b. Sifat fisik yang berubah Tahanan elastis paru meningkat, tahanan elastis
dinding toraks meningkat, peningkatan tahanan bronkial. 3.
Otot pernapasan yang abnormal a.
Penyakit otot Kelemahan otot, kelumpuhan otot, distrofi. b.
Fungsi mekanis otot berkurang. Dispnea atau sesak napas bisa terjadi dari berbagai mekanisme seperti jika
ruang fisiologi meningkat maka akan dapat menyebab kan gangguan pada pertukaran gas antara O
2
dan CO
2
Begitu juga jika terjadi peningkatan tahanan jalan napas maka pertukaran gas juga akan terganggu dan juga dapat menebab kan dispnea. Dispnea juga dapat
terjadi pada orang yang mengalami penurnan terhadap compliance paru, semakin rendah kemampuan terhadap compliance paru maka makinbesar gradien tekanan
transmural yang harusdibentuk selama inspirasi untuk menghasilkan pengembangan paru yang normal. Penyebab menurunnya compliance paru bisa bermacam salah satu
nya adalah digantinya jaringan paru dengan jaringan ikat fibrosa akibat inhalasi asbston atau iritan yang sama.
sehingga menyebabkan kebutuhan ventilasi makin meningkat sehingga terjadi sesak napas. Pada orang normal ruang mati ini hanya berjumlah
sedikit dan tidak terlalu penting, namun pada orang dalam keadaan patologis pada saluran pernapasn maka ruang mati akan meningkat.
e. Nyeri dada
Nyeri dada merupakan salah satu keluhan yang paling banyak ditemukan di klinik. Sebahagian besar penderita merasa ketakutan bila nyeri dada tersebut
disebabkan oleh penyakit jantung ataupun penyakit paru yang serius. Diagnosa yang
tepat sangat tergantung dari pemeriksaan fisik yang cermat, pemeriksaan khusus lainnya serta anamnesa dari sifat nyeri dada mengenai lokasi, penyebaran, lama nyeri
serta faktor pencetus yang dapat menimbulkan nyeri dada. Salah satu bentuk nyeri dada yang paling sering ditemukan adalah angina
pektoris yang merupakan gejala penyakit jantung koroner dan dapat bersifat progresif serta menyebabkan kematian, sehingga jenis nyeri dada ini memerlukan pemeriksaan
yang lebih lanjut dan penangannan yang serius. f.
Sakit tenggorokan
Radang tenggorokan adalah infeksi pada tenggorokan tekak dan kadangkala amandel. Penyebab lainnya di antaranya adalah adanya polusi udara,
alergi musiman dan merokok. Perubahan cuaca dan alergi musiman adalah penyebab yang paling sering terjadi.Terutamanya banyak terjadi pada anak-anak. Dan infeksi
ini disebarkan melalui orang ke orang person to person contact. Penularan terjadi melalui dorplet.Kuman menginfiltrasi lapisan epitel,
kemudian bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superfisal bereaksi,terjadi pembendungan radangdengan infiltrasi leukosit polimorfonukloear.Pada stadium
awal, terdapat hiperemia, kemudian edema dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tetapi menjadi menebal atau berbentuk mukus, dan kemudian
cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring.
2.8. Tinjauan Tentang Tempat Pembuangan Akhir Sampah TPA
Berdasarkan ketentuan pemerintah melalui SNI nomor 03-3241-1994 tentang tata cara pemilihan lokasi TPA sampah, yang dimaksud dengan tempat
pembuangan akhir sampah adalah sarana fisik untuk berlangsungnya kegiatan
pembuangan akhir sampah berupa tempat yang digunakan untuk mengkarantinakan sampah kota secara aman.
Metode pembuangan sampah yang banyak dilakukan di Indonesia adalah metode open dumping. Open dumping atau pembuangan terbuka adalah metode yang
paling sederhana dimana sampah hanya dihamparkan pada suatu lokasi lalu dibiarkan terbuka tanpa pengamanan dan ditinggalkan setelah lokasi tersebut penuh. Metode
pembuangan seperti ini sebenarnya tidak direkomendasikan karena dapat menyebabkan perkembangbiakan vektor seperti lalat dan tikus, pencemaran air
karena banyaknya lindi cairan sampah yang muncul, gangguan estetika karena pemandangan yang kotor, dan juga pencemaran udara akibat bau dan gas yang
dihasilkan. Gas yang sering terdapat di tempat pembuangan akhir sampah akibat
pembuangan secara open dumping biasanya adalah gas metan CH
4
, karbon dioksida CO
2
, hydrogen sulfide
H2S
, amoniak NH
3
dan lain-lain. Gas metan dan karbon dioksida merupakan gas yang dapat menyebabkan pemanasan global.
2.9. Kerangka Konsep