dengan makna ‘bersedia’dan ‘lengkap’sebagai makna baru dari makna dasar walau hanya sedikit atau pun berupa kiasan dalam konteks pemakaian kalimat.
8 a. Nungnga tubu anakni si Bonar. sudah lahir anaknya si Bonar
‘Anak si Bonar sudah lahir’ b. Nungnga tubu duhut di haumana i.
sudah lahir rumput di sawahnya itu. ‘Di sawahnya rumput sudah tumbuh’
c. Gabe tubu do hata na so denggan di ulaon i.
jadi lahir P kata P tidak baik di pesta itu. ‘Di pesta itu timbul pembicaraan yang tidak baik’
Dari kalimat di atas, pada kalimat 8a kata tubu memiliki makna ‘lahir’ adalah makna dasar dari kata tersebut, sedangkan pada kalimat 8b dan8c yang
bermakna ‘tumbuh’ dan ‘timbul’ merupakan makna baru setelah makna dasar. dari ketiga kalimat tersebut tampak, bahwa kata tubu adalah polisemi berbentuk
kata dasar. kata tubu yang bermakna ‘lahir’sebagai makna dasarnya masih memiliki
hubungan makna dengan ‘tumbuh’ dan ‘timbul’ makna baru setelah makna dasarnya walau hanya sedikit atau pun berupa kiasan dalam konteks pemakaian
kalimat.
4.1.2 Polisemi Bentuk Kata Kompleks
Polisemi berbentuk kata kompleks merupakan polisemi yang dibentuk dari kata yang sudah mengalami afiksasi atau pengimbuhan. kata kompleksturunan
Universitas Sumatera Utara
adalah kata yang dibentuk melalui transposisi, pengafiksan,
reduplikasiperulangan, atau pemajemukan Alwi dkk, 2003:101. dalam BBT polisemi berbentuk kata kompleksverba turunan banyak ditemukan, kata-kata itu
antara lain: Marujung, Sorohon, Mardomu, Mamungka, Marurus, Remet-remet, Gogo-gogo, Marbirong-birong.
Untuk membuktikan bahwa kata-kata tersebut adalah polisemi, dapat dilihat dari konteks kalimat berikut:
9 a. Nungnga naeng marujung taon 2010 on. sudah mau berakhir tahun 2010 ini
‘Tahun 2010 sudah mulai berakhir’ b.
Nunga marujung ngolu ompung ni Polan sudah berakhir hidup nenek P Polan
‘Neneknya Polan sudah meninggal dunia’ c.
Ndang marujung dope dikarejoi halak i belum berakhir P dikerjakan orang itu
‘Belum selesai dikerjakan orang itu’ Dari kalimat di atas, pada kalimat 9a kata marujung memiliki makna
‘berahir’ adalah makna denotasi sebenarnya dari kata tersebut, dan dalam kalimat 9b dan 9c kata marujung memiliki makna “meninggal dunia’dan
‘selesai” yang merupakan makna konotasi makna yang tidak sebenarnya dari kata tersebut. dari kalimat itu tampak bahwa kata marujung adalah polisemi yang
berbentuk kata kompleksturunan dengan pembubuhan afiks mar- dengan penambahan bentuk dasar ujung. kata marujung yang bermakna ‘berahir’ sebagai
Universitas Sumatera Utara
makna konseptualnya, masih memiliki hubungan makna dengan makna ’meninggal dunia’ dan ‘selesai’ walau hanya sedikit atau pun berupa kiasan dalam
konteks kalimat. 10 a. Di sorohon panodong i do tas ni Ina-ina i
di rampas penjambret itu P tas P Ibu-ibu itu ‘Penjambret itu merampas tas Ibu itu’
b. Di sorohon ibana dope manghatai hape naeng ro udan
di rampas dia P ngobrol padahal mau datang hujan ‘Di sempatkan dia masi ngobrol sementara mau hujan’
Dari kalimat di atas, pada kalimat 10a kata sorohon memiliki makna ‘merampas’ sebagai makna dedenotasi dari kata itu. sedangkan pada kalimat 10b
kata sorohon memiliki makna ‘sempatkan’ sebagai makna baru dari setelah makna dasarnya. dari kedua kalimat tersebut tampak, bahwa kata sorohon adalah
polisemi berbentuk kata kompleks yang terbentuk dari bentuk dasar soroh dengan pembubuhan afiks on-. kata sorohon yang bermakna ‘merampas’ makna dasar
‘sempatkan’ makna baru, masih memiliki hubungan makna walau hanya sedikit atau pun berupa kiasan dalam konteks pemakaian kalimat.
