Penelitian ini dilakukan di Desa Sempung Polding, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi. Adapun yang menjadi pertimbangan dalam memilih Desa
Sempung Polding karena desa tersebut memiliki luas lahan dan produksi padi sawah tertinggi di Kecamatan Lae Parira serta daerah tersebut dapat dijangkau
oleh peneliti dilihat dari Tabel 2.
Tabel 2. Luas Panen dan Rata-rata Produksi Padi Sawah Menurut Desa Tahun 2011
No Desa
Luas Lahan Ha
Produksi ton Rata-rata
Produksi tonha
1 Sumbul
236 1.487
6,30 2
Kentara 410
2.583 6,30
3 Lae Parira
350 2.065
5,90 4
Buluduri 260
1.508 5,80
5 Sempung Polding
570 3.249
5,70
6 Lumban Sihite
214 1.177
5,50 7
Lumban Toruan 210
1.281 6,10
8 Pandiangan
160 905,6
5,66 9
Kabanjulu 156
882,96 5,66
Jumlah 2.580
15.070,56 5,88
Sumber : PPL Kecamatan Lae Parira tahun 2012 Dari tabel 2 di atas dapat dilihat Desa Sempung Polding mempunyai produksi
tertinggi sebesar 3.249 ton sehingga dapat dikatakan bahwa desa ini sebagai salah satu sentra produksi padi sawah di Kecamatan Lae Parira.
3.2 Metode Penentuan Sampel
Populasi responden dalam penelitian ini adalah petani padi sawah yang bertempat tinggal di Desa Sempung Polling Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi.Jumlah
populasi petani padi sawah di daerah penelitian sebanyak 514 kepala keluarga KK.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menentukan besar sampel dari populasi digunakan rumus Slovin sebagai berikut :
Keterangan : n = Jumlah sampel 41 KK
N = Jumlah populasi petani padi sawah 514 KK e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerirdiinginkan . Sevilla, 1993.
Dengan taraf keyakinan 85 atau tingkat ketidaktelitian sebesar 15, maka dengan menggunakan rumus di atas diperoleh sampel sebesar :
Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan Metode Simple Random Sampling, dimana dari hasil perhitungan diperoleh jumlah sampel sebanyak
41 KK yang diambil secara acak.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan meliputi umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, dan pengeluaran pangan dan nonpangan keluarga, serta konsumsi pangan. Sedangkan data sekunder yang dikumpulkan meliputi data-data
yang berkaitandengan keperluan penelitian seperti luas lahan, luas panen,
Universitas Sumatera Utara
produksi dan rata-rata produksi, data mengenai karakteristik desa yang diperoleh dari lembaga instansi atau dinas dan hasil studi pustaka baik berupa buku ataupun
data statistik juga terkait dengan penelitian yang dilakukan.
3.4 Metode Analisis Data
Analisa dapat dilakukan setelah data-data dikumpulkan dengan lengkap.
Untuk tujuan penelitian 1, dianalisis dengan rumus :
Pendapatan I = Peneriman R – Biaya Total TC Penerimaan R = P
y
.Y TC = FC + VC
I = R – TC = P
y
.Y – FC + VC Dimana : I = Pendapatan Petani Rp
R = Penerimaan Rp TC = Total Biaya Rp
P
y
= Harga Produksi RpKg Y = Jumlah Produksi Kg
FC = Biaya Tetap Fixed Cost Rp VC = Biaya Tidak Tetap Variable Cost Rp
Suratiyah, 2006.
Kemudian setelah diketahui pendapatan petani, dicari pendapatan rumah tangga petani dengan rumus :
Y = ∑ P
n i=1
i
+ ∑ NP
m j=1
j
Universitas Sumatera Utara
Dimana : Y = total pendapatan rumah tangga
P = pendapatan rumah tangga dari kegiatan usahatani NP = pendapatan rumah tangga dari kegiatan non usahatani
i = 1 ... n = usahatani di beberapa sub sektor dari anggota rumah tangga j = 1 ...n = non usahatani dari berbagai kegiatan anggota rumah tangga.
Dengan ketentuan : Pendapatan rumah tangga petani dikatakan tinggi apabila pendapatan rumah
tangga petani per bulan lebih tinggi dari Upah Minimum Regional UMR dan sebaliknya dikatakan rendah apabila pendapatan rumah tangga petani per bulan
lebih rendah dari Upah Minimum Regional UMR.
Untuk tujuan penelitian 2, dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif
yaitu dengan melihat besar pangsa atau persentase pengeluaran pangan terhadap total pengeluaran rumah tangga petani padi sawah di daerah penelitian dan
dihitung dengan rumus sebagai berikut : PF =
PP TP
X100 Sinaga dan Nyak Ilham, 2002.
Dimana : PF = Pangsa pengeluaran pangan
PP = Pengeluaran untuk belanja pangan rumah tangga pengeluaran pangan Rpbulan
TP = Total pengeluaran rumah tangga pengeluaran pangan dan pengeluaran non pangan Rpbulan.
Universitas Sumatera Utara
Apabila hanya menggunakan indikator ekonomi dengan kriteria apabila pangsa pengeluaran pangan tinggi
≥ 60 pengeluaran total, maka kelompokr umah tangga tersebut merupakan golongan yang relatif kurang sejahtera atau rumah
tangga yang rawan pangan. Sementara itu, apabila pangsa pengeluaran pangan rendah 60 pengeluaran total, maka kelompokrumah tangga tersebut
golongan yang sejahtera atau rumah tangga yang tahan pangan Rachman, 2005.
Untuk tujuan penelitian 3, dianalisis dengan mengumpulkan informasi mengenai
akses pangan di daerah penelitian.Data disajikan secara tabulasi untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan
mudahdiinterpretasikan sehingga mampu menjawab tujuan penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 3. Indikator Akses Pangan Rumah Tangga Petani Padi Sawah Di Desa Sempung Polding Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi
Akses Indikator
Akses Rendah
Akses Sedang Akses
Tinggi
Fisik Lokasi Pasar
Luar Kecamatan
Luar desa dalam
kecamatan Dalam
Desa Jarak ke Pasar
2 km 1 – 2 km
1 km Sarana
Menuju Pasar Jalan kaki,
sepeda Sepeda motor
Angkot Waktu Perjalanan
ke Pasar 1 jam
30 menit – 1 jam
30 menit Biaya Perjalanan ke
Pasar Rp 3.000
Rp 2000 – Rp 3.000
Rp 2.000 Sosial
Jumlah Tanggungan 5 orang
3 – 4 orang 0 – 2 orang
Pendidikan KK dan Ibu
SD 6 th SD – SLTP
6-9 th SLTP
9 th Ekonomi
Pengeluaran Total Keluarga
G.K 1 – 1,5 G.K
1,5 G.K
Badan Pusat Statistik, 2007
Universitas Sumatera Utara
3.5 Definisi dan Batasan Operasional