Analisis Lintasan Pengamatan Analisis Data Dan Interpretasi Data

yang ke-3 adalah kontur resistivitas sebenarnya yang diperoleh setelah melalui proses pemodelan inversi inverse model resistivity section, pada lampiran C. Data resistivitas 2D yang telah diolah menggunakan program Res2Dinv, kemudian diperoleh gambar penampang 2D bawah permukaan sepanjang lintasan dimana nilai tahanan jenis yang dibedakan dengan warna untuk melihat kontras resistivitas pada setiap lapisan dan berdasarkan tabel nilai variasi resistivitas tanah dan batuan pada lapisan bumi dan memberikan informasi tahanan jenis sebenarnya secara lateral dan vertikal. Analisis data ini dilakukan untuk setiap lintasan geolistrik 2D, sehingga dapat diperkirakan keadaan bawah permukaan yang lebih terperinci. Perkiraan yang dilakukan untuk mengetahui jenis kandungan pada setiap lintasan elektroda tidak lepas dari keadaan permukaan tanah yang dapat dilihat secara kasat mata. Hal ini harus diperhatikan demi ketepatan pendugaan jenis material yang ada dibawah permukaan mengingat rentang antara resistivitas material-material bumi ada yang memiliki kesamaan. Dalam artian harus disesuaikan tempat lokasi kegiatan geolistrik dengan kemungkinan pendugaan yang dilakukan terhadap jenis material tepat sesuai resistivitas yang didapat dari alat. Seperti halnya penelitian ini dilakukan didaerah Lau Adimdayang yang secara kasat mata dapat dilihat adanya singkapan-singkapan batu gamping. Keberadaan singkapan-singkapan itu juga akan mempengaruhi jenis material yang lainnya, walaupun tidak menutup kemungkinan ada jenis lain yang tidak terduga. Namun dengan data yang didapatkan dari lapangan dengan geolistrik dan dari singkapan yang ada diatas permukaan daerah maka bisa dilakukan pendugaan.

