Pendapatan Rumah Tangga Petani

Rumahtangga dapat dikatakan tahan pangan apabila tercukupinyapermintaan akan pangan. Pengukuran operasional atas permintaan akan pangann tersebut dalam jangka waktu pendek dapat dipakai untuk memonitor aksesekonomi rumahtangga akan pangan, yaitu pendapatanpengeluaran dan hargaSharma 1992. 3. Akses Sosial Akses sosial rumahtangga terhadap pangan merupakan suatu aksescara untuk mendapatkan pangan yang dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan pangannya melalui berbagai dukungan sosial, seperti bantuandukungan sosial dari keluargakerabat, tetangga, serta teman. Bantuandukungan dari saudarakerabat, tetangga, atau teman dapat berupa bantuan pinjaman uangpangan, pemberian bantuan pangan, pertukaran pangan, dan lain sebagainya. Selain dari dukungan sosial, kerawanan pangan berdasarkan akses sosial dapat dilihat dari tingkat pendidikannya. Pendidikan merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi akses pangan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin besar kesempatannya untuk memperoleh pekerjaanpendapatan yang lebih baik sehingga semakin tinggi pula kemampuan daya belinya semakin tinggi aksesnya terhadap pangan BKP Sumut, 2010.

2.2.3 Pendapatan Rumah Tangga Petani

Pendapatan petani diharapkan mencerminkan tingkat kekayaan dan besarnya modal yang dimiliki petani. Pendapatan yang besar mencerminkan tersedianya Universitas Sumatera Utara dana yang cukup dalam usahatani. Rendahnya pendapatan menyebabkan menurunnya investasi dan upaya pemupukan modal Soekartawi, 1995. Penerimaan atau pendapatan kotor adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari usahatani selama satu periode diperhitungkan dari hasil penjualan atau jumlah produksi dikalikan dengan harga jual rupiah. Pernyataan ini dapat dirumuskan sebagai berikut : TR = Yx Py Dimana : TR = Total Penerimaan Rp Y = Produksi yang diperoleh dalam usahatani Py = Harga Y Rp Rahim dn Hastuti, 2008 Dalam menjalankan suatu usahatani dibutuhkan biaya. Biaya adalah pengorbanan- pengorbanan yang mutlak harus diadakan atau dikeluarkan agar dapat diperoleh suatu hasil. Untuk menghasilkan suatu baranag dan jasa tentu ada bahan baku, tenaga kerja dan jenis pengorbanan lain yang tidak dapat dihindarkan. Tanpa adanya pengorbanan-pengorbanan tersebut tidak akan dapat diperoleh hasil Wasis, 1992. Biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu usahatani. Biaya usahatani biasanya dibedakan menjadi dua yakni biaya tetap fixed cost dan biaya tidak tetap variable cost. Biaya tetap ini umumnya didefinisikan sebagai baiaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya baiaya tetap Universitas Sumatera Utara tidak bergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Disisi lain, biaya tidak tetap atau biaya variabel biasanya didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh Soekartawi, 1995. Cara menghitung biaya tetap adalah : FC = � Xi. PXi � �=1 Dimana : FC = Biaya tetap Rp X i = Jumlah fisik input yang membentuk biaya tetap PX i = Harga input Rp n = jenis input Rumus diatas juga dapat dipakai untuk menghitung biaya variabel. Karena total biaya TC adalah jumlah dari biaya tetap FC dan biaya tidak tetap VC, maka : TC = FC + VC Soekartawi, 1995. Dari biaya tetap fixed cost dan biaya tidak tetap variable cost dapat diperoleh penerimaan dan pendapatan suatu usaha. Penerimaan adalah total produksi yang dihasilkan dikali dengan harga jual. Sedangkan pendapatan adalah penerimaan dikurangi dengan biaya produksi satu kali periode produksi. Pendapatan petani adalah selisih antara penerimaan dengan total biaya per usahatani dengn satuan Rp. Rumus menghitung pendapatan petani adalah sebagai berikut : Pendapatan I = Peneriman R – Biaya Total TC Penerimaan R = P y .Y Universitas Sumatera Utara P y = Harga Produksi RpKg Y = Jumlah Produksi Kg Biaya Total TC = Biaya Tetap FC + Biaya Tidak Tetap VC Suratiyah, 2006. Khusus rumah tangga petani yang biasanya terdapat di pedesaan untuk pemenuhan kebutuhan diperlukan pendapatan, baik dari pekerjaan pokok sebagai petani maupun pekerjaan sampingan dari anggota keluarga yang bekerja Rahim dan Diah, 2008 Pendapatan rumah tangga petani dapat dicari dengan rumus sebagai berikut : Y = ∑ P n i=1 i + ∑ NP m j=1 j Dimana : Y = total pendapatan rumah tangga P = pendapatan rumah tangga dari kegiatan usahatani NP = pendapatan rumah tangga dari kegiatan non usahatani i = 1 ... n = usahatani di beberapa sub sektor dari anggota rumah tangga j = 1 ...n = non usahatani dari berbagai kegiatan anggota rumah tangga Rahim dan Diah, 2008. Dengan ketentuan : Pendapatan rumah tanggapetani dikatakan tinggi apabila pendapatan rumah tangga petani per bulan lebih tinggi dari Upah Minimum Regional UMR dan sebaliknya dikatakan rendah apabila pendapatan rumah tangga petani per bulan lebih rendah dari Upah Minimum Regional UMR. Universitas Sumatera Utara

2.3 Kerangka Pemikiran