BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh yang bermakna antara kondisi kerja p=0,000 terhadap stres
kerja di ruang rawat inap RSU Kabanjahe Tahun 2009 2.
Terdapat pengaruh yang bermakna antara beban kerja p=0,000 terhadap stres kerja diruang rawat inap RSU Kabanjahe Tahun 2009.
3. Terdapat pengaruh yang bermakna antara beban kerja dan kondisi kerja terhadap
stres kerja perawat ruang rawat inap, dan variabel kondisi kerja paling dominan mempengaruhi stres kerja perawat RSU Kabanjahe.
6.2. Saran
Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan dan untuk menanggulangi stres kerja pada perawat ruangan maka sebagai saran yang direkomendasikan:
1. Kepada Manajemen RSU Kabanjahe perlu menerapkan rotasi kerja secara
periodik bagi perawat di ruang perawatan RS Umum Kabanjahe sehingga tidak menimbulkan kejenuhan pada perawat apabila bekerja pada satu ruangan pada
jangka waktu lama yang dapat menimbulkan stres kerja, selain itu rotasi kerja dapat menumbulkan motivasi kerja bagi perawat ruang perawatan.
Universitas Sumatera Utara
2. Kepada Manajemen RSU Kabanjahe perlu menciptakan kondisi kerja yang
menyenangkan terutama diruangan obgyn dengan berbagai hal seperti
memperluas ruangan kerja perawat, memperhatikan hak perawat.
3. Kepada Manajemen RSU Kabanjahe agar mengadakan pelatihan secara berkala
terhadap perawat.
4. Kepada Perawat ruangan RSU Kabanjahe agar menciptakan kondisi yang
menyenangkan perawat agar tetap santai dalam menghadapi kesibukan melayani pasien yang akan melahirkan diruang perawatan terutama ruangan obgyn dan
dapat bekerja sama dengan pegawai yang lain.
5. Kepada Perawat ruangan RSU Kabanjahe, agar meningkatkan pengetahuan yang
berhubungan dengan perawatan pasien di Rumah Sakit.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Anies, Penyakit Akibat Kerja, Berbagai Penyakit Akibat Lingkungan Kerja dan Upaya Penanggulangannya. PT.Elex-medika Komputindo, Jakarta, 2005.
Anonyus, 2008, Hubungan Stres Kerja dengan Prestasi Kerja, httpbsf.Bawean info bsf page id.64 diakses tanggal 22 Januari 2010.
Anonymous, 2008. Mengelola Stres Kerja, httpwww.Balihusada com.Diakses tanggal 25 Januari 2010.
Anoraga, P. Psikologi Kerja, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.2001 A.Azis Alinul Hidayat, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, ed.2. Penerbit
Salemba Medika, 2002. Bakeer, dkk.Penelitian Stress Kerja, E.Psikologi.Com, Team E-Psikologi, Informasi
Psikologi On-Line, Jakarta.1987 Dadang Hawari, 2006, Management Stres, Cemas dan Depresi, Gaya Baru, Jakarta.
Depkes RI, Pedoman Teknis Upaya Kesehatan Kerja di Rumah Sakit, Dep-Kes, 1996. Djodibroto, R.H. Kiat Mengelola Rumah Sakit, Hipolenates, Jakarta, 1997.
Fraser, Stres dan Kepuasan Kerja, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1992. Gaffar La Ode, Pengantar Keperawatan Profesional, EGC, 1999.
Hanid, A.Y.Rencana Strategi Keperawatan, PPNI, 2001. Kurniawan, D, 1995, Kemaknaan Nadi Kerja Sebagai Parameter Pembebanan.
Majalah dan Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Jakarta XXVIII 2 : 20-25. Manuaba, A, 2000, Ergonomi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Dalam : Wigny
Osvebroto, S Wiratno, SE, Eds, Procendings Seminar Nasional Ergonomi. PT. Guna Widya, Surabaya : 1-4.
Marr Heater H, Giebing, Penjamin Kualitas Dalam Keperawatan, EGC, Jakarta 1991.
Universitas Sumatera Utara
Nursallam, Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktek, Penerbit Salemba, Jakarta. 2002
Nursalam, Management Keperawatan, Ed.I Surabaya, Salemba medika, 2002. Notoatmodjo, 2003, Metodologi Penelitian Kesehatan, Cetakan Pertama, PT.Rineka
Cipta, Jakarta. Priharojo Robert, Praktek Keperawatan Profesional, EGC, 1995.
Rice, PL, 1992, Stress and Health 2nnd ed,Pasifik Grove, California, Brooks Cole. Rumah Sakit Umum Kabanjahe “Profil Rumah Sakit Umum Kabanjahe” Tahun
2008. Saifuddin Azwar, 1999. Penyusunan Skala Psikologi, Penerbit Pustaka PelajaR
Pelantikan. Scholler, 2002, Penelitian Dampak Stres, E-psikologi, Com.Team E-Psikologi
Informasi, Psikologi Online, Jakarta. Suma’mur, P.K.1982, Ergonomi Untuk Produktivitas kerja, Yayasan Swabhawa
Karya, Jakarta. __________, P.K. 1984, Higiene Perusahaan dan Kesehatan kerja, Cet-4, Penerbit
P.T.Gunung Agung, Jakarta:82-92. Sunadi Suryabrata, 2008. Alat Ukur Psikologi, Penerbit Andi. Yogyakarta.
