2.9. Kerangka Konsep
Berdasarkan latar belakang dan penelusuran pustaka, maka dapat digambarkan kerangka konsep penelitian sebagai berikut :
Kualitas Udara : -
SO
2
- NO
2
- CO
- H
2
S -
PM
10
Melebihi baku mutu menurut:
- PP No.41 Tahun 1999
- Kepmenlh No. 50 Tahun
1996
Tidak melebihi baku mutu menurut:
- PP No.41 Tahun 1999
- Kepmenlh No. 50 Tahun
1996 Keluhan gangguan
saluran pernapasan: -
Batuk-batuk -
Flu -
Batuk darah -
Nyeri dada -
Sakit tenggorokan
Karakteristik pemulung: -
Umur -
Jenis kelamin -
Jam kerja perhari -
Masa kerja -
Merokok
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian bersifat deskriptif, yaitu untuk mengetahui kualitas udara dan keluhan kesehatan yang berkaitan dengan saluran
pernapasan pada pemulung di tempat pembuangan akhir sampah TPA Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir Sampah TPA Namo Bintang Kec. Pancur Batu Kab. Deli Serdang. Adapun alasan penulis memilih
lokasi tersebut sebagai tempat penelitian adalah karena: 1.
Tempat Pembuangan Akhir Sampah TPA Namo Bintang merupakan salah satu tempat pembuangan akhir sampah terbesar di kota Medan.
2. Banyak pemulung yang bekerja di Tempat Pembuangan Akhir Sampah
TPA Namo Bintang.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret tahun 2011.
3.3. Metode Pengumpulan Data
3.3.1. Data Primer
Melalui observasi lapangan, pengukuran kualitas udara dan melakukan wawancara kepada pemulung dengan bantuan kuesioner.
3.3.2. Data Sekunder
Diperoleh dari literatur perpustakaan, Kantor Kecamatan Pancur Batu, Badan Lingkungan Hidup, dan data penyakit dari Puskesmas Pancur Batu.
3.4. Parameter dan Subjek Penelitian
3.4.1. Parameter Penelitian
Adapun parameter yang diukur dalam penelitian adalah sulfur dioksida SO
2
, nitrogen dioksida NO
2
3.4.2. Subjek Penelitian
, karbon monoksida CO, dan Total Suspended Particulate TSP dengan pertimbangan tingginya kadar bahan pencemar udara di
tempat pembuangan akhir sampah TPA Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.
Adapun subjek dari penelitian ini adalah: 1.
Pemulung yang bekerja di tempat pembuangan akhir sampah TPA Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.
2. Kualitas udara yang akan diambil di satu titik yaitu berada di tempat para
pemulung bekerja dengan pertimbangan banyaknya aktivitas yang berlangsung di tempat tersebut sehingga pemulung banyak terpapar bahan
polutan udara.
3.5. Populasi dan Sampel
3.5.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh pemulung yang bekerja di TPA Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, yang berjumlah 350
orang dan populasi pemulung yang ada disekitar tenda darurat berjumlah 210 orang.
3.5.2. Sampel
Jumlah sampel yang menjadi subjek penelitian ini adalah berjumlah 96 orang pemulung. Penetapan jumlah sampel dilakukan dengan pendugaan proporsi
populasi Stanley L.dkk, 1997. Penghitungan besar sampel:
Dimana: n = besar sampel Z = tingkat kepercayaan 95 = 1,960
d = jarak proposi populasi = 0,10 sampai 0,50 Berdasarkan rumus di atas maka besar sampel yang digunakan adalah:
n = 96,04 96 orang pemulung
Berdasarkan penghitungan besar sampel tersebut maka ditetapkan jumlah sampel sebanyak 96 orang pemulung dengan cara pengambilan sistem acak
sederhana.
Kriteria dari penentuan besar sampel ini adalah:
1. Pemulung yang berumur di atas 17 tahun.
2. Masa kerja di TPA lebih dari 3 tahun.
3. Waktu minimal pemulung berada di tenda adalah 1 jam.
3.6. Lokasi Pengukuran
Lokasi pengukuran dilakukan di sekitar tenda darurat yang terletak di atas tumpukan sampah di TPA Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli
Serdang.
3.7. Definisi Operasional
1. Kualitas udara adalah ada atau tidaknya bahan polutan udara disekitar tempat
pembuangan akhir sampah yang terdiri dari sulfur dioksida, nitrogen dioksida, hidrogen sulfida, karbon monoksida dan partikel debu.
2. Sulfur dioksida SO
2
adalah gas pencemar yang terdapat di tempat pembuangan akhir sampah yang tidak berwarna, berbau tajam dan tidak
mudah terbakar di udara. Nilai baku mutu yang diperbolehkan berdasarkan Peraturan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 mengenai kadar SO
2
sebesar 900 μgm
3
3. Nitrogen dioksida NO
.
2
adalah gas pencemar yang terdapat di tempat pembuangan akhir sampah yang tidak berwarna coklat kemerahan dan berbau
tajam. Nilai baku mutu yang diperbolehkan berdasarkan Peraturan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 mengenai kadar NO
2
sebesar 400 μgm
3
4. Karbon monoksida CO adalah gas pencemar yang terdapat di tempat
pembuangan akhir sampah yang berasal dari hasil pembakaran sampah yang merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa.
.
Nilai baku mutu yang diperbolehkan berdasarkan Peraturan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 mengenai kadar CO sebesar 30.000 μgm
3
5. Hidrogen sulfida H
.
2
6. Partikel debu adalah salah satu komponen pencemar udara yang berukuran
sangat kecil, mulai dari 1 mikron sampai dengan maksimal 500 mikron yang berasal dari pembakaran sampah di sekitar tempat pembuangan akhir
sampah. S adalah salah satu gas pencemar udara yang terdapat di
tempat pembuangan akhir sampah yang berbau telur busuk. Nilai baku mutu yang diperbolehkan berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
No.50 Tahun 1996 tentang baku tingkat kebauan adalah 0,02 ppm.
7. Melebihi baku mutu adalah apabila kualitas udara yang diukur melebihi dari
nilai ambang batas yang diatur oleh Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara ambient dan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No.50 Tahun 1996 tentang baku tingkat kebauan. 8.
Tidak melebihi baku mutu adalah apabila kualitas udara yang diukur tidak melebihi dari nilai ambang batas yang diatur oleh Peraturan Pemerintah No.41
Tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara ambient dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.50 Tahun 1996 tentang baku tingkat kebauan.
9. Ada keluhan kesehatan adalah adanya gangguan saluran pernapasan yang
dirasakan oleh pemulung berupa batuk, flu, batuk berdarah, sakit tenggorokan, nyeri dada maupun sesak nafas.
10. Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan adalah gangguan saluran pernafasan
yang didasarkan pada subjektifitas yang dirasakan responden berupa batuk, flu, batuk berdarah, sakit tenggorokan, nyeri dada maupun sesak nafas.
11. Tidak ada keluhan kesehatan adalah tidak adanya gangguan saluran
pernapasan yang dirasakan oleh pemulung berupa batuk, flu, batuk berdarah, sakit tenggorokan, nyeri dada maupun sesak nafas.
3.8. Aspek Pengukuran