adalah 10 sampai 100 lebih besar daripada cara ekspirasi paksa yang lain. Di pihak lain, batuk juga dapat terjadi tanpa penutupan glottis.
Kemudian, secara aktif glotis akan terbuka dan berlangsunglah fase ekspirasi. Udara akan keluar dan menggetarkan jaringan saluran napas serta udara
yang ada sehingga menimbulkan suara batuk yang kita kenal. Arus udara ekspirasi yang maksimal akan tercapai dalam waktu 3050 detik setelah glotis terbuka, yang
kemudian diikuti dengan arus yang menetap. Kecepatan udara yang dihasilkan dapat mencapai 16.000 sampai 24.000 cm per menit, dan pada fase ini dapat dijumpai
pengurangan diameter trakea sampai 80.
b. Flu
Influenza adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan, termasuk hidung, tenggorokan, cabang tenggorokan dan paru-paru Anonimous,
2010. Beberapa tanda dan gejala yang biasa terjadi pada flu :
a.
Demam lebih dari 38 Celsius pada orang dewasa, dan sering sampai 39,5 Celsius sampai 40,5 Celsius pada anak.
b.
Panas dingin dan berkeringat.
c.
Batuk kering.
d.
Nyeri otot, khususnya pada punggung, lengan dan kaki
e.
Kelelahan dan lemah
f.
Hidung tersumbat
g.
Hilang nafsu makan
h.
Diare dan muntah pada anak
Virus flu menyebar lewat udara ketika seseorang terinfeksi batuk, bersin atau bicara. Anda dapat menghirup virus tersebut secara langsung, atau melalui suatu
benda seperti telepon atau keyboard komputer, dan kemudian menghantarkannya ke mata, hidung atau mulut.
Flu disebabkan oleh tiga tipe virus – influenza A, B, dan C. Tipe A menyebabkan pandemi flu yang mematikan epidemi pada belahan bumi yang
menyerang setiap 10 sampai 40 tahun. Tipe B menyebabkan pandemi dengan skala yang lebih kecil. Tipe A atau B dapat menyebabkan sirkulasi flu setiap musim dingin.
Tipe C tidak pernah berkaitan dengan epidemi yang besar. Tipe C cukup stabil, tapi tipe A dan B secara konstan berubah dan
memunculkan kekhawatiran baru bagi masyarakat secara reguler. Sekali terkena flu, antibodi yang terbentuk akan menekan penyebabnya, tetapi tidak akan melindungi
anda dari virus yang telah bermutasi. Transimisi virus influenza lewat partikel udara dan lokalisasinya ditraktus
respiratorius. Penularan bergantung pada ukuran partikel droplet tang membawa virus tersebut masuk ke dalam saluran nafas. Pada dosisi infeksius 10 virusdroplet
50 orang-orang terserang dosis ini akan menderita influenza. Virus akan melekat pada epitel sel di hidung dan bronkus. Setelah virus berhasil menerobos masuk ke
dalam sel, dalam beberapa jam sudah mengalami replikasi. Partikel-partikel virus baru ini kemudian menggabungkan diri dekat permukaan sel, dan langsung dapat
meninggalkan sel untuk pindah ke sel lain. Virus influenza dapat mengakibatkan demam tapi tidak sehebat efek pirogen lipopoli-sakarida kuman Gram negative.
c. Batuk darah