Supardi, 2007, Analisis Stres pada kondisi kerja dan Beban kerja perawat dalam
klasifikasi pasien di ruang rawat Inap Rumkit Tk.II Putri Hijau Kesdam IBB Medan, USU.
Surat Keputusan Menkes RI No. 983 Menkes SKIX 1992, Tentang Pedoman Organisasi RS Umum, 1992.
Universitas Sumatera Utara
KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KONDISI KERJA DAN BEBAN KERJA TERHADAP STRES
KERJA PERAWAT DI RSU KABANJAHE KAB. KARO TAHUN 2010. NO. RESPONDEN :
NAMA :
UMUR :
MASA KERJA :
UNIT KERJA :
PERTANYAAN BEBAN KERJA
1. Pilihlah salah satu jawaban dari kolom yang tersedia sesuai dengan penilaian
saudari 2.
Alternatif jawaban dalam kuesioner ini adalah 1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju 3 = Tidak tahu
4 = Setuju 5 = Sangat setuju
SKOR No
PERTANYAAN 1 2 3 4
5
1. Pekerjaan yang diberikan kepada saya terlalu berat
2. Terlalu banyak pekerjaan yang harus
saya lakukan
3. Terlalu banyak tuntutan keluarga pasien
4. Pimpinan Rumah Sakit terlalu banyak tuntutan kepada saya
5. Saya kurang nyaman terhadap tuntutan keluarga pasien
untuk keselamatan pasien 6.
Saya bosan apabila harus mengerjakan observasi pasien setiap jam
7. Saya selalu dituntut untuk dapat setiap saat mengambil
keputusan yang harus tepat 8.
Saya jenuh dan bosan dengan tugas pemberian obat-obatan secara tepat waktu
9. Saya dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang
berkualitas 10. Saya dituntut harus merawat pasien dalam kondisi apapun
11. Saya tidak nyaman karena tidak diikutsertakan dalam
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Pertanyaan Beban Kerja
SKOR No
PERTANYAAN 1 2 3 4
5
pengambilan keputusan oleh pihak manajemen rumah sakit 12. Pengetahuan dan keterampilan yang saya miliki tidak
mampu mengimbangi sulitnya pekerjaan 13. Saya setiap saat harus menghadapi pasien dengan
kharakteristik yang berbeda. 14. Jumlah pasien tidak sesuai dengan
jumlah perawat
15. Pasien terlalu banyak keluhan
Universitas Sumatera Utara
PERTANYAAN KONDISI KERJA
Petunjuk : Berilah tanda √ pada kolom angka yang ada disebelah kanan masing-
masing butir pernyataan dengan pilihan sebagai berikut : Skore
: 1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju
3. Tidak tahu 4. Setuju
5. Sangat Setuju
SKOR No PERTANYAAN
1 2 3 4 5
1. Saya merasa terganggu dengan bunyi peralatan yang ada di
ruang rawat inap 2.
Saya merasa pembagian shift kerja belum sesuai 3.
Saya merasa tidak ada sirkulasi udara yang sehat didalam ruangan perawat
4. Saya merasa penerangan diruang kerja perawat kurang
5. Saya merasa sulit menghadapi keluarga pasien dengan
kecemasan yang meningkat 6.
Saya terganggu dengan kondisi pasien yang memburuk secara tiba-tiba
7. Saya sulit bekerja sama dengan sesama perawat di ruangan
8. Saya sulit bekerja sama antar perawat degan tim kesehatan
yang lain 9.
Saya merasa panas di ruangan perawat 10. Saya merasa terganggu terhadap adanya ekskresi saluran
cerna, genetalia, darah, mucosa, urine, feces, dan bekas muntahan diruangan
11. Saya merasa terganggu terhadap peralatan yang telah usang di ruang rawat inap
12. Saya merasa terlalu dingin pada malam hari karena ruangan perawat yang terbuka
13. Saya meras terganggu terhadap dering telepon yang bunyi tiba-tiba
Universitas Sumatera Utara
PERTANYAAN STRES KERJA
1. Pilihlah salah satu jawaban dari kolom yang tersedia sesuai dengan penilaian
saudari 2.
Alternatif jawaban dalam kuesioner ini adalah 1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju 3 = Tidak tahu
4 = Setuju 5 = Sangat setuju
SKOR No PERTANYAAN
1 2 3 4 5
1. Saya merasa jantung saya berdebar saat menghadapi pasien
yang sangat parah 2.
Merasa tidak cocok dengan pekerjaan saya 3.
Merasa ada gangguan penglihatan saat bekerja 4.
Merasa tidak cukup waktu untuk menyelesaikan pekerjaan
5. Saya curiga dengan orang lain membicarakan diri saya
6. Merasa sulit berorientasi dengan teman sejawat saya
7. Saya merasa mudah marah tanpa sebab yang berarti
8. Saya bingung dalam menghadapi pekerjaan merawat pasien
yang bervariasi 9.