4.4.1 Analisis Lintasan Pengamatan

Berdasarkan pada tabel resistivitas material-material bumi dapat dilakukan pendugaan terhadap jenis material atau batuan yang ada sesuai nilai hambatan jenis yang diwakili oleh kode warna hasil inversi Software Res2Dinv. Setelah Universitas Sumatera Utara dilakukan pendugaan secara keseluruhan lalu diolah kembali dengan menggunakan Surfer Sebagai bentuk analisis, untuk menampilkan bentuk penampang 2D beserta bagian-bagian jenis material sesuai resistivitas masing- masing susunan lapisan bawah permukaan tiap lintasan penelititan. Analisis Lintasan Pertama. Lintasan pertama tepatnya di titik ke-67 terletak pada koordinat UTM 0421383 N 0367240 E. Bentuk lintasan miring dan mendekati jurang, elektroda ke-4 di non- aktifkan karena tepat berada diatas batu. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil seperti gambar berikut : Gambar 4.18 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Pertama Hasil Surfer. Lintasan pertama dibagi menjadi dua bagian sesuai dengan rentang resistivitas yang dimiliki tiap bagian dari penampang lintasan ini. Adapun spesifikasi dari hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut :  Zona a memiliki resistivitas antara 26,5 Ωm - 490 Ωm digolongkan merupakan lapisan Akuifer, yaitu lapisan pembawa air yang berupa pasir, kerikil-kerikil kecil dan air tanah. Lapisan ini mendominasi untuk lintasan pertama yang berada dibawah elektroda 5 – 25 dan lapisan lempung Clay yang memiliki campuran lumpur yang berada dibawah elektroda 15 – 23. Universitas Sumatera Utara  Zona b memiliki resistivitas antara 500 Ωm – 10000 Ωm digolongkan merupakan lapisan batu Gamping yang berada dibawah elektroda 16 – 32 dengan kedalaman maksimal ± 20 m dan memiliki resistivitas antara 11000 Ωm – 18367 Ωm disinyalir berupa sebahagian kecil kumpulan Quartz kwarsa yang berada diantara kumpulan Gamping. Analisis Lintasan Kedua Lintasan kedua tepatnya di titik ke-73 terletak pada koordinat UTM 0421620 N 0366285 E. Bentuk lintasan miring naik-turun dan terdapat singkapan batu gamping, elektroda ke-27 135m di non-aktifkan karena banyak akar. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah denga menggunakan Surfer maka akan terlihat seperti gambar berikut : Gambar 4.19 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Kedua Hasil Surfer. Lintasan kedua dibagi menjadi dua bagian sesuai dengan rentang resistivitas yang dimiliki tiap bagian dari penampang lintasan ini. Adapun spesifikasi dari hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut :  Zona a memiliki resistivitas antara 30,2 Ωm – 400 Ωm digolongkan merupakan lapisan Akuifer, yaitu lapisan pembawa air berupa pasir, kerikil-kerikil kecil dan air tanah. Berada dibawah elektroda 11 – 22. Universitas Sumatera Utara Bagian lapisan ini merupakan lapisan terkecil diantara lapisan lainnya dengan kedalaman maksimal ± 19 m dan diduga memiliki lapisan lempung Clay dengan campuran lumpur berada hampir diseluruh bentangan elektroda dengan kedalaman maksimal ± 24 m.  Zona b memiliki resistivitas antara 500 Ωm – 1863 Ωm digolongkan merupakan lapaisan batu Gamping Limestones dengan campuran batu kapur. Lapisan ini berada di bawah seperti yang terlihat pada gambar. Analisis Lintasan Ketiga Lintasan ketiga tepatnya di titik ke-74 terletak pada koordinat UTM 0421646 N 0366495 E. Bentuk lintasan landai, elektroda ke-2 5m dan elektroda ke-3 10m di non-aktifkan karena banyak terdapat akar. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil seperti gambar berikut : Gambar 4.20 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Ketiga Hasil Surfer. Lintasan ketiga dibagi menjadi tiga bagian sesuai dengan rentang resistivitas yang dimiliki tiap bagian dari penampang lintasan ini. Adapun spesifikasi dari hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara  Zona a memiliki resistivitas antara 11000 Ωm – 25000 Ωm digolongkan merupakan lapisan Quartz kwarsa. Berada dibawah elektroda 5 – 6. Bagian lapisan ini merupakan lapisan terkecil diantara lapisan lainnya dengan kedalaman maksimal ± 6 m.  Zona b memiliki resistivitas antara 38,8 Ωm – 97,8 Ωm digolongkan merupakan lapisan Akuifer, yaitu lapisan pembawa air berupa campuran pasir, krikil dan air tanah dan memiliki resistivitas antara 100 Ωm – 450 Ωm disinyalir merupakan lapisan Claystones batu lempung.  Zona c memiliki resistivitas antara 500 Ωm – 10000 Ωm digolongkan merupakan lapaisan batu Gamping Limestones dengan campuran batu kapur. Lapisan ini tersebar menjadi tiga bagian seperti yang terlihat pada gambar, salah satu sebarannya berukuran kecil. Analisis Lintasan Keempat Lintasan keempat tepatnya di titik ke-75 terletak pada koordinat UTM 0421612 N 0366754 E. Bentuk lintasan landai, terdapat jurang dan singkapan di daerah elektroda 1. