Kebutuhan Biaya Input Karakteristik Sampel .1 Karakteristik Nelayan Pengolah Ikan Asin

Karena letak geografisnya yang berada disekitar pesisir, maka produsen ikan asin memiliki keterbatasan untuk memperoleh air bersih. Hal ini menyebabkan produsen harus membeli air bersih untuk pengolahan ikan asin. Pada Tabel 5.3 disajikan penggunaan air berdasarkan bahan baku yang dipakai pada pengolahan ikan asin : Tabel 5.3. Penggunaan Air Berdasarkan Bahan Baku pada Pengolahan Ikan Asin di Desa Bagan Asahan, Kabupaten Asahan, Tahun 2014 No Uraian Jumlah Unit Rataan 1. Jumlah Bahan Baku 10.790 360 2. Jumlah Air 41.075 1.369 Sumber : Data Olahan Primer Lampiran 2 Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa rata-rata jumlah pemakaian air untuk melarutkan 1 kg garam adalah 13 liter air.

5.1.3 Kebutuhan Biaya Input

Biaya yang digunakan dalam usaha pengolahan ikan terdiri dari biaya bahan baku, biaya bahan tambahan, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan peralatan. Biaya total diperoleh dari pertambahan biaya tetap dan biaya variabel, dimana biaya tetap terdiri biaya penyusutan peralatan ikan asin sedangkan biaya variabel diperoleh dari penjumlahan biaya bahan baku, biaya bahan tambahan, dan biaya tenaga kerja. 5.1.3.1 Biaya Variabel Pengolahan ikan asin bergantung pada besarnya modal dan kapasitas produksi yang dimiliki yaitu berupa sarana dan prasarana. Harga bahan baku ikan segar di daerah penelitian berfluktuasi mengikuti kelimpahan sumberdaya tangkapan Universitas Sumatera Utara nelayan. Rata-rata harga ikan segar di daerah penelitian bergerak pada kisaran harga Rp 3.000,- sampai dengan Rp 3.500,- per kg. Pergerakan harga ikan gulama segar sangat mempengaruhi keputusan produsen untuk membeli. Apabila harga ikan segar turun secara nyata, maka umumnya produsen akan membeli dalam jumlah banyak. Sebaliknya produsen akan mengurangi jumlah pembelian ikan segar apabila harga cenderung menaik. Pada Tabel 5.4 disajikan data penggunaan biaya bahan baku pengolahan ikan asin di daerah penelitian : Tabel 5.4 Jumlah Kebutuhan Biaya Bahan Baku Dalam Pengolahan Ikan Asin di Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan. Bahan Baku Ikan Segar Kebutuhan Biaya Rp Total Kg 10.790 37.215.000 Rataan Kg 360 1.240.500 Sumber : Data Olahan Primer Lampiran 8 Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa jumlah pembelian minimun bahan baku ikan segar adalah 30 kg dan yang paling tinggi 1000 kg. Dengan demikian kebutuhan biaya juga bergerak mengikuti banyaknya bahan baku ikan segar yang dibeli. Dari besarnya standar deviasi yang tinggi diketahui bahwa biaya yang digunakan sangat tidak merata dengan kisaran penggunaan biaya minimum Rp 105.000,- dan yang tertinggi Rp 3.500.000,- Bahan tambahan yang dibutuhkan dalam proses pengolahan ikan asin adalah garam dan air. Penggunaan garam dimaksudkan selain mengasinkan ikan adalah untuk mengawetkan ikan. Konsentrasi garam yang tinggi akan menyusutkan cairan di dalam tubuh ikan dan menghambat pertumbuhan bakteri dalam daging Universitas Sumatera Utara ikan. Biaya untuk bahan tambahan garam dan air memiliki presentase biaya sebesar 13,38 Rp 741.22,- dari seluruh total biaya. Dengan rincian untuk garam 3,8 dan selebihnya 10,38 adalah untuk kebutuhan biaya air. Besarnya kebutuhan biaya air dalam proses pengolahan ikan asin disebabkan keberadaan air di daerah penelitian dapat dikatakan cukup langka. Karena kebutuhan air untuk pengolahan ikan asin sangat transaksional, maka produsen harus mengeluarkan biaya Rp 150,- setiap liter. Besarnya biaya penggunaan garam dan air di daerah penelitian disajikan pada Tabel 5.5 berikut ini: Tabel 5.5 Jumlah Penggunaan dan Biaya Air Dalam Proses Pembuatan Ikan Asin di Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Tahun 2014. No Uraian Jumlah Penggunaan Kg Harga Satuan Rp Jumlah Biaya Rp 1. Garam Kg 3.285 1.510 5.111.400 2. Air Liter 41.075 150 6.161.250 Sumber : Data Olahan Primer Lampiran 8 Dari Tabel 5.5 dapat diinterpretasikan bahwa biaya penggunaan Jumlaair dalam proses pembuatan ikan asin lebih besar dibandingkan dengan biaya garam. Rata- rata penggunaan garam dalam pengolahan ikan asin di daerah penelitian adalah Rp 170.380,- sedangkan rata-rata biaya air Rp 205.375,- Tabel 5.6 Jumlah Penggunaan HKO Dalam Proses Pembuatan Ikan Asin di Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan Tahun 2014 No Uraian Jumlah Tenaga Kerja Orang UpahHKO Rp Total Upah Rp 1. Tenaga Kerja 288 24.480.000 816.000 Universitas Sumatera Utara Penggunaan tenaga kerja pada pengolahan ikan asin tergantung dari jumlah ikan yang akan diolah ketika ikan segar banyak, maka tenaga kerjanya akan semakin banyak banyak. Setiap tenaga kerja akan mengerjakan seluruh proses pengolahan ikan asin mulai dari proses pembelahan, pencucian, perendamanpengasinan, penjemuran hingga sampai pada tahapan akhir yaitu proses pengemasan. Dari Tabel 5.6 diketahui bahwa total penggunaan tenaga kerja sebanyak 288 orang dengan rata-rata HKO adalah 9,6.

5.1.4 Penerimaan dalam Pengolahan Ikan Asin