Saya merasa kecewa dengan hasil pekerjaan saya dalam merawat pasien
10. Saya merasa jenuh dalam merawat pasien 11. Saya merasa lambat terhadap situasi yang membahayakan
pasien 12. Saya ingin pindah kebagian yang lain
13. Saya makan
berlebihan akhir-akhir
ini 14. Saya mudah tersinggung bila ditegur pimpinan RS
15. Sata merasa telapak tangan saya berkeringat saat menghadapi pasien
16. Merasa cemas tidak dapat merawat pasien dengan baik 17. Saya merasa tertekan karena pekerjaan merawat pasien yang
bervariasi
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Pertanyaan Stres Kerja
18. Merasa selalu ada gangguan tidur 19. Merasa penurunan kemampuan kerja dalam merawat dan
menghadapi keluhan pasien 20. Ketegangan dalam berorientasi dengan tim kesehatan yang
lain 21.
Kehilangan nafsu
makan 22. Diare saat setelah bekerja
23. Merasa mual saat berhadapan dengan pasien 24. Merasa sakit perut nyeri ulu hati saat bekerja
25. Merasa frekuensi pernafasan meningkat saat menghadapi pasien yang gawat
26. Merasa sesak nafas saat bekerja 27. Saya menarik diri dari teman sejawat
28. Saya selalu menghindar dari masalah pekerjaan saya merawat pasien
29. Merasa denyut nadi meningkat saat menghadapi keluhan- keluhan pasien
30. Saya selalu menyalahkan diri sendiri bila tidak dapat merawat pasien.
Terimakasih penulis ucapkan kepada Saudari atas kesediaannya mengisi kuesioner ini dengan benar dan sesuai dengan kenyataan.
Peneliti,
DIAH PITALOKA.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
No Pertanyaan
Corrected Item-Total Correlation
Keterangan 1.
Beban Kerja
Pertanyaan 1 0.8729
Valid Pertanyaan 2
0.9350 Valid
Pertanyaan 3 0.7231
Valid Pertanyaan 4
0.7621 Valid
Pertanyaan 5 0.8956
Valid Pertanyaan 6
0.7682 Valid
Pertanyaan 7 0.7541
Valid Pertanyaan 8
0.8120 Valid
Pertanyaan 9 0.8211
Valid Pertanyaan 10
0.7120 Valid
Pertanyaan 11 0.8512
Valid Pertanyaan 12
0.7581 Valid
Pertanyaan 13 0.9350
Valid Pertanyaan 14
0.8729 Valid
Pertanyaan 15 0.7751
Valid
Nilai Hitung Alpha Cronbach 0.9592 Reliabel
2 Kondisi Kerja
Pertanyaan 1
0.8719 Valid
Pertanyaan 2
0.9350 Valid
Pertanyaan 3
0.8729 Valid
Pertanyaan 4
0.8761 Valid
Pertanyaan 5
0.7682 Valid
Pertanyaan 6
0.7580 Valid
Pertanyaan 7
0.8210 Valid
Pertanyaan 8
0.8121 Valid
Pertanyaan 9
0.7681 Valid
Pertanyaan 10
0.9350 Valid
Pertanyaan 11
0.8729 Valid
Pertanyaan 12
0.7684 Valid
Pertanyaan 13
0.7781 Valid
Nilai Hitung Alpha Cronbach 0.9562
Reliabel 3
Stres Kerja Valid
Pertanyaan 1 0.8812
Valid Pertanyaan 2
0.8131 Valid
Pertanyaan 3 0.8756
Valid Pertanyaan 4
0.8841 Valid
Pertanyaan 5 0.8392
Valid
Universitas Sumatera Utara
Tabel.3.1 Lanjutan No
Pertanyaan Corrected Item-Total
Correlation Keterangan
Pertanyaan 6 0.8965
Valid Pertanyaan 6
0.8965 Valid
Pertanyaan 7 0.8311
Valid Pertanyaan 8
0.9233 Valid
Pertanyaan 9 0.7312
Valid Pertanyaan 10
0.7512 Valid
Pertanyaan 11 0.8956
Valid Pertanyaan 12
0.9027 Valid
Pertanyaan 13 0.8729
Valid Pertanyaan 14
0.7712 Valid
Pertanyaan 15 0.8761
Valid Pertanyaan 16
0.7684 Valid
Pertanyaan 17 0.8772
Valid Pertanyaan 18
0.7683 Valid
Pertanyaan 19 0.7566
Valid Pertanyaan 20
0.7829 Valid
Pertanyaan 21 0.9350
Valid Pertanyaan 22
0.8721 Valid
Pertanyaan 23 0.7552
Valid Pertanyaan 24
0.7684 Valid
Pertanyaan 25 0.9352
Valid Pertanyaan 26
0.7511 Valid
Pertanyaan 27 0.6809
Valid Pertanyaan 28
0.9027 Valid
Pertanyaan 29 0.9350
Valid Pertanyaan 30
0.8761 Valid
Nilai Hitung Alpha Cronbach 0.9560
Reliabel
Hasil uji validitas menunjukkan semua pertanyaan valid dan reliabel.