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil seperti gambar berikut : Gambar 4.21 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Keempat Hasil Surfer. Universitas Sumatera Utara Lintasan keempat dibagi menjadi dua bagian sesuai dengan rentang resistivitas penyusun material pada lintasan ini. Adapun spesifikasi dari hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut :  Zona a memiliki resistivitas antara ± 72,5 Ωm – 488 Ωm digolongkan merupakan lapisan Clay lempung yang bercampur dengan lumpur. Lapisan ini diapit oleh lapisan batu gamping seperti terlihat pada gambar.  Zona b memiliki resistivitas antara ± 500 Ωm – 5461 Ωm disinyalir merupakan lapisan batu Gamping Limestones. Lapisan batu Gamping mendominasi untuk lintasan ini, dengan kedalaman maksimal 30 m. Analisis Lintasan Kelima Lintasan kelima tepatnya di titik ke-76 terletak pada koordinat UTM 0421603 N 0366974 E. Bentuk lintasan menurun dan tepat mengarah ke arah jurang, semua elektroda terpasang dengan baik. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil seperti gambar berikut : Gambar 4.22 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Kelima Hasil Surfer. Universitas Sumatera Utara Lintasan kelima dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan rentang resistivitas material penyusun pada lintasan ini. Adapun spesifikasi hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut :  Zona a memiliki resistivitas antara ± 500 Ωm - 2354 Ωm digolongkan merupakan lapisaan batu Gamping Limestones. Daerah penyebaran lapisan batu gamping ini tersebar di seluruh bentangan seperti yang terlihat pada gambar.  Zona b memiliki resistivitas antara ± 289 Ωm – 439 Ωm digolongkan merupakan lapisan lempung Clay. Penyebaran lapisan ini terbagi menjadi dua bagian dan berada dibawah lapisan batu gamping seperti yang terlihat pada gambar. Analisis Lintasan Keenam Lintasan keenam tepatnya di titik ke-77 terletak pada koordinat UTM 0421358 N 0367002 E. Bentuk lintasan miring dan terdapat singkapan batu gamping, elektroda ke-30 115m di non-aktifkan karena banyak akar. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil seperti gambar berikut : Gambar 4.23 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Keenam Hasil Surfer. Universitas Sumatera Utara Lintasan keenam dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan rentang nilai resistivitas penyusun lapisan material dalam lintasan ini. Adapun spesifikasi dari hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut :  Zona a memiliki resistivitas antara ± 40,4 Ωm – 400 Ωm digolongkan merupakan lapisan Clay Lempung, Claystones Batu lempung.  Zona b memiliki resistivitas antara ± 500 Ωm – 1421 Ωm digolongkan merupakan lapisan batu gamping Limestones. Lapisan batu gamping mendominasi untuk lintasan dan tersebar diseluruh titik elektroda dengan rentang kedalaman ± 1,2 m - 30 m. Analisis Lintasan Ketujuh Lintasan ketujuh tepatnya di titik ke-78 terletak pada koordinat UTM 0421435 N 0366732 E. Bentuk lintasan landai naik-turun dan terdapat singkapan di daerah elektroda pertama. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil seperti gambar berikut : Gambar 4.24 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Ketujuh Hasil Surfer. Universitas Sumatera Utara Lintasan ketujuh dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan rentang nilai resistivitas penyusun lapisan material dalam lintasan ini. Adapun spesifikasi dari hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut :  Zona a memiliki resistivitas antara ± 500Ωm – 4573 Ωm digolongkan merupakan lapisan Limestones gamping. Lapisan ini mendominasi dan tersebar diseluruh bentangan elektroda seperti yang terlihat pada gambar.  Zona b memiliki resistivitas antara ± 57,1 – 180 Ωm digolongkan merupakan lapisan Akuifer dengan komposisi material yang lain seperti Clay lempung Sand Pasir. Analisis Lintasan Kedelapan Lintasan kedelapan tepatnya di titik ke-79 terletak pada koordinat UTM 0421349 N 0366535 E. Bentuk lintasan miringterdapat singkapan batu gamping. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil seperti gambar berikut : Gambar 4.25 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Kedelapan Hasil Surfer. Lintasan kedelapan dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan rentang nilai resistivitas penyusun lapisan material dalam lintasan ini. Adapun spesifikasi dari hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara  Zona a memiliki resistivitas antara ± 122 Ωm – 400 Ωm digolongkan merupakan lapisan Topsoil yang merupakan lapisan permukaan dengan komposisi material antara lain lapisan batu pasir Sandstones, Lempung Clay dan pasir.  