Sifat Limbah yang dibuang ke saluran

7. Radiologi.

2.7.2 Sifat Limbah yang dibuang ke saluran

Menurut Dirjen PPM PL serta Pelayanan Medik Depkes RI 2002 dalam Buku Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia, sifat ukuran, fungsi dan kegiatan rumah sakit mempengaruhi kondisi air limbah yang dihasilkan. Secara umum air limbah mengandung buangan pasien, bahan otopsi jaringan hewan yang digunakan di laboratorium, sisa makanan dari dapur, limbah laundry, limbah laboratorium berbagai macam bahan kimia baik toksik maupun non toksik, dan lain- lain. Apabila limbah laboratorium cukup besar lebih dari 1 pin atau 0,568 liter disarankan untuk disediakan kontainer khusus atau dilakukan pengolahan khusus. Limbah ini harus dipisah dan ditampung kemudian diolah secara kimia- fisika, baru dialirkan bersama-sama dengan limbah cair lainnya dan diolah dengan pengolahan secara biologis. Secara skematis penanganan limbah cair di rumah sakit dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 2.4. Penanganan Limbah Cair Pembuangan Akhir Pengolahan Lengkap Pra Pengolahan Pengolahan B3 Badan Air  Sungai  Laut Sumber Sludge Treatment Berbahaya Universitas Sumatera Utara Sumber : Adisasmito, 2007 Pengolahan air limbah dapat menggunakan teknologi pengolahan secara biologis atau gabungan antara proses biologis dengan proses kimia-fisika. Proses secara biologi dapat dilakukan secara aerobik dengan udara dan anaerobik tanpa udara atau kombinasi aerobik dan anaerobik. Proses biologis biasanya digunakan untuk pengolahan air limbah dengan BOD yang tidak terlalu besar. 1. Pengolahan Biologi Aerobik Pengolahan limbah secara biologis aerobik dapat dibagi menjadi tiga yaitu : a Proses biologis dengan biakan tersuspensi suspended culture Proses biologis dengan biakan tersuspensi adalah sistem pengolahan dengan menggunakan aktifitas mikro-organisme untuk menguraikan senyawa polutan yang ada dalam air dan mikro-organime yang digunakan dibiakkan secara tersuspesi di dalam suatu reaktor. Beberapa contoh proses pengolahan dengan sistem ini antara lain : proses lumpur aktif standarkonvesional standard activated sludge, step aeration, contact stabilization, extended aeration, oxidation ditch kolam oksidasi sistem parit dan lainya Adisasmito, 2007. b Proses biologis dengan biakan melekat attached culture Proses biologis dengan biakan melekat yakni proses pengolahan limbah dimana mikro-organisme yang digunakan dibiakkan pada suatu media sehingga mikroorganisme tersebut melekat pada permukaan media. Beberapa contoh teknologi pengolahan air limbah dengan cara ini antara lain : trickling Universitas Sumatera Utara filter atau biofilter, rotating biological contractor RBC, contac aerationoxidation aerasi kontak Adisasmito, 2007. c Proses biologis dengan sistem kolam atau lagoon Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan lagoon atau kolam adalah dengan menampung air limbah pada suatu kolam yang luas dengan waktu tinggal yang cukup lama sehingga dengan aktifitas mikro-organisme yang tumbuh secara alami, senyawa polutan yang ada dalam air akan terurai. Untuk mempercepat proses penguraian senyawa polutan atau memperpendek waktu tinggal dapat juga dilakukam proses aerasi. Salah satu contoh proses pengolahan air limbah dengan cara ini adalah kolam aerasi atau kolam stabilisasi stabilization pond. Proses dengan sistem lagoon tersebut kadang- kadang dikategorikan sebagai proses biologis dengan biakan tersuspensi Adisasmito, 2007. 2. Pengolahan Biologi Anaerobik Beberapa teknologi pengolahan limbah cair yang sering digunakan di rumah sakit yaitu proses lumpur aktif active sludge proces, reaktor putar biologis rotating biological contactorRBC, proses aerasi kontak, proses pengolahan dengan biofilter “up flow”, dan pengolahan dengan sistem “biofilter anaerob-aerob”. Untuk memilih jenis teknologi atau proses yang akan digunakan untuk pengolahan air limbah, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain : karakteristik air limbah, jumlah limbah serta standar kualitas air olahan yang diharapkan Adisasmito, 2007. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.5 Klasifikasi proses pengolahan air limbah secara biologis aerobik Sumber : Said dkk, 2011 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Karakterisiti operasional proses pengolahan air limbah dengan Proses biologis. JENIS PROSES EFISIENSI PENGHILANGAN BOD KETERANGAN Lumpur Aktif Standar 85 – 95 - Step Aeration 85 – 95 Digunakan untuk beban pengolahan yang besar. Modified Aeration 60 – 75 Untuk pengolahan dengan kualitas air olahan sedang. PPROSES BIOMASA TERSUSPENSI Contact Stabilization 80 – 90 Digunakan untuk pengolahan paket. Untuk mereduksi ekses lumpur. High Rate Aeration 75 – 90 Untuk pengolahan paket, bak aerasi dan bak pengendap akhir merupakan satu paket. Memerlukan area yang kecil. Pure Oxygen Process 85 – 95 Untuk pengolahan air limbah yang sulit diuraikan secara bilogis. Luas area yang dibutuhkan kecil. Oxidation Ditch 75 – 95 Konstruksinya mudah, tetapi memerlukan area yang luas. Universitas Sumatera Utara Trickling Filter 80 – 95 Sering timbul lalat dan bau. Proses operasinya mudah. PROSES BIOMASA MELEKAT Rotating Biological Contactor 80 – 95 Konsumsi energi rendah, produksi lumpur kecil. Tidak memerlukan proses aerasi. Contact Aeration Process 80 – 95 Memungkinkan untuk penghilangan nitrogen dan phospor. Biofilter Unaerobic 65 – 85 memerlukan waktu tinggal yang lama, lumpur yang terjadi kecil. LAGOON Kolam stabilisai 60 – 80 memerlukan waktu tinggal yang cukup lama, dan area yang dibutukkan sangat luas Sumber : Said dkk, 2011

2.7.3 Pengolahan sekunder dengan Lumpur Aktif Actived Sludge