Penggunaan Oleokima Dalam Industri Polimer.

oleokimia. Produk-produk oleokimia antara lain dipergunakan sebagai surfaktan, deterjen, polimer, aditif bahan makanan, campuran bahan bakar biodiesel dan sebagainya. Penggunaan terbesar dari gliserol adalah pada industri farmasi seperti obat-obatan dan kosmetika serta makanan 50 dari total penggunaan. Sedangkan untuk asam lemak penggunaanya adalah dengan mengubahnya menjadi alkohol asam lemak, amida, garam asam lemak, seperti pada gambar 2.1 Rithler dan Knault, 1984, Brahmana, dkk,1994. Tabel 2.1 Diagram alur Oleokimia Bahan Dasar Bahan Dasar Oleokimia Turunan Oleokimia Minyak Lemak Asam Lemak Amida Asam Lemak Alkohol Amina Asam Lemak Asam Lemak Metil ester Asam Lemak Gliserol Diikuti reaksi-reaksi seperti:  Amidasi  Klorinasi  Epoksidasi  Hidrogenasi  Sulfonasi  Transesterifikasi  Esterifikasi  Safonifikasi Profilena ,farafin dan etilena Sumber : Richter dan Knaut, 1984 Ket : Alami : Sintetis

2.3 Penggunaan Oleokima Dalam Industri Polimer.

Turunan lemak dan minyak dalam industri polimer dapat dimanfaatkan sebagai monomer pembentuk bahan polimer maupun sebagai bahan tambahan untuk memperbaiki sifat polimer tersebut termasuk memperbaiki permukaan maupun memperkuat ketahanan polimer. Asam lemak tidak jenuh seperti oleat C 18:1 , linoleat C 18:2 maupun risinoleat C 18:1-OH telah dikembangkan untuk dioksidasi menjadi Universitas Sumatera Utara asam azelat Reck, 1984; Brahmana, 1994. Demikian juga dari asam lemak tidak jenuh melalui oksidasi dapat dihasilkan senyawa poliol yang banyak digunakan sebagai monomer pembentuk polimer seperti polieter, poliester dan poliuretan. Sebagai bahan tambahan penggunaan oleokimia dapat digunakan sebagai : slip agent, pelumas, plastisizer dan stabilizer, anti static agent, katalis dan emulsifier. Bahan anti slip slip agent yang biasanya digunakan adalah amida asam lemak C 8 -C 22 seperti dilakukan pada pembuatan plastik film poliolefin polietilen dan polipropilen yang digunakan untuk membungkus bahan makanan, fungsinya, membuat permukaan resin tersebut licin dan tidak terjadi penggumpalan. Senyawa amida asam lemak tersebut yang digunakan biasanya adalah amida asam lemak primer yang dapat dihasilkan melalui amidasi asam lemak. Bis-amida dan amida sekunder banyak digunakan sebagai pelumas pada proses pembuatan plastik. Pelumas pada plastik ada yang berupa pelumas internal dan eksternal Reck, 1984. Disamping penggunaan sebagai pelumas, bahan oleokimia ini juga digunakan sebagai plastisizer dan stabilizer. Plastisizer dan stabilizer yang banyak digunakan adalah turunan epoksi dari minyak tidak jenuh. Plastisizer ini berfungsi untuk membuat plastik menjadi lunak dalam percetakan serta membantu emulsifier dalam mengendalikan kekentalan plastik untuk lebih mudah membentuknya. Akan tetapi senyawa epoksi tersebut disamping berfungsi sebagai plastisizer juga sebagai stabilizer, sehingga apabila plastik itu terkena cahaya panas tidak terdegradasi Reck,1984

2.4. Minyak Jarak