Zona b memiliki resistivitas antara ± 500 Ωm – 2000 Ωm digolongkan merupakan lapaisan batu gamping Limestones. Pada lintasan kedelapan jenis material batu gamping mendominasi seperti yang terlihat pada gambar. Analisis Lintasan Kesembilan Lintasan kesembilan tepatnya di titik ke-80 terletak pada koordinat UTM 0421123 N 0366500 E. Bentuk lintasan landai dan miring, tegangan yang digunakan 40 mV. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil seperti gambar berikut : Gambar 4.26 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Kesembilan Hasil Surfer. Lintasan kesembilan dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan rentang nilai resistivitas penyusun lapisan material dalam lintasan ini. Adapun spesifikasi dari hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara  Zona a memiliki resistivitas antara ± 5,96 Ωm – 450 Ωm digolongkan merupakan lapisan Akuifer berupa pasir, batu pasir dan lempung tersebar menjadi dua bagian seperti yang terlihat pada gambar.  Zona b memiliki resistivitas antara ± 500 Ωm – 4076 Ωm digolongkan merupakan lapisan batu gamping Limestones. Penyebaran lapisan gamping tersebut berada diantara lapisan Akuifer. Analisis Lintasan Kesepuluh Lintasan kesepuluh tepatnya di titik ke-81 terletak pada koordinat UTM 0421113 N 0366767 E. Bentuk lintasan menurun dan curam, melintasi batu gamping dan terdapat singkapan. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil seperti gambar berikut : Gambar 4.27 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Kesepuluh Hasil Surfer. Lintasan kesepuluh dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan rentang nilai resistivitas penyusun lapisan material dalam lintasan ini. Adapun spesifikasi dari hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut :  Zona a memiliki resistivitas antara ± 59,2 Ωm – 490 Ωm digolongkan merupakan lapisan Topsoil, berupa lapisan permukaan yang mengandung air tanah dengan campuran tanah, pasir dan lapisan Claystones Batu Universitas Sumatera Utara lempung. Penyebarannya berada di permukaan seperti yang terlihat pada gambar.  Zona b memiliki resistivitas antara ± 500 Ωm – 1469 Ωm digolongkan merupakan lapisan batu gamping Limestones. Lapisan ini mendominasi dan tersebar diseluruh bentangan dengan kedalaman maksimal ± 30 meter dari atas permukaan lintasan. Analisis Lintasan Kesebelas Lintasan kesebelas tepatnya di titik ke-83 terletak pada koordinat UTM 0421133 N 0366317 E. Bentuk lintasan miring dan landai. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil seperti gambar berikut : Gambar 4.28 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Ke-11 Hasil Surfer. Lintasan kesepuluh dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan rentang nilai resistivitas penyusun lapisan material dalam lintasan ini. Adapun spesifikasi dari hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut :  Zona a memiliki resistivitas antara ± 500 Ωm – 5423 Ωm digolongkan merupakan lapisan batu Gamping Limestones. Lapisan ini tersebar diatas permukaan dan bawah permukaan dengan mengapit lapisan Claystones seperti yang terlihat pada gambar. Universitas Sumatera Utara  Zona b memiliki resistivitas antara ± 23,5 Ωm – 450 Ωm digolongkan merupakan lapisan Claystones batu lempung. Analisis Lintasan Kedua belas Lintasan kedua belas tepatnya di titik ke-86 terletak pada koordinat UTM 0420859 N 0366285 E. Terdapat jurang disebelah lintasan dan sepanjang lintasan terdapat singkapan. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil seperti gambar berikut : Gambar 4.29 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Ke-12 Hasil Surfer. Lintasan kedua belas dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan rentang nilai resistivitas penyusun lapisan material dalam lintasan ini. Adapun spesifikasi dari hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut :  Zona a memiliki resistivita antara ± 98,0 Ωm – 490 Ωm digolongkan merupakan lapisan Topsoil yaitu lapisan permukaan yang berupa pasir Sand dan batu pasir Sandstones. Lapisan ini hanya berada di permukaan bentangan elektroda.  Zona b memiliki resisitivitas antara ± 500 Ωm – 8724 digolongkan merupakan lapisan Limestones Gamping. Lapisan Limestones untuk Universitas Sumatera Utara  lintasan ini tersebar diseluruh lintasan dan berada di bawah lapisan top soil. Analisis Lintasan Ketiga belas Lintasan ketiga belas tepatnya di titik ke-87 terletak pada koordinat UTM 0420863 N 0366490 E. Terdapat singkapan pada elektroda ke-3. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil seperti gambar berikut : Gambar 4.30 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Ke-13 Hasil Surfer. Lintasan ketiga belas dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan rentang nilai resistivitas penyusun lapisan material dalam lintasan ini. Adapun spesifikasi dari hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut :  Zona a memiliki resistivitas antara ± 500 Ωm – 2167 Ωm digolongkan merupakan lapisan Limestones batu gamping. Lapisan ini penyebarannya tidak merata seperti yang diperlihatkan pada gambar.  