11a. Ndang jadi siPolan tu adaran mardomu ala ro udan Tidak jadi si Polan ke ladang berhubung karena datang hujan
‘Polan tidak jadi keladang berhubung karena hujan’ b.
Ndang mardomu ibana tu anggina ala marbadai Tidak berhubung dia P adeknya karena berantam
‘Dia sama adeknya tidak bersatu karena berantam’
Universitas Sumatera Utara
c. Ndang olo ibana mardomu dohot dongan na i
Tidak mau dia berhubung sama kawannya itu ‘Dia sama kawannya tidak mau berdamai’
Dari kalimat di atas, pada kalimat 11a kata mardomu memiliki makna ‘berhubung’ adalah makna dasar dari kata tersebut, dan dalam kalimat 11b dan
11c kata mardomu memiliki makna “bersatu’ dan ‘berdamai” yang merupakan makna baru dari kata tersebut setelah makna dasarnya., dari kalimat itu tampak
bahwa kata mardomu adalah polisemi yang berbentuk kata kompleksturunan dengan pembubuhan afiks mar- dengan penambahan bentuk dasar domu yang
bermakna ‘hubung’. kata marujung yang bermakna ‘berahir’ sebagai makna dasarnya, masih memiliki hubungan makna dengan makna ’bersatu’ dan
‘berdamai’ walau hanya sedikit atau pun berupa kiasan dalam konteks kalimat. 12a Ibana do parjolo mamungka bada i
dia P pertama memulai pertengkaran itu ‘Dia yang pertama memulai pertengkaran itu
b. Ibana do parjolo mamungka jabu disi
dia P pertama memulai rumah disitu Dia yang pertama mendirikan rumah disitu’
c. Ibana do parjolo mamungka tombak i gabe adaran
Dia P pertama memulai hutan itu jadi ladang ‘Dia yang pertama merintis hutan itu menjadi ladang’
Dari kalimat di atas, pada kalimat 12a kata marmungka memiliki makna ‘memulai’ adalah makna dasar dari kata tersebut, dan dalam kalimat 12b dan
Universitas Sumatera Utara
12c kata mamungka memiliki makna “mendirikan’ dan ‘merintis” yang merupakan makna baru dari kata tersebut setelah makna dasarnya., dari kalimat
itu tampak bahwa kata mamungka adalah polisemi yang berbentuk kata kompleksturunan dengan pembubuhan afiks ma- dengan penambahan bentuk
dasar pungka yang bermakna ‘mulai’. kata mamungka yang bermakna ‘memulai’ sebagai makna dasarnya, masih memiliki hubungan makna dengan makna
’mendirikan’ dan ‘merintis’ walau hanya sedikit atau pun berupa kiasan dalam konteks kalimat.
13a. Marurus sude bulung ni kopi i alani udan Berjatuhan semua daun P kopi itu karena hujan
Semua daun kopi itu berjatuhan karena hujan b.
Marurus sude bulung ni hau i ala naeng mate berjatuhan semua daun P pohon itu karna mau mati
‘Daun pohon itu berguguran karna mau mati’ c.