Universitas Sumatera Utara
BAGAN ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE
Instalasi Rawat inap
Patuh Tarigan
Instalasi Laboratorium
dr. Indrayani Br Purba
Instalasi Gizi
Rony Nganjung T, SKM
Intalasi Radiologi
dr. Elsa Br S, SpR
Sub Bag Keuangan
Kawas Tarigan
Sub Bag Kepegawaian
Agnes Hiasenta Br T
Sub Bag Umum Dan Perlengkapan
Nikosair Tarigan, SKM
Instalasi Hemodialisa dr. Sopyan S, SpPD
UTD Unit Transfusi Darah
dr. Anita Isabella
Bid Penj Pelayanan Medik
Dr. Truli Pardede, SpS
Seksi Sarana dan Prasarana
Omri Sanjaya Ginting
Seksi Rekam Medik
Ruman Boru Sembiring
Bid Pel Medik
dr. Joyce Kambodji, SpS
Seksi Keperawatan
Hordeharda Br
Bangun
Seksi Pel dan Humas
Ramtha Tarigan
Bid Data Dan Perencanaan
dr. Thomas Silangit, SpPK
Seksi Perencanaan
dr. Kasta
Seksi Diklat
Marianta G, SKM
Instalasi Sarana Prasarana
Jantenang Ketaren
Instalasi Rehabilitasi Medik Fisioterapi
Enos Pelawi
DIREKTUR RSU KABANJAHE
Dr. SUARA GINTING, SpPD
DIREKTUR RSU KABANJAHE dr. SUARA GINTING, SpPD
PEMBINA TK I NIP. 19630424 199003 1 004
Dasar : Peraturan Daerah Kab. Karo Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga
Teknis Daerah Kab. Karo
Instalasi Gawat Darurat
Perikuten Ginting
Inst alasi Farmasi
Drs. Bahagia Purba
Instalasi Rawat Jalan
Ngawal Tarigan
Intstalasi Penunjang Diagnostik
Universitas Sumatera Utara
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases Valid
Missing Total
N Percent
N Percent
N Percent
Ruangan Kategori Stress Kerja
58 100.0
.0 58
100.0 Ruangan Kategori Beban
Kerja 58
100.0 .0
58 100.0
Ruangan Kategori Kondisi Kerja
58 100.0
.0 58
100.0
Ruangan Kategori Kondisi Kerja
Crosstab
Kategori Kondisi Kerja Menyenan
gkan Kurang
Menyenangkan Tidak
Menyenangkan Total
Count 7
8 2
17 within Ruangan
41.2 47.1
11.8 100.0 Bedah
of Total 12.1
13.8 3.4
29.3 Count
3 3
6 within Ruangan
.0 50.0
50.0 100.0 Obgyn
of Total .0
5.2 5.2
10.3 Count
7 7
14 within Ruangan
.0 50.0
50.0 100.0 Anak
of Total .0
12.1 12.1
24.1 Count
2 11
8 21
within Ruangan 9.5
52.4 38.1 100.0
Ruangan
Interne of Total
3.4 19.0
13.8 36.2
Count 9
29 20
58 within Ruangan
15.5 50.0
34.5 100.0 Total
of Total 15.5
50.0 34.5 100.0
Universitas Sumatera Utara
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. 2- sided
Exact Sig. 2-sided
Exact Sig. 1- sided
Point Probability
Pearson Chi-Square 14.876
a
6 .021
.019 Likelihood Ratio
16.488 6
.011 .019
Fishers Exact Test 12.666
.031 Linear-by-Linear
Association 6.577
b
1 .010
.010 .006
.002 N of Valid Cases
58 a. 7 cells 58.3 have expected count less than 5. The minimum expected count is .93.
b. The standardized statistic is 2.564.
Ruangan Kategori Beban Kerja
Crosstab
Kategori Beban Kerja Ringan
Sedang Berat
Total Count
7 8
2 17
within Ruangan 41.2
47.1 11.8
100.0 Bedah
of Total 12.1
13.8 3.4
29.3 Count
2 4
6 within Ruangan
.0 33.3
66.7 100.0
Obgyn of Total
.0 3.4
6.9 10.3
Count 6
8 14
within Ruangan .0
42.9 57.1
100.0 Anak
of Total .0
10.3 13.8
24.1 Count
2 12
7 21
within Ruangan 9.5
57.1 33.3
100.0 Ruangan
Interne of Total
3.4 20.7
12.1 36.2
Count 9
28 21
58 within Ruangan
15.5 48.3
36.2 100.0
Total of Total
15.5 48.3
36.2 100.0
Universitas Sumatera Utara
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Exact Sig. 2- sided
Exact Sig. 1-sided
Point Probability
Pearson Chi-Square 17.598
a
6 .007
.006 Likelihood Ratio
18.969 6
.004 .007
Fishers Exact Test 14.923
.011 Linear-by-Linear
Association 5.202
b
1 .023
.026 .013
.005 N of Valid Cases
58 a. 6 cells 50.0 have expected count less than 5. The minimum expected count is .93.
b. The standardized statistic is 2.281.
Ruangan Kategori Stress Kerja
Crosstab
Kategori Stress Kerja Ringan
Sedang Berat
Total Count
7 8
2 17
within Ruangan 41.2
47.1 11.8
100.0 Bedah
of Total 12.1
13.8 3.4
29.3 Count
3 3
6 within Ruangan
.0 50.0
50.0 100.0
Obgyn of Total
.0 5.2
5.2 10.3
Count 7
7 14
within Ruangan .0
50.0 50.0
100.0 Anak
of Total .0
12.1 12.1
24.1 Count
2 12
7 21
within Ruangan 9.5
57.1 33.3
100.0 Ruangan
Interne of Total
3.4 20.7
12.1 36.2
Count 9
30 19
58 within Ruangan
15.5 51.7
32.8 100.0
Total of Total
15.5 51.7
32.8 100.0
Universitas Sumatera Utara
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. 2- sided
Exact Sig. 2- sided
Exact Sig. 1-sided
Point Probability
Pearson Chi-Square 15.109
a
6 .019
.017 Likelihood Ratio
16.515 6
.011 .019
Fishers Exact Test 12.718
.030 Linear-by-Linear
Association 5.702
b
1 .017
.018 .010
.004 N of Valid Cases
58 a. 7 cells 58.3 have expected count less than 5. The minimum expected count is
.93. b. The standardized statistic is 2.388.