Zona b memiliki resistivitas antara ± 154 Ωm – 450 Ωm digolongkan merupakan lapisan Claystone Batu lempung, Sandstones atau batu pasir dan pasir. Lapisan ini mengapit lapisan batu gamping seperti yang terlihat pada gambar. Universitas Sumatera Utara Analisis Lintasan Keempat belas Lintasan keempat belas tepatnya di titik ke-90 terletak pada koordinat UTM 0420866 N 0366754 E. Bentuk lintasan miring dan disekitar lintasan terdapat singkapan. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil seperti gambar berikut : Gambar 4.31 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Ke-14 Hasil Surfer. Lintasan keempat belas dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan rentang nilai resistivitas penyusun lapisan material dalam lintasan ini. Adapun spesifikasi dari hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut :  Zona a memiliki resistivitas antara ± 12,9 Ωm – 450 Ωm digolongkan merupakan lapisan Akuifer dengan komposisi berupa lapisan Claylempung, Claystones batu lempung Sandstones batu pasir. Lapisan ini mendominasi dan tersebar hampir diseluruh bentangan, seperti yang terlihat pada gambar.  Zona b memiliki resistivias antara ± 500 Ωm – 1782 Ωm digolongkan merupakan lapisan batu Gamping Limestones. Lapisan Limestones hanya sebahagian kecil terdapat pada lintasan ini, dengan posisi dikedalaman 30m, seperti halnya terlihat pada gambar. Universitas Sumatera Utara Analisis Lintasan Kelima belas Lintasan kelima belas tepatnya di titik ke-91 terletak pada koordinat UTM 0420979 N 0366993 E. Bentuk lintasan miring dan menurun. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil seperti gambar berikut : Gambar 4.32 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Ke-15 Hasil Surfer. Lintasan kelima belas dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan rentang nilai resistivitas penyusun lapisan material dalam lintasan ini. Adapun spesifikasi dari hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut :  Zona a memiliki resistivitas antara ± 500 Ωm – 5295 Ωm digolongkan merupakan lapisan batu Gamping Limestones. Lapisan ini tersebar diatas permukaan sepanjang bentangan seperti yang terlihat pada gambar.  Zona b memiliki resistivitas antara ± 0,118 Ωm – 450 Ωm digolongkan merupakan lapisan Akuifer, yaitu lapisan pembawa air yang diduga memiliki tingkat keasinan dengan komposisi material Shale batu kapur, Sand pasir Clay lempung. Universitas Sumatera Utara Analisis Lintasan Keenam belas Lintasan kenam belas tepatnya di titik ke-92 terletak pada koordinat UTM 0421130 N 0367010 E. Bentuk lintasan menurun dan terdapat singkapan. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil seperti gambar berikut : Gambar 4.33 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Ke-16 Hasil Surfer. Lintasan keenam belas dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan rentang nilai resistivitas penyusun lapisan material dalam lintasan ini. Adapun spesifikasi dari hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut :  Zona a memiliki resistivitas antara ± 44,2 Ωm – 490 Ωm digolongkan merupakan lapisan Akuifer. Lapisan ini memiliki komposisi lapisan material Claystones batu lempung. Lapisan ini mendominasi dan tersebar hampir diseluruh bentangan, seperti yang terlihat pada gambar.  Zona b memiliki resistivias antara ± 500 Ωm – 1255 Ωm digolongkan merupakan lapisan batu Gamping Limestones. Lapisan Limestones hanya sebahagian kecil terdapat pada lintasan ini, dengan posisi dikedalaman ± 30 m, seperti halnya terlihat pada gambar. Universitas Sumatera Utara Analisis Lintasan Ketujuh belas Lintasan ketujuh belas tepatnya di titik ke-93 terletak pada koordinat UTM 0421124 N 0367247 E. Bentuk lintasan menurun dan terdapat singkapan. Dengan panjang lintasan 155 meter jarak antar elektroda 5 meter. Setelah diolah kembali dengan menggunakan Surfer maka akan tampil seperti gambar berikut : Gambar 4.34 Pola Sebaran Gamping Pada Lintasan Ke-17 Hasil Surfer. Lintasan keenam belas dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan rentang nilai resistivitas penyusun lapisan material dalam lintasan ini. Adapun spesifikasi dari hasil analisis untuk lintasan ini sebagai berikut :  Zona a memiliki resistivitas antara ± 120,9 Ωm – 490 Ωm digolongkan merupakan lapisan Claystones lempung dan Sand pasir. Lapisan ini mendominasi dan tersebar hampir diseluruh lintasan, seperti yang terlihat pada gambar.  Zona b memiliki resistivias antara ± 500 Ωm – 1354 Ωm digolongkan merupakan lapisan batu Gamping Limestones. Lapisan Limestones hanya sebahagian kecil terdapat pada lintasan ini, dengan posisi dikedalaman ± 30m, seperti halnya terlihat pada gambar. Universitas Sumatera Utara