Marurus obuk ni ompung sude berjatuhan rambut P nenek semua
‘Rontok semua rambut nenek’ Dari kalimat di atas, pada kalimat 13a kata marurus memiliki makna
‘berjatuhan’ adalah makna dasar dari kata tersebut, dan dalam kalimat 13b dan 13c kata marurus memiliki makna “berguguran’ dan ‘rontok” yang merupakan
makna baru dari kata tersebut setelah makna dasarnya, dari kalimat itu tampak bahwa kata marurus adalah polisemi yang berbentuk kata kompleksturunan
dengan pembubuhan afiks ma- dengan penambahan bentuk dasar rurus yang
Universitas Sumatera Utara
bermakna ‘jatuh’. kata marurus yang bermakna ‘berjatuhan’ sebagai makna dasarnya, masih memiliki hubungan makna dengan makna ’berguguran’ dan
‘rontok’ walau hanya sedikit atau pun berupa kiasan dalam konteks kalimat. 14a. Remet-remet sude parbue ni garkau on
kecil-kecil semua buah P ubikayu ini ‘Buah ubi kayu ini semuanya kecil-kecil’
b. Remet-remet do timbaho i diseati
Kecil-kecil P tembakau itu diirisi ‘Tembakau itu diirisnya halus-halus’
Dari kalimat di atas, pada kalimat 14a kata remet-remet memiliki makna ‘kecil-kecil’ sebagai makna dasar dari kata itu. sedangkan pada kalimat 14b kata
remet-remet memiliki makna ‘halus-halus’ sebagai makna baru dari kata itu setelah makna dasarnya. dari kedua kalimat tersebut tampak, bahwa kata remet-
remet adalah polisemi berbentuk kata kompleks yang terbentuk dari bentuk dasar remet. kata remet-remet yang bermakna ‘kecil-kecil’ makna konseptualnya
‘halus-halus’ makna konotasinya, masih memiliki hubungan makna walau hanya sedikit atau pun berupa kiasan dalam konteks pemakaian kalimat.
15a. Gogo-gogo do halak i sude karejo kuat-kuat P orang itu semua kerja
‘Semua orang itu kuat-kuat kerja’ b.
Gogo-gogo hian soara ni haak i manghatai kuat-kuat sekali suara P oarang itu berbicara
‘Orang itu berbicara keras-keras kali’
Universitas Sumatera Utara
Dari kalimat di atas, pada kalimat 15a kata gogo-gogo memiliki makna ‘kuat- kuat’ sebagai makna dasar dari kata itu. sedangkan pada kalimat 10b kata
sorohon memiliki makna ‘keras-keras’ sebagai makna baru dari kata tersebut setelah makna dasarnya. dari kedua kalimat tersebut tampak, bahwa kata gogo-
gogo adalah polisemi berbentuk kata kompleks yang merupakan reduplikasi dari bentuk dasarnya yaitu, gogo yang bermakna ‘kuat’. kata gogo-gogo yang
bermakna ‘kuat-kuat’ makna dasarnya, masih memiliki hubungan makna dengan ‘keras-keras’ makna barunya’ walau hanya sedikit atau pun berupa kiasan dalam
konteks pemakaian kalimat. 16a. Na birong-birong halak na
P hitam-hitam orang P ‘Orangnya yang hitam-hitam’
b. Birong-birong langit on hira naeng ro udan hitam-hitam lagit ini seperti mau datang hujan
‘Mendung-mendung langit ini, mungkin mau hujan’ Dari kalimat di atas, pada kalimat 16a kata birong-birong memiliki makna
‘hitam-hitam’ sebagai makna dasar dari kata itu. sedangkan pada kalimat 16b kata birong-birong memiliki makna ‘mendung-mendung’ sebagai makna baru dari
kata tersebut, setelah makna dasarnya. dari kedua kalimat tersebut tampak, bahwa kata biring-birong adalah polisemi berbentuk kata kompleks yang merupakan
reduplikasiperulang dari bentuk dasarnya yaitu birong ‘hitam’ yang bermakna ‘. kata birong-birong yang bermakna ‘hitam-hitam’ makna dasarnya, masih
memiliki hubungan makna dengan ‘mendung’ makna barunya walau hanya
Universitas Sumatera Utara
sedikit atau pun berupa kiasan dalam konteks pemakaian kalimat.
4.2 KATEGORI KATA POLISEMI