Universitas Sumatera Utara
Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan
kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan, sehingga
pengembangan rumah sakit tidak dapat dilepaskan dari kebijaksanaan
pembangunan kesehatan, saling keterkaitan ini terlihat jelas dari visi pembangunan.
kesehatan yakni Indonesia sehat 2010 yang terwujud dalam undang-undang bidang
kesehatan no 231992. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI. No. 983 Menkes
SKXI1992
Berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI.No.983MenkesSKXI1992
PENGARUH KONDISI KERJA DAN BEBAN KERJA TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP
RSU KABAN JAHE KAB. KARO TAHUN 2010
Diah Pitaloka
1
, Syamsir.BS
2
, Ferry Novliadi,
3 1
Mahasiswa Program Studi S2 IKM FKM USU Jl. Sivitas Akademika Kampus USU
2
Dosen Program Studi S2 IKM FKM USU Jl. Sivitas Akademika Kampus USU, Medan
3
Dosen Program Studi S2 IKM FKM-USU Jl. Sivitas Akademika Kampus USU, Medan
Abstract
Stress experienced by the nurses can be caused by various’ factors concerning their work environment or their abundant physical or mental workload. The nurses
working in the in-patient wards of Kabanjahe General Hospital serve the patients who are having pain in their muscle and joint ,easily getting angrv, difficultl to concentrate,
apathetic, feeling tired, and decreasing appetite. This condition will result in a strong stress for the nurses in their work environment.
The purpose of this cross-sectional study was to analyze the influence of work condition work environment, length of service and workload overload, simple work,
high risk work on the nurses working in the patient wards of Kabanjahe General Hospital.The populations of this study were all of the 58 nurses working in the patient
wards of Kabanjahe Hospital 17 nurses working in the wards of surgery department, 6 nurses working in the wards of obstetrics and gynecology department, 14 nurses working
in the wards of pediatric department, and 21 nurses working in the wards of internal medicine department, and all of them were selected to be the samples for this study
through total sampling technique. The data obtained were analyzed through multiple linear regression test.
The result of this study showed that there was a significant influence between work condition, and workload on the nurses working in the in patient wards of Kabanjahe
General Hospital. The result of multiple linear regression test showed that the work condition of the nurses was’more influencing in the incident of work stress.
The management of Kabanjahe General Hospital is suggested to 1 apply a periodical rotation for the nurses working in the in-patient wards, 2, to create a
pleasant work condition, 3 to provide a periodical training for the nurses, 4 to ask the nurses working in the in-patient wards to create a pleasant work condition, and 5 to
improve their knowledge related to the treatment of patient.
Keywords : Work Stress, Work Condition, Workload.
Universitas Sumatera Utara
menyebutkan bahwa rumah sakit adalah tempat yang memberikan pelayanan
kesehatan yang bersifat dasar spesialistik dan subspesialistik serta memberikan
pelayanan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Sebagai salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting rumah sakit
merupakan salah satu industri jasa. Bentuk pelayanan ini bersifat sosio ekonomi yaitu
suatu usaha yang walau bersifat sosial namun diusahakan agar bisa mendapat
surplus keuntungan dengan cara pengelolaan yang profesional dengan
memperhatikan prinsip ekonomi Djododibroto,1997.
Pelayanan kesehatan yang kini berkembang di rumah sakit bukan saja
menyangkut masalah bangunannya seperti ukuran kompleksitas, jumlah unit,
jumlah kwalifikasi staf medis dan non medis, sistem keuangan serta sistem
informasi tetapi menyangkut pula pada kwalitas pekerja kesehatan dalam
memberikan pelayanan.
Dalam bidang pelayanan kesehatan, pemerintah telah merencanakann visi”
Indonesia Sehat 2010”. Dimana dalam visi tersebut pemerintah bertekad untuk dapat
meningkatkan kesehatan masyarakat secara menyeluruh Bambang,2002.
Dalam mencapai visi tersebut, salah satu strategi yang harus di lakukan adalah
meningkatkan profesionalisme termasuk profesionalisme masyarakat pekerja
rumah sakit. Pekerja di rumah sakit termasuk kelompok masyarakat yang turut
berperan dalam mencapai” Indonesia Sehat 2010. Oleh karena itu pekerja rumah
sakit merupakan sumber daya manusia yang harus dibina agar menjadi produktif
dan berkualitas Depkes RI,2003.
Rumah sakit umum adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai yang spesialistik dan
mempunyai karateristik pelayanan yang berbeda dengan indusri jasa lainnya.
Menurut Yanuar Hamid 2004 Rumah Sakit mempunyai karakteristik sebagai
berikut:
1. Diberikan selama 24 jam terus
menerus selama 365 hari dalam setahun
2. Pelayanan bersifat individual
3. Setiap saat bisa terjadi
kedaruratan medik 4.
