Interpretasi Kedalaman 10 Meter Interpretasi Kedalaman 15 Meter Interpretasi Kedalaman 20 Meter Interpretasi Kedalaman 25 Meter

Gambar 4.35 Pola Sebaran Batu Gamping Kedalaman 5 meter

4.4.2.3 Interpretasi Kedalaman 10 Meter

Kedalaman 10 meter dari permukaan masih banyak ditemukan penyebaran batu gamping, akan tetapi pola penyebaran pada kedalaman ini sedikit mengalami perubahan dibandingkan dengan penyebaran pada kedalaman 5 meter. Namun tetap memiliki keselarasan pada konturnya, sebagaimana terlihat pada gambar berikut : Gambar 4.36 Pola Penyebaran Batu Gamping Pada Kedalaman 10 Meter Universitas Sumatera Utara

4.4.2.4 Interpretasi Kedalaman 15 Meter

Kedalaman 15 meter dari permukaan masih banyak ditemukan penyebaran batu gamping walaupun tidak sebanyak penyebaran pada kedalaman 10 meter. Pola penyebarannya jika diamati pada kedalaman ini sedikit mengalami perubahan dibandingkan dengan penyebaran pada kedalaman 10 meter. Namun tetap memiliki keselarasan pada konturnya, sebagaimana terlihat pada gambar berikut : Gambar 4.37 Pola Penyebaran Batu Gamping Pada Kedalaman 15 Meter

4.4.2.5 Interpretasi Kedalaman 20 Meter

Kedalaman 20 meter dari permukaan masih banyak ditemukan penyebaran batu gamping Limestones walaupun tidak sebanyak pada lapisan kedalaman 15 meter. Pola penyebaran batu Gamping pada kedalaman ini dapat dikatakan hampir tidak mengalami perubahan jika dibandingkan dengan penyebaran lapisan pada kedalaman 15 meter dan tetap memiliki keselarasan pada konturnya, nilai dari tiap lintasan dapat dilihat pada tabel 4.2. Pol penyebarannya sebagaimana terlihat pada gambar berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 4.38 Pola Penyebaran Batu Gamping Pada Kedalaman 20 Meter

4.4.2.6 Interpretasi Kedalaman 25 Meter

Kedalaman 25 meter dari permukaan masih banyak ditemukan penyebaran batu gamping dan lebih banyak jika dibandingkan pada kedalaman 20 meter. Pola penyebaran pada kedalaman ini dapat dikatakan mengalami perubahan jika dibandingkan dengan penyebaran pada kedalaman 20 meter akan tetapi tetap memiliki keselarasan pada konturnya, nilai dari tiap lintasan dapat dilihat pada tabel 4.2. Pola penyebarannya sebagaimana terlihat pada gambar berikut : Gambar 4.39 Pola Penyebaran Batu Gamping Pada Kedalaman 25 Meter Universitas Sumatera Utara

4.4.2.7 Interpretasi Kedalaman 30Meter

Dokumen yang terkait

POLA PENYEBARAN BATU GAMPING BAWAH PERMUKAAN DAERAH KASUMPAT KECAMATAN KUTAMBARU KABUPATEN LANGKAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK SCHLUMBERGER.

1 10 19

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK MENENTUKAN KEBERADAAN BATU GAMPING DI DAERAH KEJAREN DUSUN 1 SULKAM KABUPATEN LANGKAT.

1 5 14

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK MENENTUKAN KEBERADAAN BATU GAMPING DI DAERAH KEJAREN DUSUN I SULKAM KABUPATEN LANGKAT.

1 4 15

PENDETEKSIAN STRUKTUR PENYEBARAN BATU GAMPING DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI DAERAH CANGAP KERABANGEN KECAMATAN KUTAMBARU KABUPATEN LANGKAT.

0 9 21

Pemetaan Batu Gamping Di Lokasi Rencana Pembangunan Pabrik Semen, Khususnya Di Daerah Lau Adimdayang Desa Sulkam Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Dengan Metode Wenner-Schlumberger

0 0 16

Pemetaan Batu Gamping Di Lokasi Rencana Pembangunan Pabrik Semen, Khususnya Di Daerah Lau Adimdayang Desa Sulkam Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Dengan Metode Wenner-Schlumberger

0 0 2

Pemetaan Batu Gamping Di Lokasi Rencana Pembangunan Pabrik Semen, Khususnya Di Daerah Lau Adimdayang Desa Sulkam Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Dengan Metode Wenner-Schlumberger

0 0 5

Pemetaan Batu Gamping Di Lokasi Rencana Pembangunan Pabrik Semen, Khususnya Di Daerah Lau Adimdayang Desa Sulkam Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Dengan Metode Wenner-Schlumberger

0 1 23

Pemetaan Batu Gamping Di Lokasi Rencana Pembangunan Pabrik Semen, Khususnya Di Daerah Lau Adimdayang Desa Sulkam Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Dengan Metode Wenner-Schlumberger

0 0 2

Pemetaan Batu Gamping Di Lokasi Rencana Pembangunan Pabrik Semen, Khususnya Di Daerah Lau Adimdayang Desa Sulkam Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Dengan Metode Wenner-Schlumberger

0 0 87