pangan maupun nonpangan. Pengkajian inimembutuhkan data-data sebagai berikut:
- Matapencaharian. Aset-aset matapencaharian sumberdaya alam,sumberdaya manusia, secara fisik, sosial, politik dan keuangan dan sistemyang ada politik,
ekonomi, sosial, struktur kekuasaanhukum dapatmempengaruhi aktivitas matapencaharian.
- Konsumsi pangan. Pola konsumsi pangan yang ditandai olehkeanekaragaman pangan dan frekuensi konsumsi pangan.
- Sumber pangan. Sumber pangan yang berbeda relatif penting, biasanyaberasal pembelian di pasar, produksi sendiri hasil panen, ternak, budidayaperikanan,
memanenmengumpulkan pangan dari alamlingkunganpertemuanhajatan, pemburuan, mencari ikan, dan pemberian termasuk hadiah-hadiah, pinjaman-
pinjaman, program-program bantuan pangan - Sumber pendapatan. Sumber pendapatan yang berbeda relatif penting, biasanya
berasal dari penjualan hasil panen pangan atau hasil panen yangdiperdagangkan, penjualan ternak atau produk-produk ternak,ketenagakerjaan, penjualan dari
produk-produksumberdaya alam sepertiikan, pangan yang hidup liar di alam, kayu bakar, penjualan lainnya sepertiproduk-produk nonagrikultur hasil kerajinan
rumahtangga, perdagangan, uangpemberian hadiah, kiriman, pinjaman. - Pengeluaran. Pola dan tingkat pangeluaran pangan maupun nonpangan rumah
tangga. Pengeluaran nonpangan yang penting termasuk sewa rumah, air, pelayanankesehatan, pendidikan anak, bahan bakar untuk memasak, dan
pembayaran hutang.
2.1.3 Pengeluaran Rumah Tangga
Universitas Sumatera Utara
Pengeluaran rumah tangga merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran keadaan kesejahteraan penduduk.Tingkat pengeluaran
rumah tangga terdiri atas dua kelompok yaitu pengeluaran untuk makanan pangan dan bukan makanan nonpangan.Tingkat kebutuhanpermintaan
terhadap kedua kelompok tersebut pada dasarnya berbeda-beda. Dalam kondisi pendapatan terbatas, kebutuhan makanan didahulukan, sehingga pada kelompok
masyarakat berpendapatan rendah akan terlihat sebagian besar pendapatannya digunakan untuk membeli makanan. Seiring dengan peningkatan pendapatan,
maka lambat laun akan terjadi pergeseran pola pengeluaran yaitu penurunan porsi pendapatan yang dibelanjakan untuk makanan dan peningkatan porsi pendapatan
yang dibelanjakan untuk bukan makanan BKP Kota Medan, 2010.
Pergeseran komposisi dan pola pengeluaran tersebut terjadi karena elastisitas permintaan terhadap makanan secara umum rendah, sedangkan elastisitas
terhadap kebutuhan bukan makanan relatif tinggi.Keadaaan ini jelas terlihat pada kelompok penduduk yang tingkat konsumsi makanannya sudah mencapai titik
jenuh sehingga peningkatan pendapatan digunakan untuk memenuhi kebutuhan barang bukan makanan, sedangkan sisa pendapatan dapat disimpan sebagai
tabungan saving atau diinvestasikan BKP Kota Medan, 2010.
Dengan demikian, pola pengeluaran dapat dipakai sebagai salah satu alat untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk, dimana perubahan
komposisinya digunakan sebagai petunjuk perubahan tingkat kesejahteraan penduduk BKP Kota Medan,2010.
2.1.4 Pangsa Pengeluaran Pangan
Universitas Sumatera Utara
Kemampuan sebuah rumah tangga memiliki akses terhadap pangan tercermin pula dalam pangsa pengeluaran rumah tangga untuk membeli makanan atau disebut
Pangsa Pengeluaran Pangan Rachman, dkk, 1996.
Yang dimaksud dengan pangsa pengeluaran pangan pada tingkat rumah tangga adalah rasio pengeluaran pangan terhadap total pengeluaran rumah tangga.
Perhitungan pangsa pengeluaran pangan pada tingkat rumah tangga menggunakan rumus sebagai berikut :
�� = ��
�� ����
Dimana :
PF = Pangsa Pengeluaran Pangan PP = Pengeluaran untuk pangan rumah tangga Rpbulan
TP = Total pengeluaran rumah tangga Rpbulan Sinaga dan Nyak Ilham, 2002.
Pangsa pengeluaran pangan merupakan salah satu indikator pangan, makin besar pangsa pengeluaran untuk pangan berarti ketahanan pangan semakin
berkurang.Makin tinggi kesejahteraan masyarakat suatu negara pangsa pengeluaran pangan penduduknya semakin kecil, demikian sebaliknya Deaton
dan Muelbauer, 1980.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Landasan Teori