Trickling Filter
80 – 95 Sering timbul lalat dan
bau. Proses operasinya mudah.
PROSES BIOMASA
MELEKAT
Rotating Biological
Contactor 80 – 95
Konsumsi energi rendah, produksi lumpur kecil.
Tidak memerlukan proses aerasi.
Contact Aeration
Process 80 – 95
Memungkinkan untuk penghilangan nitrogen dan
phospor.
Biofilter Unaerobic
65 – 85 memerlukan waktu tinggal
yang lama, lumpur yang terjadi kecil.
LAGOON Kolam
stabilisai 60 – 80
memerlukan waktu tinggal yang cukup lama, dan area
yang dibutukkan sangat luas
Sumber : Said dkk, 2011
2.7.3 Pengolahan sekunder dengan Lumpur Aktif Actived Sludge
Teknologi pengolahan limbah dengan Activated Sludge Lumpur Aktif ini sangat cocok untuk rumah sakit dengan kapasitas yang besar. Karena jika diterapkan
untuk rumah sakit dengan kapasitas yang kecil, teknologi ini kurang ekonomis karena biaya yang diperlukan cukup besar.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.6 Diagram proses pengolahan air limbah dengan proses lumpur aktif
Sumber : Said dkk, 2011
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : Effluen =
Limbah hasil pengolahan yang dibuang dapat dimanfaatkan kembali, misalnya untuk menyiram tanaman dan lain-lain
Gambar 2.7 Teknologi Pengolahan Limbah Sekunder dengan Actived Sludge
Sumber : Adisasmito, 2007
Prinsip kerja
Terdapat dua inti aktivitas dalam proses ini, yaitu : a.
Penguraian secara biologis pada tangki aerasi, periode tinggal kurang lebih 6-8 jam
b. Limbah dialirkan ke tangki sedimentasi lalu didiamkan, diharapkan lumpur
mengendap kurang lebih 1-2 jam sehingga air yang dapat dihasilkan cukup jernih.
Limbah Cair
Tangki Aerasi TertutupTerbuka
Tangki Sedimentasi
Aerator Badan
Air
Lumpur Efluent
Jernih
PelumatanDewartering Lumpur Diperas
Pengeringan Lumpur
Sinar MatahariPemanasan
50 Lumpur Dialirkan Kembali Sebagai Pembenihan
Mengandung Banyak Bakteri
Universitas Sumatera Utara
TANAH
2.7.4 Pengolahan dengan sistem Kolam Oksidasi
Sistem kolam oksidasi ini telah dipilih untuk pengolahan air limbah rumah sakit yang terletak ditengah-tengah kota karena tidak memerlukan lahan yang luas.
Kolam Oksidasinya dibuat bulat atau elip dan air limbah dialirkan secara berputar agar ada kesempatan lebih lama berkontak dengan oksigen dari udara
aerasi. Kemudian air limbah dialirkan ke dalam sedimentation tank untuk mengendapkan benda-benda pada dan lumpur lainnya. Selanjutnya air yang sudah
nampak jernih dialirkan ke bak klorinasi sebelum dibuang ke dalam sungai atau kebadan air lainnya. Sedangkan lumpur yang mengendap diambil dan dikeringkan
pada sludge drying bed.
Gambar 2.8 Pembagian Kolam Oksidasi
Sumber : Adisasmito, 2007
2.7.5 Pengolahan dengan sistem Biofilter 2.7.5.1 Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Biofilter Up Flow
Proses pengolahan air limbah dengan biofilter up flow ini terdiri dari bak pengendap, ditambah dengan beberapa bak biofilter yang diisi dengan media kerikil
atau batu pecah, plastik atau media lain. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam
SUMUR
25 M
PENGURAIAN STABILISASI
PEMATANGAN
A Limbah Cair
Universitas Sumatera Utara
air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau facultatif aerobik Bak pengendap terdiri atas 2 ruangan, yang pertama berfungsi sebagai bak pengendap pertama,
sludge digestion pengurai lumpur dan penampung lumpur sedangkan ruang kedua berfungsi sebagai pengendap kedua dan penampung lumpur yang tidak terendapkan
di bak pertama, dan air luapan dari bak pengendap dialirkan ke media filter dengan arah aliran dari bawah ke atas.
Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikro-organisme. Mikro-organisme inilah yang akan menguraikan zat
organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap. Air luapan dari biofilter kemudian dibubuhi dengan khlorine atau kaporit untuk membunuh mikroorganisme
patogen, kemudian dibuang langsung ke sungai atau saluran umum. Skema proses pengolahan air limbah dengan biofilter Up Flow dapat dilihat seperti terlihat dalam
Gambar dibawah ini.
Gambar 2.9 Diagram proses pengolahan air limbah dengan sisten biofilter Up Flow
Sumber : Said dkk, 2007
Universitas Sumatera Utara
2.7.5.2 Proses Pengolahan Dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob
Proses ini pengolahan dengan biofilter anaerob-aerob ini merupakan pengembangan dari proses biofilter anaerob dengan proses aerasi kontak Pengolahan
air limbah dengan proses biofilter anaerob-aerob terdiri dari beberapa bagian yakni bak pengendap awal, biofilter anaerob anoxic, biofilter aerob, bak pengendap akhir,
dan jika perlu dilengkapi dengan bak kontaktor khlor. Skema proses pengolahan air limbah rumah tangga dengan sistem biofilter
anaerob-aerob dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.
Gambar 2.10 Diagram proses pengolahan air limbah rumah tangga domistik dengan proses biofilter anaerob-aerob.
Sumber : Said dkk, 2011
Universitas Sumatera Utara
2.7.6 Pengolahan dengan Sistem Aerasi Kontak