Polisemi Kategori Verba KATEGORI KATA POLISEMI

sedikit atau pun berupa kiasan dalam konteks pemakaian kalimat.

4.2 KATEGORI KATA POLISEMI

Alwi membagi kata dalam empat kelompok yaitu: 1.Verba kata kerja, yaitu kata yang berfungsi sebagai predikat dalam tataran klausa atau kalimat, Misalnya, mandi, makan. 2.Nomina kata benda, yaitu kata yang mengacu kepada manusia, binatang, benda, konsep atau pengertian. Misalnya, pedagang, kucing, meja dan ilmu. 3.Adjektiva kata sifat, yaitu: Kata yang dapat bergabung dengan partikel tidak, sekali, sangat seperti tidak enak, tidak baik; Kata yang dapat mendampingi nomina seperti: perempuan cantik, anak baik; Kata yang dapat didampingi partikel sekali, seperti: cantik sekali, baik sekali; 4. Adverbia kata keterangan, Selain empat kategori itu, dalam bahasa Indonesia dikenal pula satu kelompok lain yang disebut kata tugas. Kelompok kata tugas ini adalah preposisi kata depan, konjungtor kata sambung, dan partikel. Berdasarkan kategori kelas kata di atas. dalam BBT polisemi ada beberapa kategori kata salah satunya adalah seperti berikut:.

4.2.1 Polisemi Kategori Verba

Kata kerja atau verba adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses, dan keadaan yang bukan merupakan sifat. kata kerja pada umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat. polisemi kategori verba terdiri dari kata dasar dan kata kompleks dalam tataran klausa atau kalimat. Contoh polisemi kategori verba dalam BBT yaitu: Laho, Mandabu, Maradian, Mangambati,Jongjong, Mangarade Kata-kata diatas merupakan polisemi kategori verba dalam BBT, ini dapat Universitas Sumatera Utara dilihat dari konteks kalimat berikut: 17a. Nungnga laho abang tu adaran sudah pergi abang ke ladang ‘Abang pergi ke ladang’ b. Naeng laho mangoli ma anak na i sudah pergi kawin P anak P itu ‘Anaknya itu mau kawin’ c. Nungnga ro motor na abang, laho ma ho sudah datang bus P abang, pergi P kau ‘Berangkatlah abang, busnya sudah datang Dari kalimat di atas, pada kalimat 17a kata laho memiliki makna ‘pergi’ adalah makna dasar dari kata tersebut, dan dalam kalimat 17b dan 17c kata laho memiliki makna “mau’dan ‘berangkat” yang merupakan makna baru kata tersebut. dari kalimat itu tampak bahwa kata laho adalah polisemi kategori verba yang maknanya menyatakan perbuatan atau tindakan. kata laho yang bermakna ‘pergi’ sebagai makna konseptualnya, masih memiliki hubungan makna dengan makna ’mau’ dan ‘berangkat’ walau hanya sedikit atau pun berupa kiasan dalam konteks kalimat. 18a. Abang do na mandabu soban i? Abang P yang menjatuhkan kayubakar itu? ‘Abangnya yang menjatuhkan kayu bakar itu? b. Nungnga mandabu boni halak i Sudah menjatuhkan benih orang itu. Universitas Sumatera Utara ‘Orang itu sudah menabur benih’ Dari kalimat di atas, pada kalimat 18a kata mandabu memiliki makna ‘menjatuhkan’ sebagai makna dasar dari kata tersebut, sedangkan pada kalimat 18b kata mandabu memiliki makna ‘menabur’ yang merupakan makna baru yang timbul setelah makna dasarnya. dari kedua kalimat tersebut tampak, bahwa kata mandabu adalah polisemi kategori verba. Kata mandabu yang bermakna ‘menjatuhkan’ sebagai makna dasar masih memiliki hubungan makna dengan makna ‘menabur’ makna baru yang muncul setelah makna dasar walau hanya sedikit atau pun berupa kiasan dalam konteks pemakaian kalimat. 19a. Beta ma jolo hita maradian nungnga mohop ari ayo P dulu kita beristirhat sudah panas hari ‘Beristirahatlah dulu kita hari sudah panas’ b. Beta ma hita mangan binsan maradian motor on ayo P kita makan, numpung beristirahat bus ini ‘Makanlah dulu kita, numpung bus ini berherti’ Dari kalimat di atas, pada kalimat 19a kata maradian memiliki makna ‘menjatuhkan’ sebagai makna dasar dari kata tersebut, sedangkan pada kalimat 19b kata maradian memiliki makna ‘berhenti’ yang merupakan makna baru yang timbul setelah makna dasarnya. dari kedua kalimat tersebut tampak, bahwa kata maradian adalah polisemi kategori verba yang terbentuk dari bentuk dasar maradi+an sebagai afiks. Kata maradi yang bermakna ‘beristirahat’ sebagai makna dasar masih Universitas Sumatera Utara memiliki hubungan makna dengan makna ‘berhenti’ makna baru yang muncul setelah makna dasar walau hanya sedikit atau pun berupa kiasan dalam konteks pemakaian kalimat. 20a. Pajongjong sapu i dirikan sapu itu ‘Dirikan sapu itu’ b. Lao pajongjong jabu do halak i mau mendirikan rumah P orang itu. ‘Orang itu, mau membangun rumah’ Dari kalimat di atas, pada kalimat 20a kata pajongjong memiliki makna ‘mendirikan atau dirikan’ sebagai makna dasar dari kata tersebut, sedangkan pada kalimat 20b kata pajongjong memiliki makna ‘membangun’ yang merupakan makna baru yang timbul setelah makna dasarnya. dari kedua kalimat tersebut tampak, bahwa kata pajongjongi adalah polisemi kategori verba. Kata pajongjong yang bermakna ‘mendirikandirikan’ sebagai makna dasar masih memiliki hubungan makna dengan makna ‘membangun’ makna baru yang muncul setelah makna dasar walau hanya sedikit atau pun berupa kiasan dalam konteks pemakaian kalimat. 21a Nungga mangarade nasida naeng berangkat sudah bersiap-siap mereka mau berangkat ‘Mereka sudah bersiap-siap ingin berangkat’ b. Nungnga mangarade nasida angka na hombar tu ulaon i sudah bersiap-siap mereka segala P perlu untuk pesta itu Universitas Sumatera Utara ‘Mereka sudah menyediakan semuanya untuk keperluan pesta itu’ Dari kalimat di atas, pada kalimat 21a kata mangarade memiliki makna ‘bersiap-siap’ sebagai makna dasar dari kata tersebut, sedangkan pada kalimat 21b kata mangarade memiliki makna ‘menyediakan’ yang merupakan makna baru yang timbul setelah makna dasarnya. dari kedua kalimat tersebut tampak, bahwa kata mangarade adalah polisemi kategori verba. Kata mangarade yang bermakna ‘bersiap-siap’ sebagai makna dasar masih memiliki hubungan makna dengan makna ‘menyediakan’ makna baru yang muncul setelah makna dasar walau hanya sedikit atau pun berupa kiasan dalam konteks pemakaian kalimat.

4.2.2 Polisemi Kategori Nomina