asam azelat Reck, 1984; Brahmana, 1994. Demikian juga dari asam lemak tidak jenuh melalui oksidasi dapat dihasilkan senyawa poliol yang banyak digunakan
sebagai monomer pembentuk polimer seperti polieter, poliester dan poliuretan. Sebagai bahan tambahan penggunaan oleokimia dapat digunakan sebagai :
slip agent,
pelumas, plastisizer dan stabilizer,
anti static agent,
katalis dan emulsifier.
Bahan anti slip
slip agent
yang biasanya digunakan adalah amida asam lemak C
8
-C
22
seperti dilakukan pada pembuatan plastik film poliolefin polietilen dan polipropilen yang digunakan untuk membungkus bahan makanan, fungsinya,
membuat permukaan resin tersebut licin dan tidak terjadi penggumpalan. Senyawa amida asam lemak tersebut yang digunakan biasanya adalah amida asam lemak primer
yang dapat dihasilkan melalui amidasi asam lemak. Bis-amida dan amida sekunder banyak digunakan sebagai pelumas pada proses pembuatan plastik. Pelumas pada
plastik ada yang berupa pelumas internal dan eksternal Reck, 1984.
Disamping penggunaan sebagai pelumas, bahan oleokimia ini juga digunakan sebagai
plastisizer
dan
stabilizer.
Plastisizer dan stabilizer yang banyak digunakan adalah turunan epoksi dari minyak tidak jenuh. Plastisizer ini berfungsi untuk
membuat plastik menjadi lunak dalam percetakan serta membantu emulsifier dalam mengendalikan kekentalan plastik untuk lebih mudah membentuknya. Akan tetapi
senyawa epoksi tersebut disamping berfungsi sebagai plastisizer juga sebagai stabilizer, sehingga apabila plastik itu terkena cahaya panas tidak terdegradasi
Reck,1984
2.4. Minyak Jarak
Tanaman jarak
Ricinus communis
Linn
termasuk dalam famili Euphorbiaceae, merupakan tanaman tahunan yang terdapat di daerah tropik maupun
subtropik dan dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 800 m di atas permukaan laut
Ketaren, 2008. Minyak jarak berwarna kuning pucat, tetapi setelah dilakukan proses
refining
dan
bleaching
warna tersebut hilang sehingga menjadi hampir tidak berwarna. Minyak jarak ini dapat disimpan dan tidak mudah menjadi tengik.
Kelarutanya dalam alkohol relatif tinggi, begitu juga di dalam eter, kloroform, dan
Universitas Sumatera Utara
asam asetat glasial. Minyak jarak tidak larut dalam minyak mineral kecuali kalau dicampur dengan minyak tumbuhan lain. Minyak jarak hampir keseluruhan berada
dalam bentuk trigliserida, terutama resinolenin dengan asam risinoleat sebagai komponen asam lemaknya. Kandungan tokoferol yang relatif kecil 0,05 serta
kandungan asam lemak esensial yang sangat rendah menyebabkan minyak jarak ini berbeda dengan minyak nabati lainya Weiss, 1983.
Minyak jarak diperoleh dari tanaman jarak melalui ekstraksi dengan pelarut, dimana minyak jarak ini disusun hampir 90 asam lemak risinoleat 12-hidroksi-cis-
oktadeka-9-enoat. Adanya risinoleat yang terdapat pada minyak jarak membuktikan bahwa minyak jarak memiliki sifat kepolaran sehingga minyak jarak lebih sempurna
terlarut dalam pelarut yang lebih polar dan seperti yang dilakukan oleh peneliti terdahulu dalam isolasi minyak jarak dari biji jarak kering secara ekstraksi pelarut
dengan membandingkan empat jenis pelarut yakni n-heksan, petroleum eter, etanol dan 2-propanol dimana hasil ekstraksi yang terbanyak diperoleh dengan menggunakan
pelarut 2-propanol Ginting, dkk, 2006.
Asam risinoleat, asam -12-hidroksi-9-oktadekanoat dengan rumus molekul C
18
H
34
O
3
merupakan asam lemak tidak jenuh monohidroksi gambar 2.1. yang merupakan jenis asam lemak utama dari minyak jarak.
H
3
C CH
2
CH OH
CH
2
C C CH
2
C O
OH
5 7
H H
Gamabar 2.1. Struktur kimia asam risinoleat
Asam risinoleat paling banyak terdapat dalam biji jarak, dimana gugus hidroksilnya terdapat pada posisi atom C
12
sehingga bersifat lebih polar dibandingkan dengan asam lemak lainya. Pada penggunaanya gugus hidroksil tidak jenuh ini sering
diubah menjadi gugus fungsi reaktif lainya. Untuk memisahkan asam risinoleat dengan asam lemak lainya yang masih berada dalam bentuk trigliseridanya maka
terlebih dahulu minyak jarak dimetilesterkan secara esterifikasi maupun interesterifikasi
Bailey’s, 1996.
Universitas Sumatera Utara
Potensi lain dari tanaman jarak ini yaitu pemanfaatan buah jarak sebagai bahan baku pestisida alami. Kandungan
ricine
murni dalam buah jarak ternyata memiliki kadar toksisitas alami yang cukup tinggi . Selain itu juga minyak jarak digunakan
sebagai bahan untuk produksi sabun sintesis, nilon, tinta, pernis dan cat Oplinger, dkk, 1990.
Asam risinoleat merupakan komposisi utama dari trigliserida minyak jarak adalah asam lemak yang memiliki struktur yang unik dibandingkan dengan asam
lemak lainnya, yaitu turunan asam oleat C
18:1
yang pada posisi ω-7 memiliki gugus
hidroksil serta mengandung ikatan π pada posisi ω-9 Miller, 1984.
Adapun yang menjadi komposisi asam lemak dari minyak jarak adalah Robert, 1997 :
Asam palmitat 1,5
Asam stearat 0,5
Asam oleat 5,0
Asam linoleat 4,0
Asam linolenat 0,5
Asam risinoleat 87,5
Dengan adanya gugus hidroksil ini menyebabkan asam risinoleat bersifat lebih polar dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Pada penggunaannya gugus hidroksil
tidak jenuh ini sering diubah menjadi gugus fungsi reaktif lainnya Manurung, 2008.
2.5 Amida