, seperti halnya terlihat pada gambar.
Universitas Sumatera Utara
Analisis Lintasan Ketujuh belas
Lintasan ketujuh belas tepatnya di titik ke-93 terletak pada koordinat UTM 0421124 N 0367247 E. Bentuk lintasan menurun dan terdapat singkapan. Dengan
panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil seperti gambar berikut :
Gambar 4.34 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Ke-17 Hasil Surfer.
Lintasan keenam belas dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan rentang nilai resistivitas penyusun lapisan material dalam lintasan ini. Adapun spesifikasi
dari hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut : Zona a memiliki resistivitas antara ± 120,9 Ωm – 490 Ωm digolongkan
merupakan lapisan Claystones lempung dan Sand pasir. Lapisan ini mendominasi dan tersebar hampir diseluruh lintasan, seperti yang terlihat
pada gambar. Zona b memiliki resistivias antara ± 500 Ωm – 1354 Ωm digolongkan
merupakan lapisan batu Gamping Limestones. Lapisan Limestones hanya sebahagian kecil terdapat pada lintasan ini, dengan posisi dikedalaman ±
30m, seperti halnya terlihat pada gambar.
Universitas Sumatera Utara
4.4.2 Interpretasi Data Penelitian