akibat adanya sikap dan penilaian tertentu masyarakat pemakainya. Dalam hal ini makna dapat mengalami 1 peyorasi yakni apabila makna suatu kata akhirnya
dianggap memiliki nilai rendah atau memiliki konotasi negatif. Misalnya kata ngamar semula mengandung makna berada di kamar, tetapi
akhirnya dapat mengandung pengertian negatif sehingga pemakainnya pun berusaha di hindari. 2 ameliorasi, yakni bila suatu kata memiliki makna yang
memiliki nilai maupun konotasi lebih baik dari makna sebelumnya. kata yang mengalami ameliorasi. misalnya, kata gambaran yang semula hanya mengandung
makna hasil kegiatan menggambar dengan masuknya kata abstraksi kata gambaran dapat mengandung pengertian pembayangan secara imajinatif, kata
wanita yang lebih dekat dengan bentuk betina akhirnya memiliki nilai lebih baik dari pada perempuan, Aminuddin,2001:130.
2.2.4.2 Penyebab Polisemi
Dalam pemakaian bahasa, polisemi itu timbul disebabkan oleh beberapa bagian berikut:
1. Perluasan Pemakaian
Perluasan pemakaian sebuah kata pada mulanya digunakan untuk satu kontekstual tertentu, tetapi kata itu kemudian mengalami perluasan pemakaian
pada konteks lain. misalnya: kata jatuh yang memiliki makna konseptul ’meluncur kebawah dengan cepat’ yang kemudian mengalami parluasan
pemakaian seperti: 1 jatuh cinta yang bermakna ‘menaruh hati kepada’, 2 jatuh harga ‘turun harga’ 3 jatuh dalam waktu ujian ‘gagal dalam ujian’.
Universitas Sumatera Utara
2. Pemakaian Khas Pada Suatu Lingkungan Masyarakat
Arti yang berbeda dari sebuah kata timbul karena dipakai oleh lingkungan masyarakat yang berbeda. perbedaannya dengan faktor pertama ialah faktor kedua
itu ditekankan pada lingkungan masyarakat pemakainya, sedangkan faktor pertama ditekankan pada bidang pemakaian. misalnya, kata operasi pada bidang
kedokteran yang bermakna ‘pekerjaan membedah bagian tubuh untuk menyelamatkan nyawa’ pada bidang militer kata operasi bermakna ‘kegiatan
untuk melumpuhkan musuh atau memberantas kejahatan’ sedangkan bagi departemen tenaga kerja kata operasi bermakna ‘salah satu kegiatan yang akan
atau sedang dilaksanakan’. 3. Pemakaian Kiasan
Faktor yang ketiga, yang menyebabkan polisemi adalah pemakaian kata untuk makna kiasan. Sebuah kata digunakan dengan makna kiasan karena
pemakai bahasa ingin membandingkan, mengibaratkan, atau memisahkan suatu kejadian tertentu dengan kejadian lain. misalnya: kata bunga yang arti
konseptualnya ‘bagian tumbuhan yang bakal buah warnanya indah dan beragam. namun, bentuk kata tersebut dijadikan sebagai kiasan seperti pada kata: 1 bunga
bibir ‘kata-kata manis’ 2 bunga hati ‘orang yang sangat disayangi’ 3 bunga uang ‘keuntungan dari meminjam dan menabung uang’ 4 bunga kehidupan
‘kesenangan hidup’. 4. Pemberdayaan Bahasa
Faktor lain yang menyebabkan polisemi adalah pemberdayaan sebuah kata pada beberapa konteks berdasarkan pada makna dasarnya atau tetap berhubungan
Universitas Sumatera Utara
makna dengan konseptualnya.terbatasnya kata untuk mengungkapkan banyak hal mengakibatkan sebuah kata perlu digunakan untuk beberapa konteks sehingga
pada gilirannya mengakibatkan kata itu memiliki banyak makna. Pada hakikatnya, polisemi atau sebuah kata yang mempunyai makna
ganda memberikan peluang bagi pemakai bahasa untuk berbahsa secara lebih kaya, lebih cermat, lebih bervariasi dengan tidak menimbulkan hambatan-
hambatan dalam berkomunikasi. juga mendukung keperluan berbahasa karena pertimbangan-pertimbangan sosio-kultur tertentu.
2.3 Tinjauan Pustaka