Metodologi Penelitian Lemak dan Minyak

1.6 Loksai Penelitian - Penelitian ini dilakukan di laboratorium kimia Organik FMIPA USU Medan.

- Analisa FT-IR dilakukan di laboratorium BUMN di Sumatera Utara.

1.7 Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui eksperimen laboratorium. Biji jarak Risinus communis Linn yang kering dan halus dimaserasi dengan 2-Propanol untuk mendapatkan minyak. Selanjutnya minyak yang diperoleh diamidasi dengan mereaksikan senyawa minyak jarak dengan dietanolamin menggunakan katalis Natrium Metoksida dalam pelarut metanol pada kondisi refluks dengan suhu 70 -80 C dan diperoleh senyawa poliol. Poliol yang diperoleh direaksikan dengan toluen diisosianat pada rasio 2:1 diubah menjadi poliuretan. Terhadap poliol dilakukan analisis gugus fungsi melalui spektroskopi FT-IR dan terhadap poliuretan yang telah terbentuk dilakukan analisis gugus fungsi melalui spektroskopi FT-IR, kandungan gel dan densitas untuk poliuretan yang dihasilkan. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lemak dan Minyak

Lemak dan minyak adalah triester dari gliserol, yang dinamakan trigliserida.Lemak dan minyak sering dijumpai pada minyak nabati dan lemak hewan. Minyak umumnya berasal dari tumbuhan, contohnya minyak jagung, minyak zaitun, minyak kacang dan lain-lain. Minyak dan lemak mempunyai struktur dasar yang sama Hart, 1990 Lemak dan minyak merupakan salah satu kelompok dari golongan lipida. Satu sifat yang khas dari golongan lipida termasuk lemak dan minyak adalah daya larutnya dalam pelarut organik eter, benzene, khloroform atau sebaliknya ketidak- larutanya dalam pelarut air Sudarmadji dan Haryono, 1989 Lemak dan minyak dapat juga dibedakan berdasarkan perbedaan titik lelehnya, pada suhu kamar lemak berwujud padat, sedangkan minyak berwujud cair Wilbraham, 1992. Berdasarkan sumbernya, lemak digolongkan menjadi dua, yaitu lemak hewani yang berasal dari hewan dan lemak nabati yang berasal dari tumbuhan. Perbedaan dari lemak hewani dan lemak nabati yaitu: lemak hewani umumnya bercampur dengan steroid hewani yang disebut kolesterol, lemak nabati umumnya bercampur dengan steroid nabati yang disebut fitosterol. Kadar asam lemak tidak jenuh dalam lemak hewani lebih sedikit dibandingkan lemak nabati Ketaren, 2008 Universitas Sumatera Utara

2.2. Oleokimia