Setiap saat bisa menghadapi kejadian luar biasa
5. Padat teknologi, modal dan
tenaga. Di Rumah Sakit, sumber daya
manusia terbanyak yang berinteraksi secara langsung dengan pasien adalah
perawat, sehingga kualitas pelayanan yang di laksanakan oleh perawat dapat dinilai
sebagai salah satu indikator baik buruk nya kwalitas pelayanan di Rumah Sakit.
Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan, rumah sakit beroperasi 24 jam
sehari. Rumah sakit membuat pemisahan terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu
pelayanan pasien yang memerlukan penanganan emergensi, tidak emergensi
dan yang diopname. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh
pekerja kesehatan rumah sakit. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak
adalah perawat yang berjumlah sekitar 60 dari tenaga kesehatan yang ada di
rumah sakit. Perawat merupakan salah satu pekerja kesehatan yang selalau ada di
setiap rumah sakit dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit.
Perawat di rumah sakit bertugas pada pelayanan rawat inap, rawat jalan atau
poliklinik dan pelayanan gawat darurat.Hamid,2001.
Peran perawat sangat penting karena sebagai ujung tombak dirawat inap dan
merupakan tenaga yang paling lama kontak dengan pasien yaitu selama 24
jam. Hal ini akan menyebabkan stresor yang kuat pada perawat di lingkungan
pekerjaan nya Anna Keliat,1999
Universitas Sumatera Utara
Gibson dalam Heater Marr 1987 mengatakan, salah satu unsur yang sangat
menentukan dan saling mempengaruhi dalam mutu pelayanan keperawatan
adalah unsur proses yang dilakukan perawat, tindakan yang tidak sesuai
dengan standart keperawatan akan sulit untuk mencapai kualitas mutu pelayanan
keperawatan.
Perawat adalah profesi pekerjaan yang mengkhususkan diri pada upaya
penanganan perawatan pasien atau asuhan kepada pasien dengan tuntutan kerja yang
bervariasi, tergantung pada karakteristik- karakteristik tertentu dalam melaksanakan
pekerjaannya. Karakteristik tersebut meliputi karakteristik tugas yang
membutuhkan kecepatan, kesiagaan serta kerja shift, karakteristik organisasi, serta
karakteristik lingkungan kerja baik lingkungan fisik dan sosial. Selain itu
perawat perawat juga di bebani tugas tambahan lain dan sering melakukan
kegiatan yang bukan fungsinya.
Menurut Schroder dalam Heater Marr 1991, perawat yang terlibat dalam
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan harus dapat melaksanankan
pengkajian yang mendalam di area praktek nya dan dapat melaksanakan riset,
memperlihatkan rasa tanggungjawab dalam menentukan aspek keperawatan
sesuai dengan keahliannya, dapat berkomunikasi dengan rekan sejawat serta
dapat menerapkan disiplin ilmu.
Hal ini sejalan dengan penelitian Departemen Kesehatan dan Universitas
Indonesia 2005 bahwa terdapat 78,8 perawat melaksanakan tugas kebersihan,
63,6 melakukan tugas administratif dan lebih dari 90 melakukan tugas non
keperawatan misalnya menetapkan diagnosa penyakit, membuat resep dan
melakukan tindakan pengobatan dan hanya 50 yang melakukan asuhan
keperawatan sesuai dengan fungsinya.
Seorang perawat diharapkan bersikap penuh perhatian dan kasih sayang
terhadap pasien maupun keluarga pasien dalam melaksanakan tugasnya, namun
pada kenyataannya di masa sekarang ini masih banyak dijumpai keluhan
masyarakat tentang buruknya kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan
oleh perawat, yang ditulis di berbagai media masa.
Menurut Kariyoso 1994 di masa sekarang ini masih saja ada stigma yang
berkembang di masyarakat yang menyatakan bahwa perawat merupakan
sosok yang tidak ramah dan tidak bersikap hangat terhadap pasiennya.
Tugas dan tanggung jawab perawat bukan hal yang ringan untuk dipikul. Hal
inilah yang bisa menimbulkan stres kerja pada perawat. Stres yang dihadapi oleh
perawat di dalam bekerja akan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada pasien. Stres kerja akan berpengaruh pada
kondisi fisik, psikologis dan sikap perawat Robbins, 1998.
Sebuah survei di Prancis menyebutkan persentase kejadian stres sekitar 74 di
alami perawat, mereka mengeluh dan kesal terhadap lingkungan yang menuntut
kekuatan fisik dan keterampilan, hal ini merupakan penyebab stres Perawat
Frasser,1997.
Tingkah laku negatif pekerja yang mengalami stres berkorelasi dengan hasil
kerja, peningkatan ketidakhadiran kerja, tendensi mengalami kecelakaan kerja,
sehingga dampak negatif yang ditimbulkan merupakan hambatan baik
dalam management maupun oprasional kerja serta dapat menurunkan
produktivitas kerja terutama mutu pelayanan Scholler,1980.
Keith Davis 1985 mengatakan bahwa stres sebagai suatu kondisi
ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses pikiran, dan kondisi fisik
seseorang. Stres yang dialami seseorang tentunya akan mengganggu kesehatannya.
Hasil penelitian Plaut dan Friedman 1981, Baker, 1985 menyatakan bahwa
stres yang dialami seseorang akan
Universitas Sumatera Utara
menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit dengan cara
menurunkan jumlah fightining deisease cells
, sehingga seseorang lebih mudah terinfeksi penyakit, terkena alergi dan
untuk menyembuhkannya memerlukan waktu yang lama karena produksi sel-sel
kekebalan menurun.
