Kurang menyenangkan dan Menyenangkan.
Hasil penelitian menunjukkan kondisi kerja yang paling banyak pada kategori
tidak menyenangkan yaitu : 41 orang 70,7 dan kategori kurang
menyenangkan 17 orang 29,3 serta kategori menyenangkan tidak ditemukan
2. Tingkat Beban Kerja Perawat
Beban kerja perawat ruangan dapat berupa beban kerja fisik dan beban kerja
mental yang dikembangkan dalam 15 item pertanyaan dengan kategori:beban kerja
ringan,beban kerja sedang dan beban kerja berat.
Hasil Penelitian Menunjukkan bahwa pada perawat ruangan RS Umum
Kabanjahe beban kerja ringan sebesar 14 orang 24,1, tingkat beban kerja sedang
sebesar 38 orang 65,5, dan tingkat beban kerja berat sebesar 6 orang 10,3.
3. Tingkat Stes kerja perawat ruangan
Indikator yang dipergunakan dalam pengukuran stres kerja perawat ruangan
menjadi tiga aspek yakni gejala psikologis,gejala fisik dan prilaku yang
dikembangkan dalam 30 item pertanyaan dengan kategori ringan,sedang dan berat.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pada perawat ruangan stres kerja sedang
sebesar 20 orang 34,5, tingkat stres kerja ringan sebesar 38 orang 65,5 dan
stres berat tidak ditemukan.
Perbedaan Beban Kerja, Kondisi Kerja dan Stres Kerja Perawat di tiap
Ruangan.
1. Perbedaan Kondisi kerja di tiap ruangan
Perbedaan kondisi kerja di tiap ruangan kerja bila dilihat persentasenya
yang terbagi menjadi kategori menyenangkan, kurang menyenangkan
dan tidak menyenangkan maka diperoleh hasil kondisi kerja yang paling tidak
menyenangkan seluruhnya 100 ditemukan pada ruangan obgyn.
2. Perbedaan beban kerja di tiap
ruangan
Perbedaan beban kerja di tiap ruangan bila dilihat persentasenya yang dibagi
menjadi ringan, sedang, berat dapat diperoleh hasil ruangan yang memiliki
kategori beban kerja berat terdapat diruangan obgyn 50 kemudian diikuti
dengan ruangan bedah 5,9 ruangan anak 14,3 dan interna 0,0.
Sedangkan beban kerja yang ringan terdapat di ruangan bedah 47,1
kemudian diikuti dengan ruangan anak 14,3, ruangan obgyn 0,0 dan
ruangan interna 19,0. 3.
Perbedaan Stres kerja perawat di tiap ruangan
Perbedaan stres kerja di tiap ruangan bila dilihat hasil persentasenya yang
dikategorikan menjadi stres kerja ringan, sedang dan berat dimana ruangan yang
memiliki stres kerja berat tidak ditemukan. Sedangkan ruangan yang
memiliki stres kerja ringan pada ruangan bedah 88,2 kemudian diikuti ruangan
obgyn 50,0 ruang anak 42,9 dan ruangan interna 66,7.
5.2. Pengaruh Kondisi Kerja terhadap
Stres kerja
Perawat ruangan yang mengalami kondisi kerja yang tidak menyenangkan
mengalami stres ringan sebanyak 33 orang 80,5, stres sedang sebanyak 8 orang
19,5, sedangkan pada kondisi kerja kurang menyenangkan mengalami stres
ringan sebanyak 5 orang 29,4, stres - sedang sebanyak 12 orang 70,6 dan
yang mengalami stres berat tidak ditemukan.
Sedangkan kondisi yang menyenangkan tidak ada ditemukan
Universitas Sumatera Utara
mengalami stres kerja,baik ringan,sedang maupun berat.
Hasil uji chi-square bahwa pengaruh antara kondisi kerja terhadap stres kerja
menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dengan nilai p : 0,001 atau
p0,05 berarti ada pengaruh yang signifikan antara kondisi kerja dengan
stress kerja. Perawat ruangan yang kondisi kerja kurang menyenangkan lebih banyak
mengalami stres kerja ringan sebanyak 5 orang 29,4, stres sedang 12 orang
70,6, dan stres berat tidak ditemukan, sedangkan pada kondisi kerja tidak
menyenangkan mengalami stres ringan sebanyak 33 orang 80,5, stres sedang
sebanyak 8 orang 19,5 dan stres berat tidak ditemukan. Pada kondisi kerja
menyenangkan stres ringan , stres sedang dan stres berat tidak ditemukan.
Menurut Frasser 1997 74 Perawat mengeluh dan kesal terhadap lingkungan
yang menuntut kekuatan fisik dan keterampilan, hal ini merupakan penyebab
stres perawat.
Menurut Anoraga 2006, akibat kompleknya permasalahan yang timbul
dari kondisi kerja di RS yang mencakup lingkungan kerja secara fisik dan sosial
misalnya hubungan dengan teman sekerja, hubungan atasan dengan bawahan dan
rasa aman bagi perkeja itu sendiri saat melakukan pekerjaan.
Kondisi lingkungan fisik dapat berupa suhu yang terlalu panas, terlalu
dingin, terlalu sesak, kurang cahaya, dan semacamnya. Ruangan yang terlalu panas
menyebabkan ketidaknyamanan selama menjalankan pekerjaannya, begitu juga
ruangan yang terlalu dingin. Panas bukan hanya dalam pengertian temperatur udara
tetapi juga sirkulasi atau arus udara. Disamping itu, kebisingan juga
mengambil andil tidak kecil munculnya stres kerja, sebab beberapa orang sangat
sensitif pada kebisingan dibanding yang lain Margiati, 1999.
Kondisi kerja pada ruangan obgyn dari hasil penelitian ditemukan kondisi
kerja yang tidak menyenangkan, hal ini berkaitan dengan tugas perawat kebidanan
dalam menerima dan merawat pasien yang akan bersalin dan harus dapat menghadapi
sekaligus menenangkan kecemasan pasien dan keluarga pasien dengan baik.
5.3. Pengaruh Beban Kerja terhadap