4.4.2 Interpretasi Data Penelitian

Dokumen yang terkait

POLA PENYEBARAN BATU GAMPING BAWAH PERMUKAAN DAERAH KASUMPAT KECAMATAN KUTAMBARU KABUPATEN LANGKAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK SCHLUMBERGER.

1 10 19

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK MENENTUKAN KEBERADAAN BATU GAMPING DI DAERAH KEJAREN DUSUN 1 SULKAM KABUPATEN LANGKAT.

1 5 14

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK MENENTUKAN KEBERADAAN BATU GAMPING DI DAERAH KEJAREN DUSUN I SULKAM KABUPATEN LANGKAT.

1 4 15

PENDETEKSIAN STRUKTUR PENYEBARAN BATU GAMPING DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI DAERAH CANGAP KERABANGEN KECAMATAN KUTAMBARU KABUPATEN LANGKAT.

0 9 21

Pemetaan Batu Gamping Di Lokasi Rencana Pembangunan Pabrik Semen, Khususnya Di Daerah Lau Adimdayang Desa Sulkam Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Dengan Metode Wenner-Schlumberger

0 0 16

Pemetaan Batu Gamping Di Lokasi Rencana Pembangunan Pabrik Semen, Khususnya Di Daerah Lau Adimdayang Desa Sulkam Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Dengan Metode Wenner-Schlumberger

0 0 2

Pemetaan Batu Gamping Di Lokasi Rencana Pembangunan Pabrik Semen, Khususnya Di Daerah Lau Adimdayang Desa Sulkam Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Dengan Metode Wenner-Schlumberger

0 0 5

Pemetaan Batu Gamping Di Lokasi Rencana Pembangunan Pabrik Semen, Khususnya Di Daerah Lau Adimdayang Desa Sulkam Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Dengan Metode Wenner-Schlumberger

0 1 23

Pemetaan Batu Gamping Di Lokasi Rencana Pembangunan Pabrik Semen, Khususnya Di Daerah Lau Adimdayang Desa Sulkam Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Dengan Metode Wenner-Schlumberger

0 0 2

Pemetaan Batu Gamping Di Lokasi Rencana Pembangunan Pabrik Semen, Khususnya Di Daerah Lau Adimdayang Desa Sulkam Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Dengan Metode Wenner-Schlumberger

0 0 87