Penurunan status kesehatan ini tentunya akan menurunkan kinerja yang
akhirnya juga menurunkan produktivitas kerja. Kondisi tersebut akan
mempengaruhi perusahaan tempat bekerja, dimana perusahaan akan
mengalami kerugian finansial karena tidak seimbangnya antara produktivitas dengan
biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji, tunjangan dan fasilitas lainnya.
Banyak pekerja yang tidak masuk kerja dengan berbagai alasan, atau pekerjaan
tidak selesai pada waktunya karena kelambanan atau kesalahan yang berulang
Rini,2002
Kondisi kerja mencakup lingkungan secara fisik dan sosial misalnya hubungan
dengan teman sekerja, hubungan atasan dengan bawahan dan rasa aman bagi
pekerja itu sendiri saat melakukan pekerjaan Anoraga,2006.
Kondisi lingkungan fisik dapat berupa suhu yang terlalu panas, terlalu dingin,
terlalu sesak, kurang cahaya dan semacamnya. Ruangan yang terlalu panas
menyebabkan ketidaknyamanan seseorang dalam menjalankan pekerjaannya, begitu
juga ruangan yang terlalu dingin. Panas bukan hanya dalam pengertian temperatur
udara tetapi juga sirkulasi atau arus udara. Disamping itu, kebisingan juga
mengambil andil tidak kecil munculnya stres kerja, sebab beberapa orang sangat
sensitif pada kebisingan dibanding yang lain Margiati,1999.
Beban kerja sebagai sumber stres disebabkan karena kelebihan beban kerja
baik beban kerja kualitatif maupun beban kerja kuantitatif French dan
Caplan,1973. Beban kerja perawat di rumah sakit
meliputi beban kerja fisik dan mental. Beban kerja bersifat fisik meliputi
mengangkat pasien, memandikan pasien, membantu pasien kekamar mandi,
mendorong peralatan kesehatan, merapikan tempat tidur, mendorong
brankast pasien. Sedangkan beban kerja yang bersifat mental dapat berupa bekerja
dengan shift atau bergiliran, kompleksitas pekerjaan mempersiapkan mental dan
rohani pasien dan keluarga terutama yang akan memerlukan operasi atau dalam
keadaan kritis, bekerja dengan keterampilan khusus dalam merawat
pasien, tanggung jawab terhadap kesembuhan serta harus menjalin
komunikasi dengan pasien.
Beban kerja yang terbagi atau mendadak tidaknya suatu tugas, kesulitan
tugas,ketercukupan waktu penyelesaian, teman kerja yang bisa membantu dan
kelelahan menyelesaikan tugas.
Secara umum orang berpendapat bahwa jika seseorang dihadapkan pada
tuntutan pekerjaan yang melampaui kemampuan individu tersebut, maka di
katakan individu itu mengalami stres
kerja. Stres merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami gangguan
emosi karena adanya kondisi yang mempengaruhi dirinya yang dapat
diperoleh dari dalam maupun dari luar diri seseorang Ulhaq,2008.
Menurut Hager 1999, stres sangat bersifat individual dan pada dasarnya
bersifat merusak bila tidak ada keseimbangan antara daya tahan mental
individu dengan beban yang dirasakannya. Namun, berhadapan dengan suatu stressor
sumber stres tidak selalu mengakibatkan gangguan secara psikologis maupun
fisiologis.
Seperti yang telah diungkapkan di atas, lingkungan pekerjaan berpotensi
sebagai stressor kerja. Stressor kerja merupakan segala kondisi pekerjaan yang
dipersepsikan karyawan sebagai suatu tuntutan dan dapat menimbulkan stres
Universitas Sumatera Utara
kerja. Stressor yang sama dapat dipersepsi secara berbeda, yaitu dapat sebagai
peristiwa yang positif dan tidak berbahaya, atau menjadi peristiwa yang
berbahaya dan mengancam. Penilaian kognitif individu dalam hal ini nampaknya
sangat menentukan apakah stressor itu dapat berakibat positif atau negatif.
Penilaian kognitif tersebut sangat berpengaruh terhadap respon yang akan
muncul Selye, 1956. Penilaian kognitif bersifat individual differences, maksudnya
adalah berbeda pada masing-masing individu. Perbedaan ini disebabkan oleh
banyak faktor. Penilaian kognitif itu, bisa mengubah cara pandang akan stres.
Dimana stres diubah bentuk menjadi suatu cara pandang yang positif terhadap diri
dalam menghadapi situasi yang stressful. Sehingga respon terhadap stressor bisa
menghasilkan outcome yang lebih baik bagi individu.
Rumah sakit Umum Kabanjahe adalah Rumah Sakit yang memberikan
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat di daerah sekitar lokasi Rumah Sakit
tersebut. Unit perawatan rawat inap yang ada di Rumah Sakit Umum Kabanjahe,
terdiri dari Ruang Perawatan Bedah, Ruang Perwatan Anak, Ruang Perawatan
Kebidanan dan Perawatan Dewasa. Berdasarkan data Rumah Sakit Umum
Kabanjahe Kabupaten Karo 2008 terdapat 58 perawat di ruang Rawat Inap
yang tersebar di ruang rawat bedah 9 orang, di ruang perawatan kebidanan 10
orang, di ruang perawatan anak 10 orang, dan di ruang perawatan dewasa 29 orang.
