Potensi lain dari tanaman jarak ini yaitu pemanfaatan buah jarak sebagai bahan baku pestisida alami. Kandungan
ricine
murni dalam buah jarak ternyata memiliki kadar toksisitas alami yang cukup tinggi . Selain itu juga minyak jarak digunakan
sebagai bahan untuk produksi sabun sintesis, nilon, tinta, pernis dan cat Oplinger, dkk, 1990.
Asam risinoleat merupakan komposisi utama dari trigliserida minyak jarak adalah asam lemak yang memiliki struktur yang unik dibandingkan dengan asam
lemak lainnya, yaitu turunan asam oleat C
18:1
yang pada posisi ω-7 memiliki gugus
hidroksil serta mengandung ikatan π pada posisi ω-9 Miller, 1984.
Adapun yang menjadi komposisi asam lemak dari minyak jarak adalah Robert, 1997 :
Asam palmitat 1,5
Asam stearat 0,5
Asam oleat 5,0
Asam linoleat 4,0
Asam linolenat 0,5
Asam risinoleat 87,5
Dengan adanya gugus hidroksil ini menyebabkan asam risinoleat bersifat lebih polar dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Pada penggunaannya gugus hidroksil
tidak jenuh ini sering diubah menjadi gugus fungsi reaktif lainnya Manurung, 2008.
2.5 Amida
Amida ialah suatu senyawa yang mempunyai suatu nitrogen trivalent yang terikat pada suatu gugus karbonil. Amida disintesis dari derivat asam karboksilat dan
ammonia atau amina yang sesuai. Suatu amida mengandung nitrogen yang mempunyai sepasang elektron yang menyendiri dalam suatu orbital terisi. Hidrolisis
suatu amida dalam larutan asam berlangsung dalam satu cara yang serupa dengan hidrolisis suatu ester Fessenden, 1986.
Universitas Sumatera Utara
Amida mempunyai geometri datar. Sekalipun ikatan karbon-nitrogen biasanya ditulis sebagai ikatan tunggal, rotasi pada ikatan ini sangat terbatas, alasanya adalah
karena adanya resonansi yang sangat penting pada amida. Titik didihnya tinggi dibandingkan senyawa lain dengan bobot molekul yang sama, namun substitusi aktif
pada nitrogen cenderung menurunkan titik didih dan titik lelehnya karena menurunnya kemampuan membentuk ikatan hidrogen Hart, 1990
Amida merupakan turunan amonia atau amina dari asam organik. Ada beberapa cara membuat amida.Salah satu metode ialah dehidrasi garam amonium dari
asam karboksilat, cara lain ialah reaksi amonia atau amina dengan ester atau anhidrida asam karboksilat Wilbraham, 1992
Amida asam lemak pada industri oleokimia dapat dibuat dengan mereaksikan asam lemak atau metil ester asam lemak dengan suatu amina. Amida asam lemak
dibuat secara sintesis pada industri oleokimia dalam proses
Batch
, dimana ammonia dan asam lemak bebas bereaksi pada suhu 200
o
C dan tekanan 345-690 kPa selama 10 - 12 jam. Dengan proses tersebutlah dibuat amida primer seperti lauramida,
stearamida serta lainnya. Amida primer juga dibuat dengan mereaksikan ammonia dengan metil ester
asam lemak. Reaksi ini mengikuti konsep HSAB dimana H
+
dari ammonia merupakan
hard-acid
yang mudah bereaksi dengan
hard base
CH
3
O
-
untuk membentuk metanol. Sebaliknya NH
2 -
lebih
soft-base
dibandingkan dengan CH
3
O
-
akan terikat dengan R-C
+
=O yang lebih
soft acid
dibandingkan dengan H
+
membentuk amida.
Senyawa amina yang digunakan untuk reaksi tersebut antara lain etanol amina dan dietanol amin, yang jika direaksikan dengan asam lemak pada suhu tinggi 150
o
C- 200
o
C akan membentuk suatu amida dan melepaskan air. Reaksi aminasi antara alkil klorida lebih mudah dengan gugus amina dibanding dengan terjadinya reaksi
esterifikasi dengan gugus hidroksil. Adanya amina apabila direaksikan dengan ester baru terjadi pada suhu tinggi dan sangat lambat sekali apabila dilakukan pada suhu
rendah dengan bantuan katalis basa Lewis NaOMe yang lebih kuat dari trietilamin. Reaksi amidasi antara amina dan ester dengan bantuan katalis NaOMe dapat terjadi
Universitas Sumatera Utara
pada suhu 100
o
– 120
o
C, sedangkan apabila tidak digunakan katalis maka reaksi baru dapat berjalan pada suhu 150
o
– 250
o
C Gabriel,1984.
Senyawa amida juga mempunyai banyak kegunaan dalam bidang-bidang tertentu. Salah satu contoh yang paling nyata adalah senyawa sulfoamida. Sulfoamida
adalah suatu senyawa
kemoteraputica
yang digunakan di dalam pengobatan untuk mengobati macam-macam penyakit infeksi, antara lain disentri baksiler yang akut,
radang usus dan untuk mengobati infeksi yang telah resisten terhadap antibiotika Nuraini, 1998.
Amida asam lemak digunakan sebagai bahan pelumas pada proses pembuatan resin, baik sebagai pelumas internal maupun eksternal, amida tersebut berperan
mengurangi gaya kohesi pada polimer sehingga meningkatkan aliran polimer pada proses pengolahan Brahmana, dkk, 1994.
Amida berperan untuk mempengaruhi polimer yang melebur agar terlepas dari permukaan wadah logam pengolahan resin. Sebagai pelumas internal amida berperan
untuk mengurangi gaya kohesi dari polimer dan meningkatkan aliran polimer pada proses pengolahannya Reck, 1984.
2.6. Alkanolamida