2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pola Konsumsi Rumah Tangga
Teori Engel’s menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan rumah tangga maka semakin rendah persentase pengeluaran konsumsi
makanan.Berdasarkan teori klasik ini, maka suatu rumha tangga bisa dikategorikan sejahtera bila persentase pengeluaran untuk makanan jauh lebih
kecil daripada persentase pengeluaran untuk bukan makanan. Artinya proporsi alokasi pengeluaran untuk pangan akan semakin kecil dengan bertambahnya
pendapatan rumah tangga, karena sebagian besar dari pendapatan tersebut dialokasikan pada kebutuhan nonpangan. Jadi jelas bahwa pendapatan seseorang
sangat menentukan ketahanan pangan Sjirat, 2004.
Dalam teori kesejahteraan, kurva indeferen individu dapat diangkat menjadi kurva indeferen masyarakat, sehingga jika kesejahteraan individu meningkat maka
kesejahteraan masyarakat lokal, regional, dan nasional juga meningkat. Dengan demikian ada hubungan antara pangsa pengeluaran dengan ketahanan pangan.
Perhitungan pangsa pengeluaran pangan rumah tangga adalah sebagai berikut : �� =
�� �� ����
Dimana : PF = Pangsa pengeluaran pangan
PP = Pengeluaran untuk belanja pangan rumah tangga Rpbulan TP = Total pengeluaran rumah tangga Rpbulan
Universitas Sumatera Utara
Apabila hanya menggunakan indikator ekonomi dengan kriteria apabila pangsa pengeluaran pangan tinggi
≥ 60 pengeluaran total, maka kelompokrumah tangga tersebut merupakan golongan yang relatif kurang sejahtera atau keluarga
yang rawan pangan. Sementara itu, apabila pangsa pengeluaran pangan rendah 60 pengeluaran total, maka kelompokrumah tangga tersebut golongan yang
sejahtera atau keluarga yang tahan pangan Rachman, 2005.
2.2.2 Indikator Analisis Akses Pangan Pedesaan
a. Akses Fisik Akses pangan menunjukkan adanya jaminan bahwa setiap individu mempunyai
sumberdaya yang cukup untuk mengakses kebutuhan pangansesuai norma gizi. Jumlah pangan yang cukup dapat berasal dari kegiatan fisikmelalui produksi
sendiri atau pun dengan membeli.Persediaan pangan wilayah yang mencukupi kecukupan pemenuhan kebutuhan pangan setiap individu dalam wilayah tersebut
sangat dibutuhkan untuk menjamin akses panganwilayah tersebut.Pangan harus dapat tersedia secara fisik untuk seluruh anggotakeluarga.Pangan juga harus
tersedia secara terus-menerus dalam suatupasarwarung dimana rumahtangga tidak dapat memproduksi sendiri pangan yang dibutuhkannya Sharma 1992.
Akses fisik akan menentukan apakah sumber pangan yang dikonsumsiakan dapat ditemui dan mudah diperoleh. Kemudahan dalam memperoleh pangan ditunjang
oleh tersedianya sarana fisik yang cukup dalam memperoleh pangan.Kemudahan dalam memperoleh pangan ditunjang oleh sarana fisik seperti tersedianya sarana
pasar yang cukup dalam mempermudah memperoleh pangan Penny 1990.
Universitas Sumatera Utara
Suatu wilayahdaerah dikatakan akses pangannya tinggi apabila diwilayahdaerah tersebut terdapat pasar yang menjual bahan pangan pokok.Wilayahdaerah
tersebut dikatakan memiliki akses pangan yang sedang apabilatidak memiliki pasar dalam wilayahdaerah tersebut, namun jarak terdekatwilayahdaerah tersebut
dengan pasar pasar yang menjual bahan pangan pokokkurang dari dan atau sama dengan 3 km. Dikatakan akses pangannya rendahapabila jarak terdekat dengan
pasar lebih dari 3 km Deptan, 2007.
2.Akses Ekonomi Akses ekonomi terkait dengan daya beli masyarakat terhadap pangan.Meskipun
secara fisik pangan tersedia namun jika daya beli masyarakatnya rendah maka kemampuan masyarakat tersebut untuk memperoleh pangan juga rendah akses
masyarakat terhadap pangan rendah BKP Kota Medan, 2010. Akses pangan bergantung pada daya beli rumah tangga yang merupakan fungsi
dari akses terhadap mata pencaharian. Ini berarti akses pangan terjamin seiring terjaminnya pendapatan dalam jangka panjang. Dengan kata lain, keterjangkauan
pangan bergantung pada kesinambungan mata pencaharian. Mereka yang tidak menikmati kesinambungan dan kecukupan pendapatan akan tetap miskin. Jumlah
orang miskin mencerminkan kelompok yang tidak mempunyai akses yang cukup terhadap sumber nafkah yang produktif. Semakin besar jumlah orang miskin,
semakin rendah daya akses terhadap pangan dan semakin tinggi derajat kerawanan pangan di wilayah tersebut. Indikator ini menunjukkan kemampuan
untuk mendapatkan cukup pangan karena rendahnya kemampuan daya beli atau hal ini menunjukkan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, dll BKP Kota Medan, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Rumahtangga dapat dikatakan tahan pangan apabila tercukupinyapermintaan akan pangan. Pengukuran operasional atas permintaan akan pangann tersebut dalam
jangka waktu pendek dapat dipakai untuk memonitor aksesekonomi rumahtangga akan pangan, yaitu pendapatanpengeluaran dan hargaSharma 1992.
3. Akses Sosial Akses sosial rumahtangga terhadap pangan merupakan suatu aksescara untuk
mendapatkan pangan yang dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan pangannya melalui berbagai dukungan sosial, seperti bantuandukungan sosial dari
keluargakerabat, tetangga, serta teman. Bantuandukungan dari saudarakerabat, tetangga, atau teman dapat berupa bantuan pinjaman uangpangan, pemberian
bantuan pangan, pertukaran pangan, dan lain sebagainya. Selain dari dukungan sosial, kerawanan pangan berdasarkan akses sosial dapat dilihat dari tingkat
pendidikannya.
Pendidikan merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi akses pangan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin besar kesempatannya
untuk memperoleh pekerjaanpendapatan yang lebih baik sehingga semakin tinggi pula kemampuan daya belinya semakin tinggi aksesnya terhadap pangan
BKP Sumut, 2010.
2.2.3 Pendapatan Rumah Tangga Petani