Perawat jaga dibagi dalam 3 shift kerja yaitu pagi dari jam 08.00 Wib-14.00 Wib,
siang dari 14.00 Wib -21.00 Wib, malam dari jam 21.00 Wib -08.00 Wib.
Hasil wawancara pada uji pendahuluan yang dilakukan pada perawat
ruang rawat inap di rumah sakit tersebut yang mengalami stres kerja. Hal ini
terlihat dengan banyaknya keluhan nyeri otot dan sendi, mudah marah, sulit
konsentrasi, apatis, perasaan lelah, dan nafsu makan menurun. Menurut Anoraga
2001, hal ini merupakan gejala-gejala stres kerja. Untuk mencegah keluhan yang
ada maka perlu adanya sutua penelitian yang berkaitan dengan hubungan beban
kerja dan kondisi kerja dengan stres kerja perawat di ruang rawat inap rumah sakit
umum Kabanjahe Kabupaten Karo.
Metode Penelitian
Jenis penelitian berupa penelitian analitik dengan disain cross sectional
potong lintang untuk mengetahui pengaruh beban kerja dan kondisi kerja
terhadap stres kerja pada perawat ruangan Rumah Sakit Umum Kaban Jahe.
Pendekatan cross sectional adalah suatu pendekatan yang bersifat sesaat pada suatu
waktu dan tidak diikuti terus-menerus dalam kurun waktu tertentu.
Penelitian selama 6 bulan dari bulan Nopember 2009 sampai dengan April
2010. Populasi dalam penelitian adalah
semua perawat di ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Kabanjahe yang berjumlah 58 orang. total sampling
Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara berpedoman pada
kuesioner. Analisis data menggunakan uji regresi linear ganda dengan pada tingkat
kepercayaan 95. Hasil dan Pembahasan
1.
Tingkat Kondisi Kerja Perawat
Kondisi kerja perawat ruangan RS Umum Kabanjahe dapat di pengaruhi baik
oleh lingkungan fisik kerja dan kondisi lama waktu kerja,yang dapat
mempengaruhi sikap dan prilaku perawat tersebut
Kondisi kerja perawat ruangan RS umum disetiap ruangan kerja dibagi tiga
kategori yaitu : Tidak menyenangkan,
Universitas Sumatera Utara
Kurang menyenangkan dan Menyenangkan.
Hasil penelitian menunjukkan kondisi kerja yang paling banyak pada kategori
tidak menyenangkan yaitu : 41 orang 70,7 dan kategori kurang
menyenangkan 17 orang 29,3 serta kategori menyenangkan tidak ditemukan
2. Tingkat Beban Kerja Perawat
Beban kerja perawat ruangan dapat berupa beban kerja fisik dan beban kerja
mental yang dikembangkan dalam 15 item pertanyaan dengan kategori:beban kerja
ringan,beban kerja sedang dan beban kerja berat.
Hasil Penelitian Menunjukkan bahwa pada perawat ruangan RS Umum
Kabanjahe beban kerja ringan sebesar 14 orang 24,1, tingkat beban kerja sedang
sebesar 38 orang 65,5, dan tingkat beban kerja berat sebesar 6 orang 10,3.
3. Tingkat Stes kerja perawat ruangan
Indikator yang dipergunakan dalam pengukuran stres kerja perawat ruangan
menjadi tiga aspek yakni gejala psikologis,gejala fisik dan prilaku yang
dikembangkan dalam 30 item pertanyaan dengan kategori ringan,sedang dan berat.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pada perawat ruangan stres kerja sedang
sebesar 20 orang 34,5, tingkat stres kerja ringan sebesar 38 orang 65,5 dan
stres berat tidak ditemukan.
Perbedaan Beban Kerja, Kondisi Kerja dan Stres Kerja Perawat di tiap
Ruangan.
1. Perbedaan Kondisi kerja di tiap ruangan
Perbedaan kondisi kerja di tiap ruangan kerja bila dilihat persentasenya
yang terbagi menjadi kategori menyenangkan, kurang menyenangkan
dan tidak menyenangkan maka diperoleh hasil kondisi kerja yang paling tidak
menyenangkan seluruhnya 100 ditemukan pada ruangan obgyn.
2. Perbedaan beban kerja di tiap
ruangan
Perbedaan beban kerja di tiap ruangan bila dilihat persentasenya yang dibagi
menjadi ringan, sedang, berat dapat diperoleh hasil ruangan yang memiliki
kategori beban kerja berat terdapat diruangan obgyn 50 kemudian diikuti
dengan ruangan bedah 5,9 ruangan anak 14,3 dan interna 0,0.
Sedangkan beban kerja yang ringan terdapat di ruangan bedah 47,1
kemudian diikuti dengan ruangan anak 14,3, ruangan obgyn 0,0 dan
ruangan interna 19,0. 3.
Perbedaan Stres kerja perawat di tiap ruangan
Perbedaan stres kerja di tiap ruangan bila dilihat hasil persentasenya yang
dikategorikan menjadi stres kerja ringan, sedang dan berat dimana ruangan yang
memiliki stres kerja berat tidak ditemukan. Sedangkan ruangan yang
memiliki stres kerja ringan pada ruangan bedah 88,2 kemudian diikuti ruangan
obgyn 50,0 ruang anak 42,9 dan ruangan interna 66,7.
5.2. Pengaruh Kondisi Kerja terhadap